Lingga tumbuh dari puing-puing hidup yang pernah hancur. Dulu ia hanya seorang anak biasa yang selalu jadi sasaran bully, ditambah lagi setelah memasuki fase ketika keluarganya retak tanpa sisa. Sejak itu, jalanan Bandung lah yang menjadi tempat ia...
"Dia memang tumbuh kuat, tapi akan rapuh juga jika teringat keluarga yang dulu utuh kini sudah retak tak tersisa."
......
"Seorang anak perempuan pemilik senyuman manis,yang ingin merasakan adanya tempat untuk sekedar bercerita dan didengar"
......
karena sejatinya, penulis tidak pernah benar-benar menulis tentang tokoh fiksi. tetapi dia hanya sedang menyamarkan dua insan yang nyata, agar tetap bisa hidup abadi di dalam ceritanya.
♡
...... Selesai menunaikan sholat Subuh, Devita menggulung. sajadahnya,mengenakan outfit santai yang pastinya dengan hijab instannya,Rumah masih terasa hening, bahkan suara panci di dapur belum juga terdengar.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Devita berdiri sejenak seraya merapikan jilbabnya,ia mengenakan setelan muslimah warna abu-abu dengan bahan bertekstur ringan. Atasannya panjang hingga lutut, dipadukan dengan celana longgar serasi tanpa alas kaki,memang begini agar lebih terasa, Tampilannya sederhana, rapi, dan nyaman untuk aktivitas.
Begitu keluar rumah, udara pagi yang terasa dingin langsung menerpa ke wajahnya, Devita mulai menarik napas panjang, lalu memasang earphone ke dalam kedua telinganya,Playlist Arabic favoritnya langsung mengalun indah di kedua telinganya,sangat pas dengan suasana subuh yang terasa sejuk.
Jalanan di depan rumah masih sangatlah sepi. Suasananya yang seperti inilah yang dia suka,berjalan tanpa mengenakan alas kaki,Devita melangkah perlahan,bersamaan dengan lagu ala bali yang mulai terdengar. Sesekali ia menunduk, melihat tanah yang sedikit lembap menempel tipis di kedua kakinya,
Ia berjalan melewati pagar-pagar rumah rumah tetangga yang masih tertutup rapat, pepohonan yang menggoyang pelan, dan aroma rumput basah yang menyeruak. belum ada yang lewat atau sekedar beraktivitas disini,orang orang dari musholla belum ada yang pulang,Tidak ada suara kendaraan. Hanya sejuknya angin pagi dan musik Arabic yang memenuhi ruang sunyinya.
ia mulai berlari kecil,tidak jauh hanya sekitaran lorong kecil tempat ia tinggal Setelah sekitar 20 menit,setelah selesai dengan aktivitasnya,ia melangkahkan kakinya ke dalam rumahnya
"Assalamualaikum,ucap devita sambil mendorong pintu, "Waalaikumsalam,sahut mereka berbarengan
Terlihat disana sudah ada ibu yang sibuk menyiapkan sarapan pagi,berbeda farel yang sedang asik dengan gamenya
"Ibu,biar ku bantu,ucapnya langsung mengambil alih wadah yang berisi nasi goreng,
"Ayok makan,farel,ucap devita memperingati sang adik yang masih saja sibuk dengan dunianya
"Iya,ucap farel sambil berjalan kearah meja makan
Semua sudah berada di meja makan,memulai sarapannya dengan kidmat tanpa ada suara .......