***

*Radi pov*
Pagi ini aku berangkat dengan perasaan tidak tenang. Ternyata insting ku benar. Sesampainya di sekolah handphone ku bergetar, tanda telfon masuk, saat melihat caller id aku langsung menghela nafas dengan kasar. Dia lagi, aku yakin ada masalah, tidak biasanya dia menelfon ku sepagi ini. Aku mencari tempat sepi untuk mengangkat telfon. Ketika aku menggeser tombol answer, aku langsung disambut suara panik dari lawan bicaraku.

"Di, lu udah ada di sekolah?", aku menjawab " Iya, emang kenapa sih? Lu ganggu pagi gue njing.". "Bangsat lu, temen mau minta tolong malah dikatain anjing" ucap suara di seberang sana. "Mana gue tau lu mau minta tolong, cepetan njing gue mau masuk kelas, gue sibuk" ucapku dengan tak sabaran. "Deketin merak, gue udah mulai lihat pergerakan sanca, kayanya dia udah tau dimana merak sekolah". "Lu tuh kalo nelfon bisa ga sih, ga ngasih kerjaan, lu kira gue kacung lu". "Yaelah ama temen sendiri perhitungan banget sih lu, lagian gue yakin kalo gue bilang merak dalam bahaya, tanpa gue minta juga lu bakal lindungin dia" dia mulai mencemooh ku. "Iblis lu, cara gue deketin dianya gimana? Gue aja jarang ngobrol sama dia" ucap ku meminta ide. "Lu pura-pura minta tolong aja ke dia, atau apa kek masa iya taradipati yang terkenal dengan julukan cassanova dan penjahat kelamin masalah begini aja nanya ke gue" dia tak henti-hentinya menghina ku.

"Identitas gue yang sebenarnya jangan lu ungkit-ungkit nyet, bisa dapet masalah gue kalo ada yang tau, lagian dengan penampilan gue yang kaya gini emang dia bakal mau bantuin gue?" "HAHAHA, ternyata Taradipati yang terkenal perayu ulung bisa gak percaya diri di depan seorang merak. Udah ah gue mau ada urusan. Masalah itu lo pikirin sendiri. Dadah Dipati ku tersayang"
"What the f*ck, liat aja lu ram, kalo gue ketemu lu, gue potong otong kesayangan lo"


Setelah kumatikan sambungan, aku pergi menuju Rooftop. Entah aku ingin kesana sekarang. Tapi ternyata Shifa juga berada disini. Dan dia juga mengataiku pengganggu. Lalu Shifa pergi dari rooftop. Aku mencoba menyusulnya. Dan ternyata dia sedang bersama seseorang. Sepertinya aku kenal dengan orang ini. Entah mengapa insting ku merasakan ada yang aneh dengan lelaki ini. Aku pun membiarkan mereka yang sekarang berada di taman sekolah. Untung nya mereka tidak melihatku. Aku tadi memang sempat melihat laki-laki ini menarik tangan shifa dan mengajaknya kesini.

Ternyata setelah aku menguping pembicaraan mereka, lelaki ini meminta bantuan shifa untuk mendekati kirana sahabatnya. Sekilas setelah dia mendengar ucapan lelaki itu, aku dapat melihat tatapan terlukan di matanya. Namun setelah itu dia kembali memasang wajah seakan-akan menantang lelaki itu.

Lalu aku berfikir mana mungkin gadis seperti dirinya bisa terluka oleh cowok cupu seperti lelaki itu. Sepertinya sekilas aku juga bisa melihat tatapan cinta dalam matanya ketika mentap lelaki itu. Mendadak aku merasakan kemarah di dalam dada. Apa yang dapat dilihat shifa dari lelaki seperti dia, kalau tidak salah dia adalah keturunan Parabawa.

Seingatku keluarganya sudah bangkrut beberapa tahun silam, sekarang dia hidup sederhana bersama kedua orang tuanya. Mengapa aku tahu? Karena ayah nya dulu adalah rekan bisnis ayahku.
Menurutku lebih baik mendekati keturunan Sadiwa atau Indukantha. Keluargaku dan keluarga rama, yang mau tidak mau harus kuakui sebagai sahabat sekaligus partner in crime ku terkenal dengan gen yang bagus dan kekayaan yang tak akan pernah habis. Kakak-kakak ku tak ada yang memiliki wajah yang tidak membuat wanita lain iri setengah mati. Oh iya aku melupakan fakta bahwa saat ini aku sedang tidak menggunakan nama belakangku yang asli dan menutupi tampilan fisikku yang asli.
Sore harinya aku pulang dan yang tak aku sangka-sangka, aku menemukan si bangsat sudah duduk di sofa rumah ku. Dia memasang tampang innocent yang biasa dia gunakan untuk membawa gadis-gadis ke ranjangnya
"Ngapain lo sore-sore ke sini wahai tuan Paramayoga Sadiwa yang terhormat?"
"Ah jadi malu gue, gue mau nanya ke lo soal merak, lo udah lakuin yang tadi gue suruh kan?"
"Belom, emang kenapa sih nyet? Gue belom bisa nemu waktu yang pas. Trus kenapa pas telfon tadi lo kedengeran panic"

Hold Me TightDonde viven las historias. Descúbrelo ahora