Part 18 - Someone From The Past

5.8K 237 16
                                    

Sejak liburan kecil mereka ke Kota Bandung. Hubungan Atha dan Elrick makin dekat. Mereka mulai sering bertukar pesan, dari sekedar mengucapkan selamat pagi, atau selamat malam, membicarakan banyak hal lain, dari yang penting atau sekedar melempar candaan.

Elrick : Hari ini kamu yang antar?

Atha : Tentu, ada apa kak?

Elrick : Aku hanya sedang berpikir, kamu membawakanku dan staffku makan siang, tapi kita tidak pernah lunch bersama lagi. :(

Atha : Lebih baik pikirkan pekerjaan kakak saja. Jangan memikirkan hal-hal tidak penting. LOL

Elrick : Itu hal penting! Bagaimana kalau besok aku libur dari masakanmu? Jadi kita bisa makan di luar...

Atha : Ohh tidak!! Aku rugi! :(

Elrick : Kalau hanya aku yang berhenti kamu tidak akan rugi! lebay! lagian aku ganti dengan mentraktir kamu, harusnya aku yang rugi, kamu makannya banyak.

Atha : makanku biasa saja! Dari kantormu aku masih harus mengantar ke tempat lain..

Elrick : Minta tolong pada Cillia? Dia pasti mau.. That's easy..

Atha : Baiklah Mr. EASY sampai ketemu lain waktu. Anda sudah bukan pelangganku lagi.
Perlu diingat pelangganku yang lain lebih banyak... :p

Elrick : Oh, my... Bagaimana caranya aku bisa mendapatkan kesempatan untuk makan siang bersama dengan wanita pemilik catering "Thalia" ini?

Atha : Oh, Cillia? Kamu bisa menghubungi langsung ke ponselnya..

Elrick : You know who i mean! -_-

Atha : LoL

Itu adalah percakapan mereka pagi tadi. Atha benar-benar bersyukur dengan keadaan ini. Bisa berbincang santai dengan pria pujaannya, hatinya berbunga-bunga setiap ada pesan dari Elrick. Bahkan dia lebih sering memeriksa ponselnya memastikan membalas semua pesan dari Elrick.

Saat ini Atha sedang membayar semua barang belanjaannya di sebuah supermarket ternama yang memasok bahan makanan import yang terletaknya di salah satu mall ternama di Jakarta. Ia berencana jalan-jalan sebentar untuk melihat isi mall yang selalu dikunjungi para kalangan menengah ke atas.

Setelah membayar semua belanjaannya Atha kembali mengecek tasnya memeriksa dompet dan ponselnya apa sudah berada di dalamnya atau belum. Sampai sebuah suara yang membuatnya berhenti sejenak.

"Tasya?!" tegur suara itu ragu.

Atha berusaha menulikan telinganya. Ia sudah belajar untuk tidak menghiraukan apabila dikeramaian ada yang menyebutkan nama itu.

Dengan buru-buru Atha berjalan tanpa menoleh pada suara itu. Ia melangkah lebar-lebar dan cepat nyaris berlari.

"Tasya!!" suara itu makin keras dan seakan mengikutinya.

Jantungnya berdetak dengan cepat. Pikirannya mulai tidak fokus saat berusaha melepaskan diri dari orang yang memanggil nama sialan itu.

Tiba-tiba tangan Atha dicengkram dan ditarik dengan paksa untuk berhenti. Atha yang sudah ketakutan berusaha melepas pegangan orang tersebut dengan sekuat tenaga. Bahkan ia memukul dengan kantung belanjaannya.

"Hey! Hey! Ini aku! Rev!" seru si penarik itu kewalahan saat Atha mulai mengayunkan beberapa plastiknya. Mereka menjadi bahan tontonan para pengunjung lain. Bahkan beberapa security mulai berjalan mendekat.

"Rev??" ulang Atha terkejut.

"Iya, ini aku, kamu Tasya kan?" ujar pria itu meyakinkan.

"Anda salah orang maaf," Atha langsung berusaha melepaskan cekalan Rev.

Pretty Woman - Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang