Delapan

13.3K 871 38
                                    

"Lo bawa apaan tuh bro... " tanya Bento.

Rio yang sedang memegang kotak berisi kue coklat tersebut terbuyar dari lamunannya.

"Ini kue coklat bro... Lo taukan kemaren gua masuk RS.. Sampe sekarang gua gak tau siapa yang nolong gua, dan ini satu satunya petunjuk ..."

"Repot banget lo mas bro, tinggal makan udah selesai..."

Bento adalah salah satu teman sekelas Rio yang duduk sebangku dengannya, Postur tubuhnya sangat gemuk, dan rambutnya keriting.

"Haaalaah makan mulu lo yang dipikirin, bantuin gua dong... Gimana pun juga gua hutang nyawa!!!!" Bentak Rio.

Bento dan Rio tampak berpikir keras. Bagaimana caranya mereka dapat menemukan seseorang yang menolong Rio saat itu.. 

"Bro, gimana kalo lo ngasih sayembara aja di mading? Siapa yang merasa memiliki kotak ini akan dikasih apa aja sama lo.. Gimana?? Ya itung itung lo bales jasa penolong itukan???"

"Eits, cerdas juga lo! Bener bener, Lo bener." jawab rio.

Rio dan Bento pun membuat beberapa tulisan pengumuman yang akan ditempel disemua mading sekolah..

Berbeda dengan Rio, Rafa dan Jaka sedang menunggu didepan kelas Dicky. Rafa ingin meminta penjelasannya Dicky yang dulu pernah ia tolak. Bagaimana pun juga Dicky adalah sahabat mereka, Dicky pun keluar dari ruang kelasnya. 

"Rafa? Jaka?"

Dicky tampak kebingungan melihat kedua sahabatnya berdiri didepan kelasnya. Akhirnya Rafa, Dicky dan Jaka pun memilih berbicara ditempat yang tidak terlalu ramai dari lingkungan sekolah. Mereka memilih dibelakang sekolah, tepat dibawah pohon besar tempat dulu Ega menyatakan cintanya pada Rafa. Rafa sendiri hanya diam melihat Jaka menjadi penengah diantara dia dan Dicky. Dicky hanya menundukan wajahnya.

"Kenapa?? ... " Ucap Rafa memecah keheningan.

Dicky hanya diam.

"Jawab gua... Gua kesini buat denger semua penjelasan lo." ucap Rafa lagi.

Jaka hanya diam dan mendengarkan percakapan mereka. Tugas Jaka hanya melerai jika kedua sahabatnya baku hantam.

"Gua gak suka lo sama Ega... Lo tau? Ega bukan cowok yang baik buat lo!!! ..." Jawab Dicky tetap menunduk.

"Itu bukan urusan lo... Lo sendiri doyan kan sama dia? Sampe-sampe lo rebut dia dari gua???" Ucap Rafa.

"Gua lakuin itu supaya lo sadar!!! Dia bukan cowok setia... Lo tau, sepupu gua juga dipacarin sama dia! Beberapa hari setelah dia nembak lo, dia nembak sepupu gua juga!! Awalnya gua ga percaya tapi setelah gua selidiki ternyata bener.. Itu Ega pacar lo. Kalo gua bilang kaya gini ke lo, gua yakin lo ga bakal percaya kan? Makanya gua pacarin dia biar lo tau dia bukan cowok setia... Gua ga sayang sama dia.. Niat gua pacarin dia cuma biar lo tau kalo Ega tuh busuk!!!" Jawab Dicky sambil berusaha membendung air matanya.

"Gua tau lo sayang banget sama dia kan Raf?? Tapi dia ga sayang sama lo... Gua cuma gak mau dia nyakitin lo seperti dia nyakitin sepupu gua. Niat gua cuma itu aja... Demi tuhan. Apa lo masih marah sama gua? Gua duah ikhlas kalo seandainya lo ga maafin gua. Gua dan Ega dah putus. Karena niat gua emang biar Lo tau Ega tuh busuk... Raf??" Ucap Dicky lagi.

"Gua masih marah sama lo...!!!" Jawab Rafa.

Dicky pun menangis, entah apa lagi yang harus ia lakukan.

"Tapi gua bakal lebih marah lagi kalo lo ga lakuin itu... Gua minta maaf sama lo Dicky, gua udah salah menilai lo."

Dicky pun kaget mendengar ucapan Rafa. Dibawah pohon besar yang dianggap angker oleh siswa siswi itu ternyata berbeda dengan Rafa. Dibawah pohon besar ini, sudah dua kali Rafa mendapatkan banyak kenangan. Dulu saat Ega menyatakan cintanya disini, Rafa harusnya tau. Tak semua cinta berawalan lembut, tak semua cinta diawali kata kata manis. Semua kata-kata manis terkadang menyimpan belati dibalik kemanisannya. Dibawah pohon besar ini juga Rafa, Dicky dan Jaka telah berjanji, apapun yang terjadi mereka tidak akan merusak persahabatan yang telah mereka bina.
Karena persahabatan jauh lebih berharga dari apapun.

I Love You, Idiot!Where stories live. Discover now