24 Kebersamaan 2.

8.1K 370 16
                                    

"Jika seperti itu kita akan segera kembali ke  Indonesia, dan mengundangnya kepesta pernikahan kita..", balas Rangga, dengan senyuman yang tidak perna hilang darinya, membuat Raniah mendongak kearahnya, tidak percaya.

Raniah terdiam, saat mencerna perkataan Rangga dalam otaknya, ia baru saja mendengar pesta pernikahan mereka yang akan segera di laksanakan!. Dan Ia tidak perna memikirkan ini sebelumnya!.

"Pe...,pesta pernikahan kita?", tanyanya, sedikit gugup.

"Ya, jangan katakan jika kamu tidak ingin melaksanakannya?, aku ingin semua orang tahu, jika kamu Istriku!", balas Rangga sedikit mengintimidasi. Membuat Raniah salah tingkah.

"Bu.., bukannya Raniah tidak ingin melaksanakannya Mas.., hanya saja itu tidak terpikir di otak Raniah sebelumnya hehe..", aku'nya, sedikit terkekeh, ingin mencairkan suasana.

"Lalu?", tanya Rangga, belum puas dengan jawaban Raniah.

"Waktunya sholat asar Mas..., dan yah pesta pernikahan kita akan segera di laksanakan setibanya kita di Indonesia..", bela Raniah, mendengar suara Azan di smartphonnya, bertanda waktu sholat asar telah tiba, yah.., sedikit menghindar.

Rangga masih tidak ingin bangkit dari duduknya, ia masih ingin menggoda Istrinya.

"Bagai mana dengan sesi bulan madu kita di sini?", tanya Rangga kemudian. Membuat Raniah terasa ingin  menghilang dari tempat duduknya!.

"Pe..., pertanyaan macam apa itu??", tantang Raniah kemudian, berusaha menghilangkan rasa gugupnya.

"Pertanyaan Suami kepada Istrinya", jawab Rangga santai, berusaha menyembunyikan tawanya. Istrinya sangat menggemaskan dengan wajah memerah, bertanda ia sangat malu.

"Mas.., tahu sendiri jika Raniah sedang uzur!!", jawab Raniah kesal, melupakan rasa malunya.

"Hahaha..., Mas hanya menggodamu sayang.., tahu kah kamu?, jika kamu seperti ini, kamu sangat menggemaskan...", jelas Rangga kemudian, tahu Istrinya sedang kesal. Raniah tidak menjawab pertanyaan Rangga.

"Maaf.., jika Mas membuatmu marah..,  dan kamu tahu Raniah.., berbulan madu itu tidak seperti yang kamu pikirkan sekarang.., kebersaan kita.., atau sekedar menjelajahi kota Turki bersama, itu sudah cukup di kata gorikan seperti itu..", tambahnya, menjelaskan apa arti bulan madu sebenarnya. Raniah masih diam, bukannya apa ia malu, sangat malu dengan pikiran melanturnya.

"Ya sudah..., Mas sholat Asar dulu..", pamit Rangga kemudian, beranjak dari tempat tidur, dan menutup pintu tempat tidur mereka dengan pelan. Rangga tidak bermaksud membuat Raniah marah.

*****

"Apa Istrimu sudah baik baik saja Nak?", tanya Elisa kepada Rangga. Saat ini mereka telah selesai menjalankan sholat asar secara berjamaah, dan berkumpul di ruang tengah.

"Bunda mendengarnya dari Saidah..", tambah Elisa tahu kebingungan Rangga. Mengingat hanya ia, Raniah dan beberapa pembantu rumah tangga yang berada di rumah.

"Oh, Raniah sudah baik baik saja Bunda.., dia hanya sedikit pusing", jelas Rangga. Membuay Elisa mengagguk mengerti.

"Itu biasa terjadi jika seorang wanita sedang uzur Nak.., dan jangan heran jika dia tiba tiba marah tampa sebab...", jelas Elisa kemudian. Membuat Rangga tersenyum kikuk, menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, tahu ia telah memancing emosi Istrinya tadi.

"Sedikit berjalan jalan di taman mungkin bisa merubah suasa hatinya Nak..", tambah Elisa, tersenyum manis kearah Rangga. Membuat Aqsah terkekeh di sampingnya.

"Kau akan terbiasa Nak.., seperti Abimu ini", belah Aqsah kemudian, dan mendapatkan sikuan pelan dari Istrinya. Membuat Rangga tersenyum di tempatnya, dan berdoa semoga ia dan Raniah bisa seperti keduanya kelak, sampai kakek, nenek, dan hanya ajal yang bisa memisahkan keduanya.

Raniah Hanum Suparman 2 {Story 8}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang