Sepanjang perjalanan, tak ada kata yang terucap di antara Yoshi dan Karina. Yoshi sibuk menyetir sambil memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. 'Siapa yang ada di dalam tubuh Karina tadi?'
Sementara itu, Karina hanya memandang jalanan Jakarta dari balik kaca mobil. Matanya kosong, tapi pikirannya berputar-putar. Menerka, 'Kenapa aku bisa ke tempat itu? Siapa yang mengajakku ke sana?'
Ketika Karina bertanya pada Yoshi, pria itu pun tak tahu kronologi bagaimana dia sampai di tempat itu. Membuat Karina menjadi semakin takut pada dirinya sendiri.
Meskipun kini mereka sedang dalam perjalanan menuju restoran tempat ayah dan bundanya menunggu, namun pikiran mereka sama sekali tak menuju ke sana.
Percakapan baru terjadi ketika mobil Yoshi berbelok menuju parkir restoran. Setelah mematikan mesin mobil, barulah Yoshi memulai percakapan.
"Kita sudah sampai," ucap Yoshi sambil melepas seatbelt.
Karina hanya berdeham. Dia ikut melepas seatbelt dan keluar bersamaan dengan Yoshi. Dia sedang memakai tas selempang ketika Yoshi berdiri di sampingnya.
Pria itu tiba-tiba mengulurkan tangan kanannya. Karina menatapnya bingung.
"Ayo, jalan bersama untuk bertemu orangtuamu!" kata Yoshi tegas. Ada keseriusan di setiap ucapannya.
Karina terdiam sejenak, lalu mengangguk. Dia menyambut uluran tangan Yoshi, dan untuk sesaat, dia merasa tenang.
◦•●◉✿ HELLO, ANOTHER ME ✿◉●•◦
Begitu tirai ruangan terbuka, aroma masakan bercampur wangi kopi menyambut mereka. Di dalam, ayah dan bunda Karina sudah duduk berhadapan dengan ibu Yoshi.
Jantung Karina berdegup kencang. Setiap kali menatap ayahnya, kenangan lama menyeruak. Suara teriakan, dinginnya tatapan, dan rasa takut yang menghantui.
Ia berusaha tersenyum, namun tangannya berulang kali gemetar. Gelas hampir terlepas, lidahnya kelu setiap kali ditanya.
"Bagaimana pekerjaanmu, Karina?" tanya ayah Karina dengan nada datar.
Bagi orang lain, mungkin tatapan ayahnya biasa saja. Tapi bagi Karina, tatapan ayahnya terasa mengintimidasi. Seolah elang yang siap menerkam mangsanya.
"B-baik, Yah." Suara Karina nyaris hilang.
Yoshi, yang duduk di sampingnya, buru-buru menyodorkan segelas air.
"Minum dulu!"
Karina meneguknya pelan. Tenggorokannya tetap kering, tapi sedikit keberanian muncul berkat Yoshi.
Tak lama kemudian, ayah Karina beralih pada Yoshi. "Kalau kamu sendiri, Yoshi? Masih bekerja di stasiun TV?"
"Iya, Om. Saya masih kerja di stasiun TV, sebagai editor video."
"Bagus. Kelak kalau kamu jadi menantuku, semoga bisa membantu perusahaan juga."
Yoshi hanya tersenyum sopan. "Iya, Om."
Hening kembali. Hanya denting sendok dan garpu yang terdengar. Karina sudah berhenti makan, kedua tangannya terus bergerak gelisah di pangkuan. Yoshi meliriknya sekilas-dan saat itu juga ia memutuskan sesuatu.
Tiba-tiba ia bersuara cukup keras, membuat semua kepala menoleh.
"Om, Tante, mohon maaf sebelumnya. Jika diperkenankan, saya ingin mengatakan sesuatu."
Ayah dan bunda Karina saling pandang. Karina menegang, khawatir Yoshi bicara hal yang salah.
Namun Yoshi justru berdiri. Dari saku celananya, ia mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna hitam. Karina langsung mengenalinya-cincin yang dulu mereka pilih.
"Cincin ini," suara Yoshi terdengar mantap, "bukan hanya tanda pertunangan. Ini adalah pilihan kami. Saya ingin Karina memakainya malam ini, bukan karena kewajiban keluarga... tapi karena janji di antara kami."
Ruangan mendadak hening.
Dengan tangan bergetar, Yoshi membuka kotak itu dan meraih tangan Karina. Matanya menatap dalam, seolah berusaha menembus semua ketakutan Karina. Lalu ia memakaikan cincin itu ke jari manisnya.
Air mata perlahan memenuhi mata Karina. Senyum kecil lolos juga di wajahnya. Ia lalu mengambil cincin satunya, dan dengan hati-hati menyematkannya di jari Yoshi.
'Apa pun yang terjadi padamu, Karina. Siapa pun yang ada di dalam dirimu, aku akan tetap memilihmu.'
Karina menatap cincin yang kini melingkar di jarinya. Rasanya asing sekaligus hangat. Bukan sekadar logam berkilau, tapi janji yang mengikatnya pada Yoshi. Saat ia mengangkat pandangan, Yoshi sudah lebih dulu menatapnya. Sorot matanya tenang, seolah ingin berkata tanpa suara: Apa pun yang terjadi, aku akan tetap di sampingmu.
Di dada Karina, rasa takut dan nyaman bertabrakan, menciptakan perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
◦•●◉✿ HELLO, ANOTHER ME ✿◉●•◦
Catatan penulis:
Bab ini agak pendek ya...
Hehe, gapapa.
Yang penting inti ceritanya masuk 👍
Jangan lupa tetep streaming Treasure-Paradise ya 🌴
ESTÁS LEYENDO
Hello, Another Me
Fanfiction#12 kategori aespa (19/08/2025) #14 kategori yorina (21/08/2025) #5 kategori treaespa (07/09/2025) #10 kategori fangirl (30/08/2025) 'aespa' Karina X 'treasure' Yoshi ❤️ Karina ❤️ "Beli koleksi Kpop lagi? Astagaaa! Ingat, Nak! Kamu sudah dewasa dan...
