" Never mind, it's also my fault" balas orang itu.

Yuta kemudian menatap sketsa yang sudah kotor.

" Your sketch!" pekik Yuta.

Yuta benar-benar merasa bersalah sekarang.

Sketsa itu begitu rumit dan pasti butuh waktu lama untuk pengerjaanya.

" Oh? Don't worry, I still have the spare of this sketch" ucap si pemuda.

" Yeah, but-"

" Hei, I'm okay" sela orang itu.

Yuta menatap pemuda di depannya.

" At least, let me pay for the laundry" mohon Yuta.

" No need, just treat me to hot coffee next time, maybe?"

Yuta tersenyum kecil.

" Sure, where did you study?" tanya Yuta.

" UCL (University College London)" jawab si pemuda.

" Oh, I'm a student of UCL too! May I know your name?"

" My name is Yuta and I'm studying Law"

Yuta memperkenalkan dirinya lebih dulu.

" Elliot, I'm studying Art and Technology"

Yuta terdiam, itu jurusan impiannya.

" Wow! That's cool," puji Yuta.

" Thanks, Yuta! Oh, I should go now!" pekik Elliot.

Elliot mengambil kertas tugasnya kemudian menatap Yuta.

" Nice to meet you, let's meet next time, Yuta!"

Belum sempat Yuta membalas, pemuda itu sudah berlari pergi dengan cepat.

Yuta tertawa pelan.

" Such an energetic person" gumam Yuta.

Pemuda itu kemudian kembali ke café untuk mendapatkan cokelat panas barunya.

Dia butuh minuman hangat itu sebelum kelasnya dimulai.

..

Taeyong menghela nafas saat mendapat panggilan dari sang papi.

Pemuda itu segera menerima panggilan tersebut.

" Ya, ada apa Papi?" tanya Taeyong.

Taeyong merotasikan bola matanya saat mendengar ocehan dari papinya.

" Papi, jangan suka membuat masalah dengan bibi Haera" tegur Taeyong.

Taeyong memijat pelipisnya saat sang papi kembali berceloteh.

" Papi tidak usah memperdulikan omongan bibi" keluh Taeyong.

Taeyong akhirnya memilih untuk memutus panggilan sepihak.

Kepalanya sudah terlalu pusing dengan tugas yang menggunung.

Belum lagi deretan group project yang harus dia lakukan.

Tidak ada waktu untuk menanggapi celotehan sang papi.

Taeyong membuka kembali laptopnya.

Jemarinya mulai bergerak mengerjakan laporan yang sempat dia abaikan.

..

Yuta baru saja menyelesaikan kelasnya saat sang papa menelfon.

Melihat kontaknya saja Yuta sudah menahan mual.

Entah kali ini apalagi yang papanya minta.

" Halo, Papa" ucap Yuta.

Yuta mengernyit saat mendengar perkataan sang papa.

Inheritance of DiscordWhere stories live. Discover now