4. Red String

2 1 0
                                        

Mamaku juga hobi menonton film India, tapi nggak semua. Satu-satunya yang paling ia suka adalah Mahabarata. Iya, karena menurut mama hanya film itu aja yang masuk di akal. Nggak tiba-tiba masuk koper, nggak tiba-tiba terlilit gorden. Apalagi, mama juga suka wayang. Mama suka kisah Mahabarata dari berbagai versi, baik yang India maupun yang Jawa.

Sangking sukanya, mama memberikanku nama Uttari. Salah satu tokoh yang sebenarnya nggak banyak diceritakan, bahkan di televisi pun, baru dapat peran di episode akhir, sudah begitu disorotnya pun jarang. Tapi, mama suka. Mama lebih suka peran Uttari di versi India, katanya, Uttari itu masih muda dan cantik, dia juga pandai menari. Yang tiba-tiba membuatku merasa geer karena rasanya seperti takdir sekali—bahwa aku juga suka menari sejak kecil. Terlebih, mama melahirkan anak kembar, aku dan satu lagi berjenis kelamin laki-laki. Nah, hal itu juga yang membuat mama bersemangat memberi kami nama Uttari dan Uttara. Pokoknya, mama sedang gila Mahabarata waktu aku dan saudara kembar ku lahir.

Setelah aku ikut mengetahui kisahnya, aku sempat protes pada mama. Karena, kalian bayangkan saja, masa iya mama memberiku nama dari tokoh yang hidupnya sengsara? Keduanya, baik Uttari dan Uttara kan nggak berakhir bahagia di film Mahabarata. Apa mama nggak takut kami jadi menderita juga?

Tapi, mama beralasan, nama kami nggak semata-mata dari film itu saja. Tentu tetap memiliki arti yang baik. Meskipun aku ragu sih, tapi ya sudah lah, aku nggak suka berdebat dengan mama.

Pokoknya, sejak aku mengetahui bahwa inspirasi namaku adalah dari tokoh itu, aku jadi suka menonton Mahabarata juga, terkhusus pads bagian Uttari dan Abimanyu. Afff! Mereka cocok sekali, meskipun berakhir tragis, dan selalu membuatku banjir air mata tiap kali menonton ulang.

Menurutku, pemeran Abimanyu yang ini memang cukup tampan, dan sangat menggambarkan masa muda. Tekadnya masih berapi-api, dan murni. Begitu pula cintanya pada Uttari. Uh... ku harap cinta seperti ini yang akan menghampiri ku esok, meskipun aku ingin akhir yang bahagia.

abimanyu.ant starts following you!

Mataku melebar melihat notifikasi ini. Tunggu! Tunggu! Nggak mungkin Abimanyu yang di film ini yang mengikuti Instagram ku kan?

Jadi ... kalau begitu yang ini adalah?

WOW.

AMAZING!

Now i have my own Abimanyu. Haha, bagus, lucu!

Aku menggaruk kepala frustrasi.

Ya ampuunnnn, bukan cuma nama dan hobiku yang mirip dengan Uttari dari Mahabarata. Lihat, orang ini, yang kemarin baru saja mengantarku pulang, sudah berani dia mengikuti sosial mediaku! Bahkan namanya pula berhubungan dengan namaku. Oh, Tuhan... aku jadi mulai takut dengan takdir selendang kuning keramat itu.

Tapi, nggak mengelak, aku tersenyum juga. Kalau kalian tahu tipe senyum yang tiba-tiba terjadi dan nggak bisa dicegah, nah seperti itulah! Demi melihat wajahnya yang terpampang jelas, aku jadi gugup sendiri. Perasaan ini mirip seperti saat ia memegang bahuku untuk meminta helmnya kembali, saat kami bertatapan secara tak sengaja di kantin, bahkan seperti saat selendang kuningku hinggap di atas kepalanya.

Aku nggak tahu apa yang terjadi, beberapa orang mungkin berkata itu jatuh cinta. Apakah iya?

Kalau iya, selamat Uttari, kamu akan mengulang kisah sejarah untuk kedua kalinya, xixi.

Learn To Love Again Место, где живут истории. Откройте их для себя