Story 4

480 32 0
                                    

Hola mylovely reader

Kali ini author (agak) telat publish part 4, Hehehe . .

Gw pengen vote part ini lebih banyak dibanding part sebelumnya, Karena gw perhatiin jumlah view sama vote timpang banget & Makin lama makin dikit jumlah vote yang gw dapet.

Jadi gw mohon banget jangan jadi silent reader. #peace

Oh, Btw happy reading, Guys!



Pagi ini telingaku sudah dipenuhi dengan gossip-gossip tentang Club 666.

Kabar beredar jika Club ini berbeda dari club mana pun, Contohnya saja mereka hanya menerima anggota yang sesuai dengan kualifikasi yang mereka buat. Dan kalau dewi fortuna bersamamu, Kau akan masuk sebagai anggota undangan, Tapi itu terjadi jarang sekali.

Sampai sekarang aku tidak tahu siapa dalang dibalik gossip ini dan siapa saja anggota dari club misterius ini.

Aku dan Giselle telah melakukan reservasi untuk keanggotaan club ini. Menurut gossip yang beradar, Jika kau mau masuk kedalam club ini, Maka kau harus melakukan reservasi dengan memasukkan biodata dan foto ke loker bernomor 666. Tidak ada yang tahu siapa pemilik loker aslinya, Mereka hanya tahu bahwa loker itulahs atu-satunya penghubung antara orang biasa dan anggota club.

Itu semua menjadi suatu misteri disekolah ini.

Tapi itu semua berubah pada pagi ini, Pagi-pagi sekali aku mendapatkan e-mail dari 'club666@gmail.com' . Aku tidak bisa membalas pesan itu karena ketika aku mencoba, Maka akan muncul tulisan bahwa e-mail ini tidak meneriba balasan.

E-mail itu berisi bahwa reservasi yang kulakukan sebelumnya telah dikonfirmasi dan harus datang saat acara penerimaan anggota baru malam ini.

DIkatakan bahwa acara itu akan mulai pada malam ini juga pada jam 10 malam dan diberitahu bahwa tidak boleh menyebarkan tentang penerimaan maupun acara ini.

Pagi ini aku benar-benar bingung, Giselle sudah menjadi temanku yang paling dekat, Apalagi kami sering bertukar cerita ataupun menceritakan keluhan. Tapi ketika aku ingin memberitahu tentang club 666 itu, Tiba-tiba saja aku bungkam. Aku menjadi takut akan konsekuensi yang mungkin akan kudapatkan setelah menyebarkan berita ini.

Jadi aku mengurungkan niatku.

Giselle tiba pada pukul 7 tepat, Lalu mengajakku untuk melihat hasil ujian semester ini. Aku tersenyum lalu mengikutinya dari belakang.

Syukurlah, Aku masih bertahan diposisi 3 besar, Sedangkan Giselle naik pada posisi 10 besar. Kami melirik pada urutan terbawah yang kebetulan muridnya sekelas dengan kami.

Fira, Dia sangat pendiam. Malah sudah terhitung sering kali dia ketahuan menulis ditengah jam pelajaran dan langsung pingsan ketika ketahuan. Kami benar-benar tidak mengetahui ada apa dengan dia.

Sorenya, Aku dan Giselle sedang menikmati latte kami di coffee shop yang terletak dekat sekolah kami, Meskipun kami masih mengenakan baju sekolah, Mereka masih menerima kami sebagai pelanggan.

Giselle bilang padaku bahwa pagi ini dia telah mendapatkan e-mail, E-mail yang sama yang kudapatkan pagi ini juga. Dia juga mengatakan bahwa Vina, Pemegang peringkat 3 telah mendapatkan e-mail yang sama. Aku tidak mengatakan apapun karena aku masih takut, Aku tahu aku sangat egois, Tapi aku mohon berbohonglah kali ini.

Jam sudah menunjukkan pukul 6:30 , Kami pun bergegas untuk pulang kerumah setelelah dari coffee shop.

Mungkin malam ini masih sempat untuk mencari tentang club 666, Aku mencari ke berbagai sumber, Namun hasilnya nihil. Aku tidak menemukan apapun.

