Flutter

3.2K 79 4
                                    

Zayn membuka twitternya. Ia menulis di timelinenya

@salma03 "hay Queeni, I’m in Bradford. Bisakah kita bertemu?” Zayn deg-deg an menanti balasan. Dan malasnya yang menjawab malah para fansnya. Wah repot kalau begini. Sampai malam tak ada balasan. Zayn menduga Salma tidak membuka twitternya.

Malamnya Zayn bingung. Dia ingin menghubungi Salma tetapi bagaimana caranya ya. Kalau yang mengangkat Salma sih asyik kalau kakeknya? Bisa kacau urusannya. Nanti kakeknya curiga. Sebenarnya Zayn sudah mengantongi no telpon keluarga Wheeler. Setiap keluarga Muslim di Bradford pasti punya no kontak imam masjid mereka. Tetapi Zayn ingat dukungan ayahnya tadi siang. Membuatnya membuang jauh-jauh rasa gugupnya. Bismillah sajalah, huft seperti mau maju perang pikir Zayn.

Zayn menunggu sampai empat deringan baru ada yang mengangkat telponnya.

“ Hallo, rumah keluarga Wheeler disini”. Suara salma terdengar merdu. Zayn hampir melompat saking senangnya.

“ assalamualaykum Queeni. Bagaimana kabarmu. Lama tak terdengar” zayn menyapa sok akrab

“ Zayn, ups, wa’alaykumsalam. Apa yang kau lakukan” suara Salma tertahan seolah ia takut ada yang mendengar suaranya.

“ Hey I miss u, kau di mention tidak menjawab” Zayn terang-terangan mengungkapkan perasaannya. Salma yang mendengar kata-katanya sampai memerah.

“ Sorry Zayn, aku belum sempat membuka twitter. Dan aku curiga kau membuat kehebohan lagi di twitter.  Kapan kau sampai di Bradford?” Salma bertanya untuk menghilangkan kegugupannya. Jujur Zayn adalah lelaki pertama yang berani mengungkapkan perasaannya padanya (meskipun hanya sekedar guyon) diluar Dadz dan ke-empat saudara lelakinya. Dan itu sangat luar biasa bagi salma.

“ Sejak tadi pagi. Kau sendiri sejak kapan? Kapan balik ke London?” Zayn menjawab cepat.

“ Aku pulang kemarin balik ke London insyaallah Minggu sore. Aku sudah pesan tiket kereta. “ Salma menjawab sambil membolak-balik buku telpon ia gugup. Ia takut kakeknya mendengar obrolannya. Sebenarnya tidak mungkin kakeknya memarahinya hanya gara-gara menerima telpon dari Zayn. Keluarganya terbiasa menghargai privasi anggota keluarga yang lain. Tetapi sejak telpon dari abangnya dulu dan perbincangan dengan kakeknya siang tadi Salma merasa ia perlu berhati-hati agar tidak terjadi kesalah pahaman.

“ Hey Queeni, jangan melamun. Kau mau tidak pulang bersama denganku. Di kereta kita tidak hanya berdua kan?” Zayn mengagetkan Salma.

“ eh sebaiknya tidak Zayn. Aku khawatir nanti fansmu salah paham. Aku benar-benar tidak enak. Sungguh maafkan aku”. Salma menjawab hati-hati.

“ oh begitu ya. Sebenarnya aku bisa menyamar. Tapi aku tidak memaksa. Kita lihat saja nanti.  Oh ya apa kegiatanmu besok. Boleh aku berkunjung ke rumahmu, eh maksudku rumah kakekmu” Zayn berkata

“ eh boleh saja tentu. Kakek ku sangat memuliakan tamu. Kita bisa mengobrol bersama beliau. Jangan khawatir kakekku menyenangkankan diajak mengobrol. Kau bisa bertanya urusan agama padanya. Misalnya tentang tattomu, eh maksudku tentang ...hmm, ya apa saja yang ingin kau tanyakan. “. Salma merasa keceplosan bicara.

“ ku harap kau tidak tersinggung Zayn, dan ku harap kau juga mengerti kebiasaan keluargaku untuk menemani anak perempuannya menerima tamu yang bukan mahram” Salma berkata hati-hati

“ its okey, aku suka koq bertemu dengan siapa saja. Apalagi dengan orang seperti kakekmu. Kita bisa belajar banyak hal bukan?. Zayn menjawab  panjang lebar.

Mereka mengobrol agak lama. Salma juga tidak mengerti kenapa ia bisa selama itu berbincang dengan Zayn ditelpon. Salma hanya mempunyai sedikit teman pria. Waktu di Dubai ia bersekolah di sekolah khusus putri. Bahkan ketika SMU ia bersekolah di asrama. Teman bermainnya hanya abang-abangnya dan adik-adiknya ditambah dadz jika itu masuk hitungan. Hampir bisa dikatakan hanya sedikit pria diluar keluarganya yang pernah bersinggungan dengannya dalam kehidupan sehari-hari. Pak Budi supir keluarganya di Dubai, Mister Sa’ad pengawal pribadi ketika ia masih kecil (karena Salma pernah hampir di culik ketika berlibur ke Bahrain bersama Abangnya)  ditambah kakeknya di Bradford dan Lukas saudara tirinya anak daddynya dengan istri pertamanya dahulu. Dan ia jarang bertemu Lukas karena abang tirinya ini sekarang sudah berkeluarga dan tinggal di Belanda. Kebiasaan di negeri Arab juga membuatnya sangat terbatas dalam memiliki teman. Meskipun di Dubai lebih longgar dibanding Arab Saudi tapi ayah dan ibunya termasuk Islam sunni yang kuat. Tidak ada kisah romantic dalam ceritanya sebagai remaja. Abang-abangnya juga sangat menjaga pergaulan. Mereka adalah contoh nyata bagi Salma dalam bersikap. Abang Osamanya meskipun lebih lunak ketimbang abang Shuhaibnya tetapi tetap saja mereka disebut sebagai golongan ikhwan taat. Apalagi abang Shuhaibnya yang sekarang berkuliah di Madinah adalah ikhwan golongan keras yang anti dengan pergaulan bebas. Makanya tidak heran pilihan pertamanya untuk kuliah adalah Madinah dan kedua adalah madinah dan ketiga tetap saja Madinah ^_^.

