Yang harusnya bertanya itu aku!! kenapa kau ada di sini?.. KOREA?!!
Gemini tersenyum kaku meski hatinya menjerit kenjang.
Dunia mereka dulu berakhir lewat panggilan telepon 10 menit lintas benua-dan kini, setelah sekian lama, mereka kembali berhadapan di lorong sekolah yang terlalu sempit untuk dua orang dengan masa lalu sebesar itu.
Geonyeob-mantan Gemini sejak awal kelas 8 sekolah menengah pertama. Mereka berpacaran selama satu tahun lebih mulai dari libur musim panas saat Geonyeob liburan ke Korea, hingga akhirnya hubungan itu berakhir di akhir kelas 9 tanpa alasan yang jelas.
Namun sikap Geonyeob dingin, terlalu formal untuk seseorang yang pernah mengenalnya sedalam itu. Tidak ada sapaan hangat, tidak ada jeda yang memberi ruang bagi kenangan. Hanya tatapan datar, seolah semua yang pernah ada tidak lebih dari catatan kecil yang sudah lama dihapus.
Seketika sesuatu di dada Gemini menegang. Bukan marah, tapi semacam penolakan yang pahit-seolah harga dirinya diremuk halus oleh sikap acuh itu. Sejak perpisahan mereka, Gemini tidak pernah mendapat penjelasan apa pun. Tidak ada alasan, tidak ada kata maaf, hanya sunyi. Dan sekarang, setelah bertahun-tahun, yang ia terima hanyalah nada dingin seperti itu?
Ia menarik napas panjang, menegakkan bahu. Dalam sepersekian detik, wajahnya berubah-dari kaget menjadi sinis. Nada suaranya pun ikut bergeser, memakai topeng lamanya, tajam, santai, dan sarkastik.
"Wah, formal sekali, ya. Sudah jadi orang penting sekarang, Geonyeob?"
"Tidak ada sapaan yang lebih halus untuk mantan terkasihmu ini?" suara Gemini melengkung tajam, antara bercanda dan menyindir.
Geonyeob menatapnya tanpa ekspresi. "Apa kau bahkan selama ini menganggap aku mantan?" tanyanya datar, tanpa sedikit pun nada emosional.
Senyum Gemini menegang, lalu berubah menjadi tawa pendek yang terdengar getir. "Jadi hubungan kita selama itu tidak kau anggap, begitu?" katanya, nada suaranya naik setengah oktaf-bukan karena marah, tapi karena tidak percaya.
Suasana di antara mereka menjadi aneh. Lorong itu, yang tadinya hanya sepi, kini terasa menyesakkan. Tidak ada tawa nostalgia, tidak ada tatapan penuh rindu seperti di drama-drama. Hanya dua orang yang berdiri di tempat yang sama dengan hati yang sudah pergi ke arah berbeda.
"Kau masih bisa tertawa, ya? Padahal Kakakmu sudah membunuh ibuku."
Kata-kata itu menghantam Gemini seperti batu besar. Seketika, napasnya tercekat. Ia menatap Geonyeob dengan mata membulat tak percaya.
"Apa-apaan kau, Geonyeob?" suaranya menegang, tapi nada sinisnya tetap berusaha bertahan. "Kau membuat bualan tak masuk akal hanya untuk membuatku membencimu, atau bagaimana?"
Geonyeob tidak menjawab. Tatapannya tetap dingin, seperti sedang memeriksa apakah ia berhasil mengguncang hati lawannya.
Gemini mengepalkan tangan. "Kau benar-benar berubah. Kupikir kita sudah cukup buruk saat perpisahan itu, tapi ternyata kau bisa lebih rendah lagi."
Gemini mendengus jengkel, dengan angkuh pergi melewati Geonyeob begitu saja.
Geonyeob hanya berdiri di tempat. Ia sudah tahu sejak awal bahwa Gemini juga bersekolah di Yusong-namun bukan itu alasan ia kembali dari Amerika ke Korea dan masuk ke sekolah yang sama.
YOU ARE READING
x ᪤ 𝐃𝐄𝐂𝐎𝐃𝐄 !¡ 𝐒𝐭𝐮𝐝𝐲 𝐆𝐫𝐨𝐮𝐩
Fanfiction「ˋ 𝗗𝗘𝗖𝗢𝗗𝗘 ᝰ.ᐟ | .. 𝘸𝘳𝘪𝘵𝘵𝘦𝘯 𝘪𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘴𝘢 ━╋ ─┈─┈┈─┈─┈─┈─┈─┈┈─┈─ ㅤㅤ ୨ ⏝ ⏝ 𝗜𝗡 𝗪𝗛𝗜𝗖𝗛 . Phi Gemini, anak kedua dari keluarga Phi, selalu hidup di bawah bayang-bayang sang ayah yang keras dan kakak yang sempurna. Diken...
「 ౨ 2. i'm not thinking 'bout no exes, know they miss me.
Start from the beginning
