Malam Pertama...

251K 1K 21
                                    

by: @RaMinaMi

"Dek." Kudengar panggilannya dari arah belakangku. Membuat leherku meremang karena desah nafasnya di leherku. Dan tiba-tiba, kurasakan lengan besarnya merengkuh pinggangku, menarikku dalam dekapan hangatnya. Dadanya yang menempel pada punggungku, menguarkan kehangatan yang membuat kakiku tiba-tiba terasa seperti jelly. Hanya pelukan seperti ini, namun efeknya benar-benar berbahaya bagi tubuhku.

"Heum." jawabku berpura-pura tenang menyembunyikan perasaanku yang sebenarnya. Padahal jantung ini benar-benar terasa tidak karuan saat ini. Detakannya terasa sangat kencang, seolah jantung ini memaksa untuk keluar dari tempatnya.

"Lepasin dulu Mas. Aku mau nyisir." tambahku lagi dan segera melepaskan pelukannya padaku, melanjutkan acara sisir-menyisirku tadi. Bukannya aku akan menolaknya, aku tahu apa yang diinginkannya, namun aku benar-benar ragu saat ini.

"Ngapain disisir? Nanti juga berantakan." ucapnya dengan senyum menggodanya yang kulihat dari bayangannya pada cermin besar di hadapanku. Tanpa kusangka-sangka, dia sudah memelukku lagi, mengumpulkan rambutku ke satu sisi leherku, dan mulai mengecupi sisi leherku yang terbebas dari rambut.

"Mas." ucapku dengan suara bergetar. Dan tanpa sadar memejamkan mataku, menikmati setiap kecupan yang dihujamkannya ke leherku.

"Heum." gumamnya di leherku. Desah nafasnya yang hangat menerpa leherku, dan mengirimkan jutaan rasa menggelenyar ke seluruh tubuhku.

Kurasakan salah satu tangan besarnya yang tadi memeluk pinggangku erat sudah mulai menjelajah mengelus perutku yang datar.

"Eungh." lenguhku tanpa sadar. Dan refleks langsung menghentikan tangan besarnya yang mulai berkeliaran semakin ke atas.

"Tapi Mas..." Aku membuka mataku dan menatap matanya yang sudah pekat melalui cermin besar di hadapan kami.

Pandangan kami saling bertaut, membuat kakiku yang sudah seperti jelly terasa semakin lemas. Untung lengan besarnya masih dengan kokoh memegang pinggangku. Gaun tidurku sudah tidak berbentuk lagi. Tali kecil yang ada di bahu sudah melorot hingga ke lenganku, memperlihatkan belahan dadaku yang menambah keseksian penampilanku saat ini.

Hanya terdiam, kami terus saling memandang lewat cermin besar tadi. Pemandangan yang sangat seksi menurutku.

Dan tanpa kusangka-sangka, dia membalikkan tubuhku cepat menghadapnya. Dan langsung melumat bibirku lembut. Refleks, kubalas lumatannya pada bibirku, kusandarkan tubuhku pada tubuh besarnya, melingkarkan lenganku ke lehernya agar tidak terjatuh. Saling melumat, saling menjilat dan saling menggigit.

Sial! Aku harus mengatakan ini sekarang, sebelum kewarasanku hilang karena nafsu.

Kulepaskan tautan bibir kami, "Tapi Mas..." ucapku menggantung.

"Tapi apalagi Dek?" tanyanya tidak sabar. Bisa kulihat raut kekesalan di wajahnya saat ini.

"Tapi...ituuuu..." jawabku masih menggantung.

"Iyah, itu apaaaaa?" tanyanya mulai gemas.

Dan baru aku mau menjawab saat terdengar suara keras dari kamar sebelah.

"Oeeeeeekkk oek oek."

"Ah, itu yang kumaksud. Tapi, ini jamnya dedek minum susu Mas." ucapku segera melepaskan pelukan suamiku dan bergegas ke kamar sebelah melalui pintu penghubung kamar kami dan kamar dedek.

"Kenapa nggak bilang dari tadi siiiihhh? Juniorku udah kehabisan nafas di bawah siniiii." teriaknya gemas.

Dan aku hanya tersenyum mendengar teriakannya. Menggendong dedek dan duduk di sofa yang khusus disiapkan suamiku untuk tempatku menyusui dedek.

"Tapi ini kan malam pertama kita Dek." ucapnya memelas, bersandar di pintu penghubung.

"Malam pertama apa?" tanyaku bingung sembari menyusui dedek. Lah, gimana malam pertama kalau jelas-jelas bukti malam penuh keringat kami saat ini ada di gendonganku dan sedang kususui.

"Malam pertama setelah 40 hari aku menahan diri." jawabnya pelan dan berjalan lemas masuk ke dalam kamar kami.

Oow, suamiku sayang, suamiku malang.

Malam PertamaWhere stories live. Discover now