Bab 6: Mendekati Sisi

25.9K 1.7K 31
                                    

Please vote and comentnya dear, biar tambah semangat lagi buat nerusin cerita abal-abal ini.

Di mulmed itu gambaran saya tentang Arianna, yaa nyrempet-nyrempet dikitlah sama yang dimulmed. heehehe. aku gak tau siapa namanya, nemu foto itu dimbah google, sekali ngliat udah ngrasa banget kalau Arianna 11 12 sama cewek dimulmed.

Sekali lagi, saya berharap vote dan komennya dari readers semuanya.

Happy reading..

Raffi mengetuk-ngetukkan jarinya keroda kemudi. Kepalanya bergerak-gerak mengikuti irama musik dari audio tape mobilnya. Selama perjalanan ia tidak berhenti bersuara, entah itu siulannya ataupun suara baritonnya yang mengikuti lantunan musik.

Sejak keluar dari kantor hingga sekarang, senyum girangnya tak pernah hilang dari wajah tampannya. Pengaruh pertemuannya dengan Sisi yang ia rencakan siang ini benar-benar luar biasa, membuatnya terus-terusan tersenyum konyol sepanjang hari.

Raffi melirik jam dipergelangan tangan kirinya, jam makan siang pikirnya. Aaah waktu yang tepat untuk menghabiskan siang bersama Sisi.

Dari informasi yang diberikan Bima, Sisi sering jalan berdua dengan tetangga sebelah rumahnya. Biasanya temannya itu akan mengajak Sisi jalan-jalan setelah pulang sekolah.

Dari kejauhan Raffi dapat melihat Sisi duduk dikursi taman bersama seorang anak laki-laki. Terlihat anak laki-laki itu begitu gemas dengan Sisi. Nadav, anak laki-laki berusia tujuh tahun yang duduk dibangku kelas 1 SD. Dia satu-satunya teman laki-laki merangkap sahabat Sisi.

Sisi memang menggemaskan, pipi gembil dan gaya centilnya pasti akan menarik perhatian setiap orang. Ditambah mata bulat berwarna hitamnya yang memancarkan keceriaan, membuat siapa saja yang menatapnya akan ikut ceria.

Setelah cukup lama memperhatikan dua anak itu, Raffi memberanikan diri keluar dari tempat persembunyiannya.

Mungkin mendekati Sisi lebih mudah dari pada mendekati Arriana, pikir Raffi senang.

"haloo Sisi..masih ingat sama om..?" panggil Raffi sambil menepuk pelan bahu Sisi. Dua anak itu nampak terkejut, namun Sisi cepat-cepat merubah ekspresinya.

"om Laffi kaaaan...?" teriak Sisi kegirangan, matanya berbinar saat melihat Raffi, laki-laki yang ia anggap sebagai malaikat penolongya, tengah berdiri didepannya. Raffi mengganggukan kepalanya dan tersenyum.

"om Laffi lagi apa dicini..?" tanya Sisi sambil menengok ke sisi kanan kirinya mencari teman Raffi yang mungkin saja bersama Raffi. Tapi nihil, ia tak melihat siapa-siapa.

"om tadi lagi beli eskrim disitu.." Raffi menunjuk supermarket diseberang taman playground "eh gataunya liat Sisi disini, jadi om samperin deh.."

"aaaah om Laffi.. Cici kangen deh cama om.." ujar Sisi riang.

"Si..itu siapa..?" anak laki-laki disamping Sisi bertanya, sedari tadi ia hanya diam memperhatikan Raffi dan Sisi.

"nih Nadav, om ini om Laffi, yang kemalen aku celitain ke Nadav waktu Cici ilang dimall itu looh..Nadav inget kan..?" Sisi bertanya dengan mengedip-ngedipkan matanya lucu. Nadav terlihat memikirkan sesuatu lalu menggangguk

"om Laffi..ini kenalin Nadav, pacalnya Sisi..hihihi" jawab Sisi sambil menunduk malu. Ia sampai menutup wajahnya sendiri saking malunya.

"haii jagoaan.. kenalkan, Om Raffi..?" kata Raffi mengulurkan tangannya. Tanpa ragu Nadav membalas uluran tangan Raffi

"pacarnya Sisi om..!!" jawab Nadav tanpa ragu.

Raffi mengerenyit bingung, dalam hati dia tertawa. Ada-ada saja anak jaman sekarang. Anak sekecil Sisi dan Nadav sudah pacaran. Ckckck Raffi menggelengkan kepalanya geli.

My DaughterWhere stories live. Discover now