トーシ (Seeing Through)

34 3 0
                                        

"Siapa dia?", pertanyaan itu terus saja berputar di kepalaku. Wajah terkejut dengan matanya yang melebar dan senyumnya yang merekah ketika ia meninggalkanku masih timbulkan tanda tanya besar. Suasana itu pun mengingatkanku pada klise-klise cerita komedi romantis. Dan itu membuatku merasa sedikit tidak nyaman. Mungkin kini banyak dari kalian akan merasa aneh, "mengapa orang yang 'tidak biasa' sepertiku paham akan hal-hal yang biasanya dipikirkan orang?". Disini aku beranggapan bahwa kalian merasa orang dengan pencapaian sepertiku akan hidup seperti seorang Alfred Nobel. Jika, kalian berpikiran seperti itu maka kalian sudah melakukan sebuah kesalahan besar. Aku lebih suka menyebut diriku "hopeless romantic" seperti Søren Kierkegaard. Namun akhir-akhir ini aku mulai berpikir bahwa diriku sudah menganggap bahwa perasaan itu hanyalah sebuah ketidaknormalan pada jaringan otak, ah.... Aku merasa diriku menjadi lebih aneh lagi.

Kardus yang berisi barang-barangku masih memenuhi apartemen, tubuh lemahku ini rasanya tak sanggup lagi untuk membuka mereka dan meletakkan isinya hingga tersusun rapi. Dengan kepala yang masih penuh dengan kegelisahan aku berjalan menuju kasur yang belum dilapisi apapun dan mendarat keras di atasnya, pendaratan darurat kapten! Mataku yang serasa sudah seberat memikul beban berat kehidupan seluruh umat manusia ini pun perlahan menutup dirinya. Mungkin tertidur sepuluh-dua puluh menit tidak akan mengapa, dan aku relakan jendela duniaku pun tertutup.

***

Bel kamarku berbunyi. Aku yang sedang tertidur membuka mataku dan mendapati suasana telah gelap. Sial! Aku sudah tertidur selama 3 jam. Dengan langkah yang tidak penuh niat aku berjalan menuju pintu depan. Aku pun kembali menggerutu mengenai siapakah yang memencet bel pintu yang membuatku terpaksa terbangun dari tidur nikmatku, lagipula yang mengetahui aku tinggal disini hanya ibuku dan perempuan misterius itu. Celaka, aku kembali mengingatnya.

Kubuka pintu apartemenku dan mendapati hal yang berbeda dengan ekspektasiku. Dia juga perempuan, tapi dia berbeda, aku tidak mengenalnya. Dengan wajah penuh bingung kucoba mengingat siapa dia. Tanpa sadar aku memandanginya dari ujung kaki ke ujung kepala. Tidak ada yang kudapat dari eksplorasiku itu, yang aku dapat hanyalah sepatu kets berwarna putih, celana panjang jeans berwarna biru gelap, kemeja putih corak polkadot dengan dalaman hitam yang terlihat, dan rambut lurus sepanjang pundak.

Ditengah usahaku mengingat siapakah perempuan ini, yang kurasa tidak miliki hasil sama sekali, ia memperkenalkan dirinya menggunakan bahasa Inggris terbata-bata dengan aksen Jepang yang masih sangat melekat, meskipun jujur kuakui suaranya senikmat pengisi suara anime. Dari semua kata yang dilontarkannya Hiromi Kitagawa adalah satu-satunya ucapan yang mampu kuserap, yang kemudian aku asumsikan sebagai namanya. Berusaha untuk menahan tawa, kuberitahu kepadanya bahwa tidak masalah baginya untuk menggunakan bahasa Jepang sebagai perantara komunikasi, yang kemudian ditanggapinya dengan helaan nafas penuh kelegaan.

Perbincangan kami pun berlanjut dengan maksud dan tujuannya datang ke tempatku. Ia memberitahukanku bahwa ia adalah salah satu tim peneliti untuk proyek Database yang sedang aku kembangkan bersama Universitas Tokyo, seperti dugaanku namanya adalah Hiromi Kitagawa, dia mahasiswa semester akhir S1 program studi Ilmu Komputer, Universitas Tokyo. Ah, sekarang aku ingat sebelum berangkat Prof. Thomas Anderson, promotor disertasiku, mengatakan bahwa dalam tim pengembangan teknologi Database nanti, akan ada seorang mahasiswa sarjana yang akan bergabung ke dalam tim, dia memiliki nilai yang luar biasa untuk ukuran studinya jadi dia direkomendasikan Departemen Program Studinya untuk masuk ke dalam tim, meskipun pada akhirnya aku lupa akan namanya. Ah, penyakit lupaku akan hal-hal "kecil" seperti itu terus menggangguku. Tak berpikir lama, kupersilahkan ia untuk masuk. Awalnya ia kaget karena harus masuk ke dalam apartemen seorang laki-laki asing. Tapi akhirnya setelah kupaksa, karena dinginnya cuaca di luar, membuat akhirnya ia masuk ke dalam. Sial kau, kultur Jepang.

Di dalam, suasana semakin kacau dengan dia yang tidak lancarkan sepatah katapun. Dia yang sedari tadi berdiam diri saja sembari memandang ke luar lalui jendela apartemenku membuatku berkonklusi bahwa ia sudah tidak nyaman berada disini. Tanpa pikir panjang, aku bangkit dari kedalaman pikirku dan mengambilkan minuman seadanya. Setelah kupikir-pikir pastinya dia lelah juga mencari tempat ini. Kemudian, kutuangkan air mineral kedalam gelas yang sudah kusiapkan dan membawanya ke hadapannya. Sembari meminta maaf kepadanya atas semua "kekacauan" yang terjadi di kamar ini. Aku berusaha menjelaskan segamblang mungkin tapi dia hanya merespon seadanya seakan tak peduli. Dia memandang kosong ke seluruh isi ruangan dan kemudian memandangku dengan penuh rasa tanya. Aku tidak bisa melihat apapun dari matanya itu, lagipula aku sedang tidak dalam kondisi dimana aku mau berpikir keras. Biarkanlah dia lakukan semua itu.

Kesal, kucoba buka percakapan mengenai Project Database, yang amat sangat kusyukuri ditanggapinya secara profesional. Dia mengatakan akan mengikuti proses pengaplikasian teoriku selama beberapa bulan ini karena ia menggunakan teoriku sebagai acuan dasar tugas akhirnya. Aku juga diberitahu olehnya kalau dua hari lagi, prosesi penelitian akan dimulai di sebuah SMA di dekat sini dengan beberapa murid SMA sebagai contoh pengaplikasian Database tersebut. Jujur saja aku belum diberitahu itu oleh ibuku, mungkin semua ini dilakukan Kitagawa-san dalam perintah ibuku yang sudah malas kemari dan memutuskan untuk tidur di rumah. Tak lama ia mohon izin pamit, karena waktu sudah malam, ia harus kembali ke tempat tinggalnya yang lumayan jauh jaraknya dari tempatku dan ia harus mengejar kereta terakhir malam ini.

Kuantarkan dia sampai dekat lift, ia memasukinya lalu mengatakan satu hal yang kembali membuatku merinding pusing, "Sejak kecil, kau tidak banyak berubah ya, Arata!"

Ditengah diam, lift itu pun tertutup.


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 28, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DatabaseWhere stories live. Discover now