Dan sekarang Salma mulai menyadari ada yang berubah dengan perasaannya terhadap pria asing ini. Ya Zayn memberi warna baru dalam kehidupannya. Ia hanya bertemu sekali dengan Zayn di pesawat. Tetapi kata-kata Zayn membuatnya seolah sudah mengenal Zayn sejak lama. Salma tahu ini salah. Dan ini tidak bisa berlangsung terus. Entah mengapa Salma merasa daddynya tahu tentang twitter Zayn. Umminya juga rasanya mungkin mengetahui. Umminya memang ibu rumah tangga biasa. Tetapi beliau adalah seorang blogger dan penulis cerita anak. Dunia social media adalah hal biasa bagi umminya. Dan Salma yakin pasti umminya sesekali mengecek Timelinenya seperti abang Osamanya. Sedangkan Dadz orangnya sibuk dan tidak punya akun-akun aneh tempat orang berbagi kegalauan yang tidak jelas itu persis abang shuhaibnya yang tidak tertarik memiliki hal-hal ajaib seperti Facebook atau Twitter atau apapun.

Salma sadar secara fisik dia biasa. Hijabnya juga tidak pernah modis. Dia belajar memakai hijab dari umminya yang tidak pernah memodifikasi dengan bentuk apapun kecuali sebuah kain lebar berwarna gelap dan setengah gelap. Dengan abaya longgar khas Dubai. Pilihan warnanyapun hanya hitam, abu-abu, biru tua, kembali ke hitam. Dan Salma tidak pernah protes karena ia tahu benar bahwa umminya tetap terlihat menawan. Dadznya pernah bilang beliau langsung jatuh cinta pada ummi hanya pada pandangan pertama. Perkiraanku sih dadz bosan dengan wanita cantik yang memoles wajahnya dengan aneka kosmetik. Ummi hampir tidak pernah memakai kosmetik kecuali lotion, bedak bayi dan sabun mandi. Ketika pertamakali berkuliah di London Salma sampai terkaget-kaget dengan kecantikan gadis-gadis London dengan rambut aneka warna, cat kuku yang menarik dan bibir seperti permen. Tetapi seperti kata dadz bahwa itu memang menarik untuk dipandang tapi tidak bertahan lama ( kalo ini bener deh mister Jason Wheeler sendiri yang bilang).

Salma merenung di tempat tidurnya. Agak lama ia mencerna kalimat-kalimat Zayn di Tlnya. Salma merasa sebenarnya ini hanya pesona seorang artis tidak lebih. Seorang Zayn malik yang dipuja oleh banyak gadis Inggris bahkan seluruh dunia. Ini hanya sekedar rasa penasaran zayn terhadap sosok aneh dalam kehidupannya. Tidak lebih. Dia artis dan Salma yakin Zayn terbiasa dengan kalimat-kalimat intim semacam ini. C'mon Salma ini hanyalah sebuah kejutan kecil dan hanya sebentar. Salma membathin. Sorry Mister Malik aku terpikat padamu.

Suatu Tempat Di Dubai

" Hmm, ada yang stalking" sesorang pria paruh baya berdiri dibelakang seorang wanita yang sedang asyik mengamati layar laptopnya.

"menurutmu ini salah?" Tanyanya lirih

" nope, tetapi tidak seluruhnya benar. setiap orang mempunyai hak untuk dihargai privasinya. meskipun dia anak yang telah kau lahirkan. dia tetap berhak untuk ruangnya sendiri" si lelaki berkata sambil mengelus rambut istrinya. Ya, mereka adalah ayah dan ibu Salma. 

" Entah mengapa, aku yakin Queeni pasti sekarang sudah terpikat pada Zayn, pemuda itu memang pandai merebut hati seorang gadis" umminya Salma berbicara sambil menyenderkan kepalanya ke punggung kursi.

" Sepertinya begitu, Malik muda memang gigih" tuan Jason menanggapi perkataan istrinya

" kita harus belajar untuk membiarkan Queeni menyelesaikan sendiri masalahnya. Dia layak untuk mendapatkan kesempatan itu. Trust me itu hanya masalah jam terbang" suaminya menambahkan sambil mengedipkan mata menggoda istrinya. 

" Ini bukan hanya soal jam terbang Mister Wheeler, tapi prinsip. Tak ada pacaran dalam kamus keluarga kita" istrinya menjawab

" Hey, yang bilang mereka sedang menjalin hubungan itu siapa? mereka sekedar teman. jangan katakan padaku kau meragukan Queeni?" suaminya langsung menjawab sambil memandang istrinya lekat.

" Queeni bukan remaja kemarin sore yang tidak pandai memegang prinsip-prinsip hidup. Dia gadis hebat dengan keyakinan teguh terhadap nilai-nilai agama. dia hanya butuh waktu untuk membuktikan pada kita bahwa ini hanya masalah sepele. C'mon Honey, biarkan dia dengan ruangnya sendiri" suaminya berbicara sambil menggenggam tangan istrinya.

sang istri menatap mata biru terang didepannya.

" I love u" ucapnya sambil tersenyum

" I more"  suaminya menjawab cepat.

My QueenWhere stories live. Discover now