Itu doktrin yang dia dapatkan sejak kecil.

" Bagus, tanamkan itu di otakmu dan jangan sampai lupa"

Taeyong sekali lagi mengangguk.

Entah kapan dia bisa seperti Jaehyun atau Jungwoo yang bebas.

..

Yuta berjalan menuruni tangga.

Dia menatap Nakamichi yang sedang sibuk memilah dokumen.

Netranya mengedar, dia berusaha mencari keberadaan sang papa.

" Papi, di mana Papa?" tanya Yuta.

" Papa sedang makan malam di istana bersama Kaisar" jawab Nakamichi.

Yuta menghela nafas.

Lagi-lagi urusan partai dan politik.

" Bagaimana sekolahmu hari ini?" tanya Nakamichi.

Pria itu bertanya tanpa menatap ke arah lawan bicara.

Yuta mendengus.

" Biasa saja" sahut Yuta.

Yuta kemudian duduk di sebelah sang papi.

" Kenapa bukan Papa sendiri yang merapikan semuanya?" tanya Yuta.

" Ini sudah tugas Papi sebagai suami" sahut Nakamichi.

" Tapi kau suaminya, bukan pembantunya" balas Yuta.

Nakamichi menatap Yuta yang kini tengah melihatnya.

" Yuta, jika sudah menikah maka kita harus siap menjadi apa saja"

Jawaban papinya membuat Yuta merotasikan bola mata.

" Papi, mau seorang istri atau pun suami itu sama saja"

" Kau bukan pembantu tapi pasangan Papa"

Respon Yuta membuat sang papi menghela nafas.

" Jika tidak ingin membantu, pergilah belajar" usir Nakamichi.

Yuta menatap ke arah lain.

Seorang pelayan mendekat dan meletakkan dua cangkir teh di meja.

" Silahkan tuan besar, tuan muda" ucap sang pelayan.

Yuta meraih cangkir tehnya kemudian meminumnya dengan elegan.

" Ah iya Papi lupa, Papa sudah berpesan agar lesmu ditambah"

Ucapan Nakamichi membuat tatapan Yuta berubah dingin.

" Papi, aku baru saja menambah les piano dan biola" keluh Yuta.

" Kau juga harus belajar balet dan ice skating sayang" jawab Nakamichi.

" Untuk apa?" kesal Yuta.

Nakamichi menatap Yuta kemudian tersenyum.

" Kau harus mendapatkan pasangan yang sepadan jadi sekarang pantaskan dirimu dulu"

Perkataan sang papi membuat Yuta kembali merasa heran.

Sebenarnya kehidupan apa yang tengah dia jalani ini?

..

Hari ini ada pertemuan keluarga besar seperti biasa.

Jaehyun dan Jungwoo berjalan masuk dengan malas.

Mereka berdua memang tak pernah suka dengan acara ini.

" Kenapa kita harus datang?" keluh Jungwoo.

Jaehyun menatap saudara kembarnya.

" Walau tidak suka, setidaknya ada kak Iyong di sini" bisik Jaehyun.

Inheritance of DiscordWhere stories live. Discover now