1. He's back?!

1.6K 239 42
                                    

Haii! Aku ngelanjutin cerita abal ini nih! Jangan lupa vote dan comment yaa
-------------------------------------------
#YOURS#YOURS#YOURS#YOURS

Sudah 8 tahun berlalu sejak 'dia' hadir di hidupku dan membuat hidupku berwarna walau hanya sebentar. Mari aku ceritakan secara singkat.

Sebulan setelah masa percobaan itu, aku merasa sangat nyaman dengannya dan aku mulai menyayanginya. Kamu pun memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih.

Hubungan kami berjalan baik-baik saja selama 7 bulan yang indah itu. Hingga suata hari, tepatnya 9 hari sebelum kelulusan, aku melihatnya berciuman dengan seorang wanita cantik, berkulit putih, dan berambut panjang. Seminggu aku berpura-pura bodoh dan tidak tau tentang kejadian itu, berharap dia segera memberitahuku tanpa harus aku minta. Seminggu pula sifatnya berubah menjadi cuek.

Aku yang tidak kuat menahan rasa penasaran dan sakit hatiku, akhirnya memberanikan diri bertanya. Ketika aku tanya siapa wanita yang diciumnya, dia hanya menunjukkan ekspresi kaget. Dan detik berikutnya, duniaku serasa hancur ketika dia berkata, "Wanita itu dulu pernah mengisi hatiku."

Dia tidak menahanku ketika aku berkata ingin berpisah. Dia hanya tersenyum kecil dan menatapku sedih, seakan memintaku untuk tetap berada disisinya. Tapi dia tetap diam seribu bahasa. Akhirnya aku memutuskan memang mungking berpisah adalah yang terbaik.

2 minggu setelah kelulusan, aku medengar kabar bahwa dia pergi ke Inggris untuk melanjutkan kuliah. Dan selebihnya, aku tidak pernah mendengar kabar tentangnya.

Rindu? Tentu saja. Dia jelas pernah menjadi bagian penting dalam hidupku. Mau tidak mau, sanggup tidak sanggup, aku harus bisa melanjutkan hidup. Aku memang belum bisa melupakannya, tapi setidaknya aku sudah melangkah maju.

Selama 8 tahun ini aku cuman berpacaran 1 kali dengan sahabatku, itupun sudah putus 2 tahun yang lalu. Alasannya? Ya.. Aku merasa kami lebih cocok menjadi sahabat, dan karena aku tidak merasakan hatiku bergetar tiap bersamanya seperti saat aku bersama Javas dulu. Huh sudah, lupakan Javas!

"Alisha? Alisha?!?!" Aku mendongak kaget saat menyadari namaku dipanggil. Ternyata itu Tante Dira, istri dari direktur utama perusahaan ini, Om Abyan.

"Eh? Maaf Tante, aku tidak fokus hehe. " Aku nyengir tidak berdosa sambil menggaruk tengkukku. "Tante mau makan siang sama Om Aby ya? Cieeee hari ini rencananya makan di mana nih?" Lanjutku dilengkapi dengan kedipan mata.

Tante Dira menunjukkan rona merah di sekitar pipinya dan tersenyum malu-malu. "Hehe tau saja kamu, Sha. Paling makan di sekitar sini saja. Aby lagi ada tamu tidak? Tante mau masuk nih.."

"Lagi tidak ada kok, Tan. Yuk masuk, aku antar." Aku berdiri dari kursiku dan berjalan kearah ruangan Om Aby diikuti Tante Dira, kemudian mengetuk pelan. Setelah mendengar seruan Om Aby untuk menyuruhku masuk, aku membuka pintunya.

"Om, ini istri tercinta sudah datang." Aku terkekeh pelan kemudian mempersilahkan Tante Dira masuk. Om Aby ikut tertawa dan menghampiri Tante Dira, lalu menggandeng tangannya. Duh membuat iri. "Ma, lihat nih calon menantu kita mulai jahil. Persis sama dengan anak sulung kita kan?"

Lagi-lagi topik ini. Kenal saja tidak dengan anak sulungnya, gimana mau dijadiin calon menantu? Acara dijodohin gitu? Ih ogah!

"Iya nih, Pa. Alisha, nanti kalo anak Tante sudah pulang dari luar negeri mau kan berkenalan?" Ucap Tante Dira disertai senyumnya yang sangat manis dan tatapan matanya yang seakan memohon, sehingga membuatku tidak tega untuk menolak permintaannya.

Aku hanya mengangguk kecil, "Boleh, Tante. Tapi Alisha tidak mau ada acara perjodohan segala ya. Kenalan saja kan?"

Aku melihat raut bahagia, koreksi, sangat bahagia yang ditunjukkan oleh Tante Dira. Duh dasar ibu-ibu. Kalau keinginannya terpenuhi saja, senangnya tiada tara.

YoursWhere stories live. Discover now