“Ooooh cicit Omaaaa!”
Oma langsung menjerit kecil.
“Lihat pipinya! Lihat hidungnya! Persis Christy waktu kecil, ya ampun!”
Opa tertawa sambil menepuk bahu Angga.
“Selamat, nak. Selamat ya. Jaga anak-anak ini.”
Angga mengangguk hormat. “Iya, Opa.”
Suasana jadi ramai bahkan riuh.
Chen mengejar Zuzu yang membawa balon.
Oma memaksa semua orang makan buah.
Opa cerita panjang tentang masa mudanya walaupun tidak ada yang mendengarkan.
Mama Shani tak berhenti tersenyum.
Zeann membuat lelucon dan semua orang tertawa.
Rumah itu terasa seperti dunia yang utuh.
Lengkap.
Penuh cinta.
Christy menatap semuanya sambil menggendong bayi kecil itu.
Hatinya hangat.
“Kak…” ia berbisik pelan dalam hati.
“Aku bahagia sekarang.”
Seolah Chika ada di sampingnya.
Mama Shani duduk di samping Christy dan bertanya lembut:
“Namanya udah dibikin belum, sayang?”
Chen langsung mendekat ingin mendengar juga.
Zuzu ikut merapat, seolah sedang menonton pengumuman besar.
Christy tersenyum dan mengangguk.
“Udah, Mah.”
Zean langsung memutar badan, ikut penasaran.
“Oh iya? Siapa? Kasih tau dong!”
Christy menatap Angga.
Angga tersenyum lembut, menggenggam tangan istrinya.
“Siapa, Mas?”
tanya Christy.
Angga menarik napas pelan, lalu berkata jelas:
“Yessica Tamara Hartanto.”
Ruangan langsung terdiam.
Oma membuka mulut tapi tak ada suara keluar.
Opa menghentikan kunyahannya.
Mama Shani menutup mulut dengan kedua tangan, matanya basah.
Zean terpaku, memandang adiknya lama.
Gracio memejamkan mata perlahan seolah menahan sesuatu yang sudah lama terkunci.
Christy tersenyum.
Keheningan berubah jadi udara hangat.
Christy menatap bayinya dan membisik:
“Namanya dari Kak Chika…”
Air mata Mama Shani jatuh lebih dulu.
“Christy…” suaranya pecah.
Zean mendekat, suaranya kecil.
“dek… kamu yakin?”
Christy tersenyum lembut.
Tersenyum… bukan menangis.
Dan itulah yang membuat semua orang makin tersentuh.
“Iya, Bang. Aku yakin.”
Ia menatap seluruh keluarganya.
“Aku mau… sebagian dari Kak Chika tetap hidup di keluarga kita.” “Tetap ngelindungin kita.” “Dan tetap jadi bagian dari hari-hari kita.”
Angga merangkul bahu Christy. “Kita sepakat berdua. Namanya… indah.”
Mama Shani menunduk, memegang tangan Christy erat.
“Terima kasih, sayang…” suaranya bergetar. “Kamu mengabadikan chika dengan cara yang indah”
Chen tiba-tiba berteriak:
“Baby Yessi!!”
Semua langsung tertawa.
Ketegangan pecah menjadi keceriaan yang hangat.
YOU ARE READING
ASING DI HATIMU? ('yang indah?' S2)
FanfictionSejak sadar dari koma, Chika berubah. Amnesia parsial merenggut sebagian ingatannya.. dan yang paling menyakitkan, ia lupa akan Christy. Adik yang dulu menjadi separuh jiwanya, kini terasa asing di hatinya. "Asing di Hatimu" Kisah tentang ingatan ya...
EPILOG
Start from the beginning
