「 ౨ 2. i'm not thinking 'bout no exes, know they miss me.

Beginne am Anfang
                                        

"Masalahnya, mataku rabun kalau main game FPS battle royale!" tukas Gemini.

Dari arah meja, Hanwool menatap mereka dengan ekspresi datar. "Kalian ini ribut sekali, seperti anak sekolah dasar."

Gemini menoleh cepat, mendengus. "Kau saja yang masa kecilnya kurang bahagia."

Hanwool hanya mengangkat alis, tidak menjawab.

"Kita bertiga bukannya sama saja?" celetuk Minhwan sambil tertawa. Gemini dan Hanwool hanya mendengus bersamaan.

Mereka yang sudah menjadi sahabat-trio sejak umur 9 tahun

Sama sama masa kecil kurang bahagia..

Beberapa detik kemudian, Minhwan mengeluarkan sebuah kotak sepatu bermerek dari bawah meja dan meletakkannya di depan mereka. "Ini barang baru," ujarnya santai, lalu berdiri.

"Tolong jaga sebentar, ya. Aku ada urusan dengan No Reason!" katanya sebelum melangkah keluar ruangan dengan tergesa.

Gemini menghela napas panjang. "Lagi-lagi geng tidak berguna itu."

"Bukankah kau bagian dari mereka?" sahut Hanwool tenang.

"Enak saja," balas Gemini cepat.

Dia diam sebentar, menatap kotak sepatu yang baru saja ditaruh Minhwan.

Rasa penasaran membuat Gemini meraih kotak itu dan membukanya pelan. Matanya langsung membesar. "Ini, pistol sungguhan?" bisiknya, menatap senjata berwarna hitam pekat di dalam kotak.

Hanwool dengan cepat menutupnya kembali, ekspresinya berubah tegas. Ia meletakkan kotak itu lagi di meja dan menatap adiknya.

"Jangan pernah sentuh benda itu, Gemi."

---

Lee Hankyung-wali kelas 1-4 dan guru pendamping Study Group-duduk di ruang guru dengan wajah setegang tembok beton. Jari-jarinya menari cepat di atas keyboard, matanya fokus pada layar komputer.

"Apa seluruh keluarga Phi memang penuh masalah? Bahkan adiknya juga begini.." gumamnya lirih.

Langkah sepatu mendekat.
Kim Jongseok, wakil kepala sekolah, berhenti tepat di samping mejanya. Tatapannya mencurigai semuanya.

"Apa yang sedang anda lihat, Bu Lee Hankyung?" suaranya datar, tapi bahaya terasa di ujungnya.

Hankyung tersentak kecil. "Ah! Pak.. saya hanya membaca dan menyusun laporan tentang Phi Gemini, kelas 1-1. Tentang kasus perundungan itu."

Sekejap wajah Jongseok mengering pucat. Matanya melebar, lalu mengeras tajam seperti ingin menembus layar komputer.

"Apa yang anda lakukan sebenarnya, Bu Lee?!" Nada suaranya naik setengah oktaf, seperti amarah yang sudah disulut terlalu lama.

"Setelah petisi besar soal Phi Hanwool, kau masih ingin memancing masalah lagi di sekolah ini?!" hardiknya.

"Tapi Pak," Hankyung berusaha tetap teguh, "ini soal keadilan. Ada seorang siswi, Kim Jina-yang benar-benar dirundung habis-habisan. Diam itu bukan solusi. Kalau kita biarkan, siapa yang melindunginya?"

Hankyung mengetuk berkas di depannya. "Percuma menebang pohon kalau kita membiarkan akarnya tumbuh liar."

Jongseok mendekat, suaranya merendah tapi justru makin mengancam. "Hapus semua laporan itu. Sekarang."

x ᪤ 𝐃𝐄𝐂𝐎𝐃𝐄 !¡ 𝐒𝐭𝐮𝐝𝐲 𝐆𝐫𝐨𝐮𝐩Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt