Namun kejadian di Austria kembali terulang.

Taeyong menjauh begitu Yuta siap.

" Kau menarik, tapi aku tak bisa" ucap Taeyong.

" Apa kau impoten? Tapi bahkan kau bisa bermain dengan jalang di luar sana" geram Yuta.

Taeyong menatap netra Yuta yang mulai kehilangan binarnya lagi.

" Aku hanya tidak bisa melakukannya denganmu" sahut Taeyong.

" Kenapa?" desak Yuta.

'Karena wajahmu selalu berubah menjadi Elliot setiap aku melakukannya!' batin Taeyong.

Yuta merotasikan mata saat Taeyong memilih diam.

" Kenapa pertanyaan sederhana saja kau tak bisa memberi jawaban?"

Sindiran Yuta membuat Taeyong menghela nafas.

..

Taeyong mengusap wajahnya.

" Kita bahas ini lain kali" ujar Taeyong.

" Tidak akan pernah ada lain kali, kau pasti akan menghindar!" teriak Yuta.

Taeyong tersentak saat Yuta berdiri kemudian berteriak tepat di depan wajahnya.

" Apa kau tahu betapa aku merasa....sakit?" tanya Yuta.

" Kau bisa memasuki lubang semua jalang di luar sana tapi-"

Perkataan Yuta terhenti saat Taeyong membawanya ke dalam ciuman lembut.

Yuta berusaha tak terbawa arus karena rasa kesalnya.

Namun, dia tetap gagal dan berakhir membalas ciuman Taeyong.

Yuta meremas bahu Taeyong saat sang suami beralih menuju lehernya.

Taeyong menyesap dan mengigit bagian tersebut.

Sebuah bekas kemerahan tercipta setelah Taeyong mengakhiri semuanya.

Doe eyes dan boba eyes keduanya bertemu.

Taeyong membelai pipi Yuta dengan ibu jarinya.

" Maafkan aku" bisik Taeyong.

" Aku tak bermaksud menyakiti harga dirimu, hanya aku sungguh tak bisa" lanjutnya.

Taeyong memeluk Yuta dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang suami.

Aroma bunga mawar dan buah cherry yang menguar dari tubuh Yuta terasa menenangkan.

Lengan Yuta memeluk erat tubuh suaminya.

Netranya terpejam saat mencium aroma mint dan citrus yang menenangkan dari Taeyong.

Suara ketukan pintu membuat keduanya mengakhiri pelukan.

Yuta membuka pintu, tampak seorang pelayan berdiri menunggunya.

..

Yuta melirik Taeyong yang juga tengah menatapnya.

Si pemuda Nakamoto kembali menatap pelayan tersebut.

" Ada apa?" tanya Yuta.

" Maaf mengganggu waktu anda, tuan muda" ujar si pelayan.

" Tapi, ada tuan besar di bawah" lanjutnya.

Yuta mengangguk.

Dia sudah tahu siapa yang dimaksud.

" Kami akan turun sebentar lagi, buatkan teh hangat kesukaan Papi" perintah Yuta.

" Baik tuan muda, saya permisi" jawab si pelayan.

Yuta kembali menutup pintu.

" Kenapa Papi harus datang sepagi ini?" keluh Yuta.

Inheritance of DiscordNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