Yuta mengangguk.

Taeyong mengambil tas kerjanya, dia hendak berlalu namun pemuda itu menyadari sesuatu.

Beberapa pelayan seolah sedang mengawasinya.

Pasti mereka nanti akan melaporkan semuanya pada sang papi.

" Kenapa? Kau tidak jadi-"

Perkataan Yuta terhenti saat Taeyong mengecup pipinya.

Setelah itu Taeyong berbisik pada Yuta.

" Para pekerja itu, mereka akan melaporkan semuanya pada Papi" bisik Taeyong.

Yuta menatap beberapa pekerja yang seolah kembali bersikap normal.

Pemuda Nakamoto itu kemudian menyentuh pipi Taeyong.

" Hati-hati di jalan, suamiku" ucap Yuta.

Taeyong tersenyum pada Yuta kemudian berlalu pergi.

Yuta menatap punggung Taeyong.

'Bahkan saat sudah berpisah rumah pun, dia tetap tak bisa bebas' batin Yuta.

Yuta kemudian menyelesaikan sarapannya.

Setelah ini dia akan mengurung diri di lantai atas.

..

Yuta tengah melakukan video call bersama Nakamichi.

Bibirnya melengkung ke bawah saat mendengar cerita sang papi yang kesepian.

" Maaf ya Papi, harusnya Papi bisa punya anak lagi kalau bukan karena Yuu-chan"

Yuta memasang raut sedihnya.

Nakamichi memang sudah tak bisa mengandung lagi setelah melahirkan Yuta.

Itu karena selama mengandung Yuta, keadaannya sangat lemah.

Oleh karena itu, Akira akhirnya memutuskan untuk steril.

Begitu juga Nakamichi.

Di seberang sana, Nakamichi menggeleng keras kemudian melarang Yuta menyalahkan diri sendiri.

Tak lama, Akira muncul denan setelan jasnya.

" Papa dan Papi mau ke mana lagi?" tanya Yuta.

Akira menjawab bahwa mereka diundang makan siang di kediaman diplomat.

Yuta menghela nafas.

" Papa jangan membuat masalah dulu, ya?"

" Aku masih mau menikmati libur tanpa mengurus masalah yang Papa timbulkan"

Yuta memberi peringatan.

Tak lama, video call itu berakhir karena orang tuanya harus cepat berangkat.

Yuta menyandarkan punggungnya di kepala ranjang.

Baru saja memejamkan mata, pintu kamarnya sudah diketuk.

Yuta dengan malas berjalan kemudian membuka pintu kamar.

Seorang pekerja rumah berdiri di depan Yuta.

" Maaf tuan muda, ada tuan besar di bawah" ucap si pekerja.

" Tuan besar? Maksudnya, Papi?" tebak Yuta.

Pekerja itu mengangguk.

Yuta kembali dibuat menghela nafas.

" Baiklah, tolong katakana pada Papi untuk menunggu sebentar" pinta Yuta.

" Baik, tuan muda" jawab sang pekerja.

Yuta merapikan sedikit penampilannya kemudian beranjak untuk menemui sang mertua.

Inheritance of DiscordWhere stories live. Discover now