" Kau benar" gumam Nathan.

" Papi dan Jaehyun tidak perlu khawatir, aku akan melawan mereka"

Jungwoo tersenyum lantas kembali memeluk manja sang papi.

Nathan membalas dengan mengusak surai putranya dengan lembut.

..

Jaehyun berjalan bersama Doyoung menikmati jalanan malam.

Mereka kemudian mampir di warung tenda pinggir jalan.

Doyoung memang sering mengajak Jaehyun pergi ke tempat seperti ini.

Jaehyun sendiri tak keberatan, toh dia juga muak dengan tempat mewah.

Setelah memesan, mereka duduk di salah satu meja dekat pintu.

" Jeje, maaf ya Doie hanya bisa ajak Jeje ke tempat sederhana begini"

Doyoung berkata dengan nada penuh sesal.

Jaehyun terkekeh kemudian mengusak surai kekasihnya dengan gemas.

" Bukan masalah besar"

" Lagipula aku sudah bosan dengan makanan mahal"

Doyoung tersenyum mendengar jawaban kekasihnya.

" Kenapa Jeje mau terima Doie yang serba kekurangan ini?" tanya Doyoung.

Jaehyun menopang dagu dengan telapak tangannya.

Ditatapnya sang kekasih dengan pandangan intens.

Doyoung merasa panas di pipinya.

Rona kemerahan yang samar perlahan muncul.

Dia memang tidak bisa jika ditatap Jaehyun terlalu lama.

" Karena aku merasa dirimu yang aku cari selama ini" ucap Jaehyun.

Doyoung tertawa pelan.

" Jangan membuatku besar kepala, tuan muda Jung" balas Doyoung.

" Mau kau anggap bercanda tapi itu faktanya, Doie" sahut Jaehyun.

Doyoung makin tersipu mendengar jawaban kekasihnya.

..

Pagi pun datang, sinar Mentari menyapa lewat sela jendela kamar milik sepasang suami baru.

Yuta membuka mata saat sinar terang mulai menusuk matanya.

Pemuda itu menoleh ke samping.

Sudah tak ada tanda keberadaan pemuda lain yang berstatus sebagai suaminya.

Yuta jadi mengingat kejadian semalam.

Yuta mengobati kaki Taeyong yang terluka.

Sementara si pemuda Lee masih membisu.

" Besok jangan pakai sepatu, nanti lecet lagi" ucap Yuta.

Yuta hendak berlalu, namun Taeyong menahan lengannya.

Si pemuda Nakamoto menatap suaminya.

" Ada apa lagi, tuan muda?" tanya Yuta.

" Bisa tolong tetap di sini? Aku mau tidur" jawab Taeyong.

" Tidur ya tinggal tidur" kesal Yuta.

" Tolong peluk aku" bisik Taeyong.

Yuta terdiam untuk beberapa saat.

Netranya menangkap tatapan sedih Taeyong.

'Ugh! Kenapa aku jadi lemah begini'

Yuta akhirnya berbaring di sebelah Taeyong.

Inheritance of DiscordWhere stories live. Discover now