"Apa jangan-jangan dia juga terlibat?"
---
GLEK
Dua pil obat antidepresan diteguk sekaligus oleh Gemini.
"Hati-hati, kau bisa overdosis," tegur Janne, menatapnya khawatir sekaligus penasaran. "Bukannya aturan pakainya dua kali sehari?"
Gemini tidak langsung menjawab. Tatapannya kosong menembus jendela kelas yang sepi. "Noah. Kenapa dia bisa ada di sini?"
"Orang itu?" ulang Janne pelan, lalu menghela napas panjang. "Aku sudah tahu sejak awal kita masuk, tapi aku sengaja diam. Aku pikir lebih baik begitu, supaya kau tidak gegabah."
"Dan sejak satu tahun lalu waktu itu, kau makin tidak stabil," lanjut Janne dengan nada datar tapi lembut.
Gemini menoleh, bibirnya melengkung kecut. "Tidak ada gunanya menutupi hal seperti itu, Janne."
"I know," bisik Janne, menatap meja. "Tapi melihat dia yang sekarang, rasanya berbeda, Gemi. Jadi lebih baik kau menjauh dulu darinya."
Gemini hanya mendengus, lalu memejamkan mata sejenak, membiarkan keheningan menelan percakapan mereka. Suara langkah pelan terdengar mendekat dari luar kelas, dan tak lama kemudian, pintu geser terbuka.
Hanwool muncul di ambang pintu, menatap dua gadis itu dengan berkata. "Kalian masih di sini rupanya," nada suaranya tenang tapi ada sedikit tekanan di ujungnya. Ia melangkah masuk, menatap meja di mana dua pil kosong tergeletak di samping botol obat.
Janne buru-buru menyembunyikan botol itu di balik buku catatannya, sementara Gemini hanya menatap lurus ke depan tanpa ekspresi.
Hanwool menghela napas pelan dan bersandar di tepi meja mereka. "Aku sudah menghubungi anak-anak White Lead," ujarnya datar, "mereka akan segera bergerak."
Gemini akhirnya menoleh. "Targetnya siapa?"
"Bu Lee Hankyung."
Suasana langsung mengeras. Janne refleks menatap Hanwool tak percaya, sementara Gemini justru menyipitkan mata, menahan sesuatu yang mirip dengan rasa ingin tahu.
"Serius?" tanya Janne setengah berbisik. "Dia guru, Hanwool."
"Guru perempuan baru itu kan? Wali kelas 1-4 laki-laki?" suara Gemini datar, nadanya berat di ujung. "Jujur saja, melihat wajahnya saja sudah membuatku muak."
Memangnya dia pernah melihat wajahnya?
"Wajahnya tinjuable, kan?" Janne terkekeh, setengah bercanda, setengah serius.
Hanwool menyilangkan tangan, ekspresinya tenang seperti biasa. "Melihat kalian setuju, sepertinya memang tidak salah kalau aku mengincarnya."
Gemini menatap Kakaknya. "Apa yang dia lakukan?"
"Dia mengajukan petisi ke komisi pendisiplinan," jawab Hanwool datar. "Katanya, karena aku anak Yeonbaek, maka sekolah dalam bahaya jika membiarkanku tetap di sini dan segala hal."
Janne langsung menepuk jidatnya pelan. "Hanwool, kau sadar tidak? Adikmu baru mulai tenang, dan kau bicara hal seperti itu di depannya?"
YOU ARE READING
x ᪤ 𝐃𝐄𝐂𝐎𝐃𝐄 !¡ 𝐒𝐭𝐮𝐝𝐲 𝐆𝐫𝐨𝐮𝐩
Fanfiction「ˋ 𝗗𝗘𝗖𝗢𝗗𝗘 ᝰ.ᐟ | .. 𝘸𝘳𝘪𝘵𝘵𝘦𝘯 𝘪𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘴𝘢 ━╋ ─┈─┈┈─┈─┈─┈─┈─┈┈─┈─ ㅤㅤ ୨ ⏝ ⏝ 𝗜𝗡 𝗪𝗛𝗜𝗖𝗛 . Phi Gemini, anak kedua dari keluarga Phi, selalu hidup di bawah bayang-bayang sang ayah yang keras dan kakak yang sempurna. Diken...
「 ౨ 2. i'm not thinking 'bout no exes, know they miss me.
Start from the beginning
