Teacher's PET [FaYoLiu]

44. 4 Tahun Lagi

~~

Dengan lembut, Bianca mengusap punggung Gisella yang tengah ia peluk. Acara pesta kelulusan sudah selesai. Aurel serta Clarissa bahkan sudah terlelap di kamar tamu kediaman Kusuma ketika Yoga serta Intan memilih untuk terleleap di kamar mereka.

Para pembantu sudah membereskan sisa-sisa acara pesta kelulusan, dan seluruh isi rumah sudah mulai sepi ketika malam semakin larut. Tapi, Bianca memilih untuk tetap di ruang tamu, menonton serial televisi sambil memeluk kekasihnya yang sedikit terpejam karena mengantuk.

"Tadi aku bicara sama papa" ujaran tiba-tiba dari Gisella membuat Bianca berhenti menatap pada layar televisi di kejauhan dan mulai meluruskan iris matanya ke arah Gisella yang kini bergeser agar ia bisa merebahkan diri di atas paha Bianca.

Kini, jemari panjang milik Bianca menyusuri rambut kekasihnya dengan lembut "Bicara apa?" ujar si wanita cantik seraya menatap kekasihnya penuh dengan rasa sayang.

Gisella bergerak sedikit guna membenarkan posisi tidurnya, gadis cantik itu kemudian menarik salah satu lengan milik Bianca yang menganggur dan menyimpan tangan itu di atas perutnya seraya dipegang olehnya "Aku membicarakan hubungan kita" jawab si cantik bertubuh mungil pada Bianca yang mengangguk mengiyakan.

"Papa bilang dia sudah ikhlas kalau suatu saat kakak benar-benar akan menarikku ke atas altar"

Bianca terkekeh sekejap ketika ia mendengar ucapan kekasihnya, wanita cantik itu kemudian menarik jemari Gisella dan mengecupnya lembut "Kamu belum kuliah, Gi. Usia kamu sekarang baru saja menginjak sembilan belas tahun. Kakak nggak mungkin memotong hampir dari setengah usia kamu untuk menjadikan kamu istri kakak. Kakak paham kalau kamu masih mau sendiri, kuliah selama empat sampai enam tahun, bekerja selama tiga sampai lima tahun, atau bahkan memutuskan untuk sendiri selama dua sampai tiga tahun setelah menjalani kuliah dan bekerja, kakak nggak peduli. Kakak bukan orang kuno yang menetapkan usia sembilan belas adalah usia yang matang untuk berumahtangga, kamu berhak hidup sendiri, menikmati hari-hari kamu tanpa khawatir karena kamu berstatus sebagai istri orang, dan kakak paham itu"

Mendengar itu, Gisella menyunggingkan senyum "Terimakasih" ia berseru pelan sebelum kemudian bangkit dari pangkuan Bianca dan menarik wanita cantik itu untuk menindihnya di atas sofa. Karena terlalu terkejut, Bianca bahkan tak sempat menahan bobot tubuhnya yang kini tengah menindih Gisella "Kamu nggak papa?" ujar Bianca setelah ia berhasil menahan bobot tubuhnya agar si cantik bertubuh mungil tak merasa engap karena tubuhnya ditindih.

Gisella terkekeh kecil "Kakak bisa menahan diri untuk nggak nyentuh aku selama itu?" bisik Gisella, pelan, terdengar seperti godaan yang membuat Bianca mengeraskan rahang karenanya.

Wanita cantik itu menatap kekasihnya yang seolah tengah mempasrahkan diri, ia kemudian menunduk dan memberikan ciuman singkat di bibirnya yang ranum "Sampai kapanpun, kakak siap menunggu kamu, sayang" meski iris matanya sudah dipenuhi dengan hawa nafsu, Bianca tetap bisa menahan diri untuk tak menggerayangi Gisella yang bahkan sudah berada di bawah kuasanya dan karena itu, Gisella terkekeh kecil seraya mengaitkan kaki jenjangnya di pinggul si wanita cantik.

"Kalau kakak berhasil pangku aku ke kamar, aku akan menyerahkan diri" celetuk si mungil tanpa berpikir.

Bianca menyunggingkan senyum "Syarat yang sangat mudah" ujar si wanita cantik sebelum kemudian ia menangkap tubuh mungil milik Gisella ke dalam dekapannya lantas membawa kekasihnya ke lantai atas.

Bianca bahkan tak memerlukan banyak waktu untuk membawa gadis mungil itu ke dalam kamarnya dan kini Gisella justru terkekeh-kekeh saat Bianca melemparkannya dengan lembut ke atas kasur "Wow, beneran niat ternyata" ujar Gisella pada Bianca yang terkekeh di ujung ranjang.

"Tidurlah. Kakak mau mandi dulu sebentar"

"Nggak mau mandi bareng aku aja kak?"

Bianca tertawa "Jangan mengada-ngada. Tidurlah. Kakak tahu kamu lelah"