Marvel

112 1 0
                                    

"Bete gue" ucapku kesal, karena habis melihat suatu adegan yang ingin sekali tidak kulihat seumur hidupku. Azzura, orang yang kuanggap sebagai teman diajak pulang oleh Marvel. Pria yang sedang kusukai.

Oke. Itusih terserah Marvelnya ingin mengajak siapa. Tetapi, haruskah ia mengajak Azzura? Bagiku, Azzura adalah teman curhatku disaat aku merasa dikodein dengan cowok jerapah itu.

Tapi nyatanya...

Ya. Aku emang bukan siapa-siapa Marvel. Bila diibaratkan, aku hanyalah flatshoes yang nggak punya hak. Ya, benar. Nggak punya hak melarang Marvel untuk mengajak pulang siapa saja meski itu Azzura. Mengetahui teman curhatku didekati-atau mendekati akupun bingung-orang yang kusuka. Tentu saja emosimu memuncak bukan? Sebagai gadis yang mempunyai hati seperti kaca, meski dihantam batu kecil juga lama-lama akan pecah. Sama sepertiku.

Aku bukan bermaksud bilang kalau Azura adalah seorang penikung. Tapi bila diperhatikan dari insiden diajak pulang ini. Aku merasa Azura memang benar-benar penikung. Apa dia tidak tahu bagaimana perasaan ketika cewek yang lagi masa puncaknya suka veneran sama itu cowok, dia terang-terangan minta ajarin matematika. Terang-terangan ngasih tahu kalo Marvel tuh pernah bilang "Azul cantik amat" ke dia. TERANG-TERANGAN MENGIYAKAN AJAKAN PULANG BARENG ITU.

Oke sekali lagi. Ini memang hak Azura. Tetapi. APAKAH DIA LUPA AKAN CURAHAN HATIKU DENGAN PRIA TINGGI BERNAMA MARVEL ITU? Kalau punya hati dan pikiran. Apakah dia tidak berfikir dan merasakan bila dia diposisiku? Heran.

Lupakan soal Marvel ataupun rentetan kode yang ia berikan padaku.

Aku baru saja sadar akan suatu hal. Aku adalah teman Azura. Aku merasa Marvel memberikan kode padaku. Tapi ternyata Marvel lebih mendekati Azura. Sekali lagi, aku adalah teman Azura. Artinya, Marvel memberikan kode untuk Azura. Lebih spesifiknya, Azura-lah yang seharusnya peka akan kode Marvel itu. TAPI KENAPA HARUS AKU YANG PEKA DULUAN?

Menyadari hal itu aku merasa tidak berguna dimuka bumi ini. Aku menangis semalaman. Lebay memang tapi bagaimana? Perasaanku hancur ketika mengetahui fakta menyakitkan itu. Azura dan Marvel. Mereka bisa saja pacaran. Dan aku, bisa saja mati memalukan. Ya tentu memalukan! Aku menceritakan kalau aku suka dengan Marvel itu hampir keseluruh kelas! Mungkin saja Marvel sebenarnya sudah mengetahui bahwa aku menyukainya. Namun ternyata dia lebih menyukai temanku. Dan akhirnya mereka bersatu. Aku benar-benar akan mati konyol diusia muda.

Seminggu kemudian, aku tidak benar-benar mati. Dalam keadaan konyol ataupun tidak. Aku benar-benar tidak mati alias masih hidup. Aku mulai melupakan perihal Marvel, dan memperbaiki pertemananku dengan Azura. Meski sangat sulit.

Aku mulai terbiasa melihat Marvel yang menoel bermaksud bercanda dengan Azura dihadapanku. Ya. Terbiasa. Meski awalnya sulit. Sangat sulit. Sudah kukatakan bukan?

Namun suatu hari, aku benar-benar membuka mata bahwa ADA LOH ORANG YANG LEBIH DARIPADA JERAPAH GANJEN ITU.

KEMANA SAJA AKU, SATU KELAS DENGANNYA HAMPIR SETENGAH SEMESTER DAN BARU MENGETAHUI ADA COWOK YANG BENAR-BENAR BERKELAKUAN SEPERTI COWOK DIKELASKU!


Kejar cintaNYA baru cintanya.Where stories live. Discover now