'sial, gara gara ada malasah kantor aku pulang jam 1 pagi jadi inget semboyan nyari nafkah pergi pagi pulang pagi, hahaha memang cari nafkah sih tapi diriku belum punya anak dan istri sayangnya' gerutuku dalam hati

Aku yang berada di dalam mobil bangku penumpang tanpa sengaja aku melihat di jalan ada dua orang wanita yang sedang menangis dan berpelukan dari belakang badanya. 'Oh tuhan masih ada saja wanita jam 1 pagi yang berkeliyaran disini' bisikku dalam hati.

Supir pribadiku menatap dari kaca spion depan melihat ke arahku sepertinya dia membaca pikiranku.

"sudah biasa pak, wanita disini berkeliyaran jam seperti ini entah dia pulang dari kerja atau" belum selasai bicara langsung aku potong.

"sudahlah Pak Dim, kau tau saja pikiran ku hah! Kemudilah dengan benar" perintahku sambil menepuk bahunya.

Oh ya, Pak Dim ini merupakan supir pribadiku dari kecil yang aku percayai yah aku sudah menganggap dia sebagai ayahku juga dia selalu menganggapku anak bahkan kasih sayangnya kepadaku melebihi dari anaknya.

"Ya aku tau, karena aku tau kau dari dulu hingga kau dewasa ini yang tak pernah membawa kekasihmu" jawabnya sambil tersenyum.

Aku cukup kaget dengan ucapan dia.

"Ahhhh, Pak Dim sudahlah aku tak mau membahas itu, aku tak mau pacaran karena aku tau rasanya mencintai pasti ada menyakiti" sambil mengingat sepupuku yang pernah tersakiti karena wanita.

"Nak, tak semua wanita itu sama. Terkadang wanita menyakiti pria pasti ada sebabnya"

Pak Dim tersenyum setelah mengatakan itu sambil menyalakan musik Cold Play - True Love band favoriteku.

Aku hanya termenung setelah mendengar ucapan Pak Dim tadi. Tak lama kemudian mataku terasa berat lelah akibat seharian kerja lebih dari kata sehari.

Sampai juga di apartementku Pak Dim akhirnya membangunkanku

"Nak, sudah sampai kita, aku tak mungkin menggendongmu kan!" meledeki aku.

"hhmmm,,ok aku jalan sendiri kalau kau tak mau menggendongku"sahutku

Aku memang suka manja pada Pak Dim, sampai sampai anak kandungnya iri denganku atas perlakuan ayahnya terhadapku.

"Kau ini sudah besar dan kau ini seorang CEO, harusnya aku ini yang sudah tua rentah kau gendong" celoteh Pak Dim.

"Ohh, jadi kau ingin aku gendong sekarang, hah? Sini." Sambil aku bopong Pak Dim masuk ke lobby.

"Hahaha nak turunkan aku, aku malu, haha" Pak Dim mukanya memerah. Aku langsung menunggu lift dan tak lama lift terbuka lalu kita masuk.

"Dimana Alex Pak, siang tadi aku suruh dia mengurusi masalah momma katanya mau datang ke Jakarta tapi dia tidak ada informasi lagi". Aku kesal dengan Alex yang suka menghilang tapi aku juga sayang, dia sudah aku anggap sebagai adik.

Alex merupakan anak dari Pak Dim, dia bekerja sebagai asisistenku selama ini.

"Alex dari tadi siang menunggu Mrs. Levine di bandara tapi karena ada masalah penerbangan jadi aku tau lagi Alex kemana". Pak Dim juga merasa heran.

'Ting'

Lift berbunyi dan pintu terbuka. Pak Dim langsung ke ruang kerjanya.

Saat aku masuk ke apartemantku aku melihat sesosok wanita paruh baya melipat tangannya di depan dada dan menatap Alex seakan mau memakan dia.

"Lex, momma tuh udah harus berapa kali bilang ke kamu, hah? Kamu yang bertanggung jawab apabila Chrish jadi bujang lapuk". Kesal momma, Alex dikeluarga kami sudah dianggap sebagai anak sendiri.

"Tapi Mrs. Levine bukan salahku kalau chrish jadi bujang lapuk" mukanya memelas tak tega aku melihatnya.

"Don't call me Mrs. Levine, lex just MOMMA. Sekarang momma ga mau tau carikan Chrish wanita jangan cuma kamu saja yang normal, anak momma juga harus normal" momma melihatku sambil tersenyum.

"Don't worry mom, Chrish masih normal kok mom, kalau tidak dari dulu pasti aku sudah berkencan dengan dirinya aku akan bertanggung jawab atas Chrish" Alex memeluk momma.

"Hai mom,, baru sampaikah?" Tanyaku kepada momma sambil menarik tangannya untuk berpindah pelukanya ke diriku dan mencium keningnya.

"Iya honey, tadi ada masalah teknis penerbangan jadi telat sampai kesini" jawab momma.

"Chrish, mom kalian mau minum atau mau makan apa akan ku buatkan?"Tanya Alex.

"Tak usah lex, momma tak mau makan sudah malam aku harus tidur lelah sekali" momma langsung ke kamar tamu.

"Lex, momma tadi marah kenapa?" tanyaku yang penasaran karena mendengar 'Bujang Lapuk'.

"Aku disuruh tanggung jawab untuk mencarikanmu wanita, chris momma tak mau kau jadi bujang lapuk" jawab alex sambil meminum dan memberiku segelas orange juice.

"Uhukk" aku tersedak mendengar kata itu yang sesuai dengan pemikiranku. "What? Aku dibilang bujang lapuk! Apakah kau menjemput momma dengan wanita?" Tak mungkin momma membahas masalah ini kalau tak ada sebabnya.

"ehehe kok kamu tau Chrish" tak lama tanganku melayang ke kepalanya menjitak kepalanya.

"sial kau ini sebabnya, aku tak mau kau yang mencarikan wanita lagi, aku kapok dengan pengalamanmu lex."

"Aduh Chrish sakit" Alex sambil mengelus kepalanya "Chrish liat umurmu sekarang 28 tahun belum memiliki kekasih"

"Sudahlah lex, ini sudah hampir jam 3, aku lelah. Walapun besok libur aku besok ingin olah raga pagi lex. Oy buat pria umur segitu belum bisa dikatakan bujang lapuk." Aku langsung ke kamar meninggalkan Alex dan Alex pun masuk ke kamarnya sambil menggelengkan kepala.

'Aku tau reaksi Alex yang mengahadapi aku yangkeras kepala. Maafkan aku lex, tapi ini sifatku dank au tau itu lex'.  


Romance BillionaireWhere stories live. Discover now