Jam sudah menunjukkan 21:30 , Aku dengan cepat mengganti bajuku dan tak lupa membawa peralatan ysng mungkin akan kubutuhkan nanti. Aku mendapatkan izin setelah ku bilang bahwa bukuku tertinggal dirumah Giselle.

Kukayuh sepedaku lebih cepat setelah melihat kearah jam tanganku yang menunjukkan angka 21:49 .

Tempat acara belum disebutkan, Jadi setelah aku masuk kedalam, Aku hanya menunggu dengan berjalan-jalan disekitar loker 666. Tepat pada jam yang ditentukan, Aku mendengar ada keributan diarah ruang kelas 12. Aku langsung berjalan mendekati ruang kelas yang menjadi sumber keributan tadi.

Tebak apa yang kulihat?

Beberapa orang yang sangat kukenal duduk dikursi yang tersusun menjadi setengah lingkaran, Dan terlihat mengelilingi seorang perempuan karena wajahnya yang tertutup rambut. Kudapati juga Giselle dengan santainya duduk sambil menatap kearah perempuan yang diikat dan menangis namun tertahan dengan gumpalan kain dimulutnya.

Aku seketika merinding, Sebuah tangan tiba-tiba saja mengagetkanku, Rupanya tangan tadi adalah tangan dari Robert, Pemegang peringkat pertama dalam 2 tahun berturut-turut.

Robert sepertinya adalah kepala dari acara hari ini, Dia berdiri ditengah, Dibalik perempuan tadi. Aku mengambil satu kursi yang kosong, Lalu duduk dan memperhatikan apa yang akan terjadi. Tidak ada satupun orang yang berbicara setelah kedatangan Robert. Padahal kurasa meraka juga sama penasarannya denganku. Hanya saja tertahan karena kedatangan Robert tadi.

Robert menyibak rabut perempuan tadi, Dan rupanya perempuan itu Fira!

Aku merasa panik, Tapi tetap bersikap setenang-tenangnya.

Dia mengambil pisau yang berukuran sedang, Lalu menggorok lehernya. Fira terlihat kesakitan dan menggelinjang untuk mengekspresikan rasa sakitnya, Darah terlihat berhamburan keluar dari lehernya dan mulutnya. Pemandangan itu terlihat sangat sangat mengerikan. Bahkan memikirkan itu saja aku tidak pernah.

Perlahan-lahan semua terasa berputar, Gelap seakan-akan menghisapku kedalam lubang tak berdasar, Tubuhku terasa terbang perlahan. Aku merasa takut, Takut sekali.

Besok paginya, Aku menemukan diriku tertidur ditempat tidurku. Berarti tadi malam aku hanya bermimpi. Aku bersumpah, Mimpi tadi malam sangat terasa nyata, Aku saja sampai kebingungan menentukan apakah itu kenyataan atau mimpi.

Aku sarapan dan pergi kesekolah seperti biasanya.

Pertama aku mencari Fira, Tapi kelihatannya dia belum masuk dan menduduki tempat duduknya seperti biasanya. Dia adalah murid pertama yang datang kesekolah sebelumku pastinya. Ya, Sepertinya dia memang akan telat atau berhalangan hadir.

Tak lama kemudian, Giselle datang dengan wajah ceria seperti baisanya dan bertanya "Bagaimana tidurmu semalam?" .

Aku terdiam sejenak, Aku berpikir kalau itu hanya sebuah kebetulan dan lalu menjawabnya dengan menyisipkan nada candaan "Yah, Seperti biasa. Bagaimana dengan tidurmu? Aku harap kau tak mendapatkan insomnia lagi " .

"Aku harap kau juga tak mendapat insomnia setelah semalam" Balas Giselle yang sukses membuatku terdiam.

Aku tersadar, Tadi pagi aku tidak memakai piyama tidurku, Aku memakai baju yang kupakai semalam.

Itu bukan mimpi!

Demi tuhan! Itu nyata!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 05, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Creepy Short Story(Very slow update)Where stories live. Discover now