Inheritance of Discord

10

Mungkin dia bisa melampiaskan hasratnya bersama Yuta jika saja wajah Elliot tak muncul setiap dia mencoba menyentuh sang suami.

Taeyong mengubah posisinya menjadi terlentang, hanya butuh beberapa menit saja dan pemuda itu sudah masuk ke alam mimpi.

..

Yuta terbangun karena suara alarm yang cukup nyaring.

Netranya mengerjap pelan kemudian mencoba menggapai ponsel yang ada di nakas.

Namun, gerakannya seolah tertahan.

Yuta menoleh, doe eyes itu membulat saat menyadari wajah Taeyong sangat dekat.

Bahkan lengan pemuda yang tak lain adalah suaminya itu mendekap Yuta dengan erat.

Taeyong menggeliat pelan hingga kini ujung hidungnya menyentuh ujung hidung Yuta.

Netra Yuta kembali mengerjap beberapa kali demi memahami situasi.

Suara alarm kembali terdengar nyaring.

Yuta sontak memejamkan netranya kembali saat melihat tanda bahwa Taeyong akan bangun.

Telinga Yuta bisa mendengar dengusan nafas Taeyong.

Dia juga bisa merasakan nafas hangat Taeyong menerpa wajahnya.

Suara alarm sudah berhenti, netra Yuta kembali terbuka setelah merasa Taeyong telah beranjak.

Yuta segera bangun dan keluar dari kamar.

Dia menggunakan kamar mandi di kamar sebelah untuk membersihkan diri.

Setelah berganti pakaian, Yuta berjalan ke dapur.

Taeyong belum selesai dengan kegiatan mandi paginya.

Beberapa pekerja menyapa dirinya, Yuta pun membalas dengan senyuman.

Tak lama, Taeyong sudah rapi dengan setelan kerjanya.

Keduanya menikmati sarapan dalam diam.

Di keheningan itu, dering ponsel Taeyong terdengar.

Taeyong melihat nama pemanggil.

Decakan terdengar dari sang dominan.

" Papi?" tanya Yuta.

Taeyong hanya membalas dengan anggukan.

Yuta ikut menyandarkan punggungnya ke kursi.

Apalagi kali ini?

..

Taeyong dan Yuta diminta datang ke kediaman utama.

Keduanya berjalan dengan malas untuk masuk ke dalam.

Hyunho dan Haeun tampak sudah menunggu mereka di ruang tengah.

Pasangan itu lantas duduk di seberang.

Pelayan datang membawakan teh hangat untuk keduanya.

Hyunho menyesap tehnya kemudian meletakkan kembali cangkirnya.

Yuta menunggu dengan hati berdebar.

" Kenapa Papa dan Papi ingin kami datang?" tanya Taeyong.

" Ini juga rumahmu kan? kenapa seolah kau tidak mau lagi ke sini?" heran Hyunho.

Taeyong tak menjawab, sementara Yuta juga bingung harus menjawab apa.

" Langsung saja, kapan kira-kira kalian akan memberi pewaris baru untuk keluarga ini?"

Yuta yang hendak meraih cangkir teh langsung membatalkan niatnya.

Pemuda itu menatap Taeyong yang dengan santai meminum teh.