"Gue liat pergerakan sanca, orang suruhan gue bilang orang orangnya sanca udah tau dimana merak sekolah, otomatis gue panic dan nelfon lo. Pas nelfon lo gue dikatain anjing lagi, emang bangsat ya lu di. Gue udah merelekan gue yang tampan ini lo katain anjing tapi ternyata lo belom lakuin apa yang gue suruh"

"Gue bukan kacung lu nyet. Emang kenapa sih lu perlu bantuan gue buat lindungin merak?, setiap gue tanya lo pasti gamau jawab. Lo kan bisa lindungin dia pake tangan lo sendiri?"
"Gue gamau sanca makin gampang ngelacak dia, lagian ntar kalo gue deket sama dia, gak aka nada cewek yang mau gue ajak naik ranjang lagi" dia mengucapkan itu dengan senyum miring andalannya
"Emang ya ram kapasitas otak mempengaruhi pikiran, otak lo isinya cuma ranjang ama cewek doang. Dasar iblis penjahat kelamin"
"Dipati ku tersayang, kaya nya lo ga ngaca deh, jumlah cewek yang lo tidurin sama yang gue tidurin kan sama banyak. Jadi berarti lo juga PK sama kaya gue"

Aku tak menggubris ucapan nya. Aku langsung masuk ke kamar dan melepaskan semua peralatan penyamaranku. Setelah selesai aku keluar kamar dan aku melihat rama sedang mendekati mama untuk merayu nya agar aku boleh ikut bersamanya. Aku mendengar sekilas ucapannya

"Plis tan, aku ga bakal apa-apain anak tante yang ganteng, Cuma mau ngajak dipa main tan"
"Tante ga yakin"
"Kalo aku bohong sama tante, tante boleh deh posting foto selfie aku bareng tante sama dipati di Instagram"
"Yakin nih ya? Yaudah deh tante bolehin"

Ya ampun ma, dengan tawaran seperti itu mama merelakan anaknya yang tampan dibawa iblis dari neraka macam rama. Dan aku yakin tujuan rama sebenarnya, ia akan mengajakku ke basecamp untuk membicarakan masalah tadi, bukan bermain seperti yang dikatakan rama pada mama.

***

*DxAuthor pov*
Shifa merasa hancur akhir-akhir ini. Satu alasan yang membuatnya begitu hancur yaitu pernyataan cinta pertamanya yang menyukai sahabatnya sendiri, Kirana.

Gerald adalah cowok pertama yang membuat jantung shifa 2x berdetak lebih kencang dari biasanya. Dan ia merasakannya sejak SMP. Ia merasa membenci dirinya sendiri dan merasa bodoh sekarang. Apa ia harus mengalah atau malah melakukan hal lain agar mendapatkannya? tapi dengan cara apa?

"Akhh" Erang shifa. Ia benar-benar muak dengan kehidupannya. Rasanya ingin mati. batinnya.
Tiba-tiba ada suara ketukan pintu kamar gadis itu. Dan saat pintu itu terbuka munculah seorang wanita cantik dengan wajah mirip seperti Shifa. Ya dia adalah mama dari Shifa. Mereka hanya tinggal berdua di rumah ini semenjak papah dan mama-nya bercerai. Maka dari itu, sifat gadis itu yang dulunya ceria sangat ceria, menjadi seseorang yang dingin dan selalu saja membantah.

"Shifa, apa kamu ada masalah? kamu bisa cerita ke mama" Shifa nya diam dengan pandangan lurus ke depan. ia tidak menghiraukan perkataan mama nya itu.

Sang mama mengelus lembut surai hitam sepundak bawah milik Shifa.
"Mama akan menunggu cerita jika kau siap. Sebaiknya kamu istirahat ini sudah jam 11 malam" kata wanita paruh baya itu. Shifa mengangguk pelan lalu menidurkan badannya. Setelah posisinya nyaman, mama-nya menyelimuti tubuh anaknya lalu mencium kening anak gadis satu-satunya ini.

"Mama sayang sama kamu" Lalu wanita itu keluar dari kamar Shifa.

Meninggalkan gadis ini yang masih membuka matanya menatap kosong atap kamarnya. Pikirannya masih saja mengingat kejadian tadi. Hingga akhirnya ia tertarik ke alam bawah sadar.
***
*Shifa pov*
Mataku mulai terbuka saat merasakan sebuah cahaya yang mengenai wajahku.Hari ini adalah hari minggu. Jadi aku memutuskan untuk berolahraga. Mungkin dengan berolahraga aku dapat meringankan pikiranku. Aku sedang kacau sekarang. Aku butuh sesuatu yang dapat membuatku lebih baik.

Setelah selesai bersiap-siap, aku langsung keluar rumah dengan kaos tipis yang dibalutkan jaket abu-abu ditambah celana training.
Aku mulai berlari sekitar perumahanku. Hingga aku berhenti disebuah taman yang tak jauh dari perumahanku. Aku duduk disebuah ayunan. Lagi-lagi aku memikirkan kejadian kemarin. Air mataku tiba-tiba menetes tanpa sadar. Bodohnya aku harus menangisinya. Apa gunanya? Aku langsung menghapus air mataku. Sebelum hendak berlari lagi.
***
Setelah sampai dirumah aku langsung pergi ke dapur untuk mengambil minum. Aku benar-benar merasakan haus. Hingga mama ku datang dan berdiri disampingku. Dan keheningan menyelimuti kita, hingga ia berkata

"Shifa, apa kamu tidak mau menemui papah mu?" Salah satu kalimat yang selalu saja ku hindari dan kubenci.

Aku hanya terdiam. Walau aku tak menjawabnya pastinya mama tau kalau aku menolaknya.
"Baiklah mama mengerti, tapi tolong sekali-kali kamu menemuinya. Kamu juga anaknya" ucap mama pelan.

"Cukup mah. Aku muak" aku langsung pergi dari hadapan mama menuju kamar. Aku menangis. Kenapa hidupku rumit sekali. Apa hanya aku yang merasakannya? Apa tidak ada lagi kebahagiaan yang akan terjadi padaku?

Aku berjalan mendekati meja belajar yang terdapat sebuah cutter. Apa aku harus melakukannya lagi?




Hold Me TightWhere stories live. Discover now