09 ; change the target

211 51 38
                                        

setelah bergumul selama beberapa saat, asahi akhirnya masuk ke dalam kafe untuk menemui pemuda bersurai merah muda itu.

dapat asahi lihat, sosok tersebut sedikit terkejut begitu menyadari kehadirannya.

"kau mengenaliku, 'kan?" tanya asahi langsung pada intinya.

"yoon ... jaeha?" asahi menggumamkan nama yang tertera pada nametag si surai pink.

"apa yang kau mau?" sebisa mungkin, jaeha mengendalikan diri agar suaranya tidak terdengar bergetar. kebiasaan buruknya saat sedang gugup.

"bisa berbincang sebentar?"

"tidak ada yang ingin kubicarakan denganmu."

asahi menghela napasnya kasar. ia kemudian merogoh sakunya dan menyodorkan gelang rajut berwarna biru cerah pada jaeha.

"ini gelangmu, 'kan?"

tanpa menjawab, jaeha langsung merampas gelang miliknya dari tangan asahi.

"apa hubunganmu dengan yoon jaehyuk? apa kalian saudara kembar?"

"bukan urusanmu."

"malam itu, kau yang mencampurkan sesuatu ke dalam minumanku agar aku tiba-tiba kehilangan kesadaran, 'kan?" asahi masih belum menyerah.

"k-kalau sudah selesai, silakan pergi. kau menghalangi pelayanan kafe ini." jaeha berucap final, sebelum kemudian beranjak menuju tempat di mana ia biasa meracik minuman.







































"merokok di lingkungan kampus? kamu ini benar-benar mencari gara-gara, ya, hamada."

asahi sedikit terkesiap tatkala suara bariton jaehyuk memecah ketenangannya yang tengah menyesap santai vape-nya di parkiran fakultas sembari bersandar pada kap depan mobilnya.

untuk beberapa alasan yang tak ia ketahui dengan pasti penyebabnya, rasa gugup mendadak melingkupinya saat ini.

asahi jadi sulit menghadapi jaehyuk secara langsung sejak ia ditampar fakta bahwa sang dosen dan sosok yang ia ajak bercinta dengannya di kelab malam kala itu adalah benar-benar dua sosok yang berbeda.

"kenapa kamu tidak datang bimbingan? belum merevisi skripsimu?"

"hm." asahi berdehem singkat. ia kembali menghirup dalam vape-nya, seolah tak peduli dengan kehadiran sang dosen.

greb!

"hei, kembalikan!"

asahi mendelik tak suka saat jaehyuk merebut vape dari tangannya.

si hamada hendak merampas kembali vape-nya, tetapi sial, jaehyuk mengangkatnya tinggi-tinggi hingga ia tak mampu menggapainya, mengingat pemuda yoon itu lebih tinggi darinya.

tak menyerah, asahi terus berusaha merebut barang miliknya dengan berjinjit setinggi yang ia bisa, tetapi sayang, tumitnya malah oleng dan hampir saja menubruk tubuh jaehyuk.

kedua mata asahi berkedip beberapa kali. memandangi penampakan bahu tegap dan dada bidang jaehyuk dalam jarak sedekat ini membuat otaknya kembali memutar memori ketika mereka berdiri berhadapan di kereta tempo hari, maupun saat ia memaksa jaehyuk untuk membuka kancing kemejanya di toilet kampus.

hal tersebut membuat suhu tubuh asahi mendadak naik, tungkainya pun spontan mengambil satu langkah mundur.

"besok serahkan revisimu pada saya. baru setelah itu saya kembalikan," ucap jaehyuk mutlak, menyimpan vape milik si hamada ke dalam saku celananya dan beranjak pergi.

tinggallah asahi yang sekarang misuh-misuh seorang diri.

"dosen sialan!"




































hari berikutnya, asahi kembali datang ke diamond café.

setelah menghabiskan waktu semalaman penuh untuk berkutat dengan pikirannya, asahi akhirnya mendapatkan pencerahan.

sepertinya akan jauh lebih mudah jika ia mendekati jaeha dan mengambil hatinya, kemudian mencari kesempatan untuk merekam video panas bersama pemuda bersurai pink itu, ketimbang menjadikan jaehyuk sebagai targetnya.

toh, ryujin sendiri juga belum tahu jika jaehyuk memiliki saudara kembar.

jadi, asahi mengasumsikan gadis itu pun seharusnya takkan sadar jika ia menggunakan jaeha sebagai partner bercintanya, demi bisa menyelesaikan challenge yang diberikan.

asahi hanya perlu memilih tempat yang minim penerangan untuk merekam video dan melancarkan aksinya.

benar-benar ide yang cemerlang, bukan?

untuk itu, hadirlah asahi sekarang di sini. memberikan senyuman termanis pada sosok bersurai merah muda yang kini berdiri di hadapannya.

"mau pesan apa?" jaeha bertanya dengan nada tidak ramah, usai salah satu seniornya menyampaikan pesan bahwa salah satu tamu memberikan permintaan khusus untuk dilayani oleh dirinya.

"bisa berbincang sebentar?"

"aku sibuk."

"tapi aku pelanggan di sini."

jaeha menghela napasnya berat.

benar kata jaehyuk, pemuda bernama hamada asahi ini begitu mengganggu dan keras kepala.

"apa yang mau kau pesan?" ulang jaeha.

"almond croissant dan matcha latte."

"ada lagi?"

"kau selesai kerja jam berapa?"

"kalau tidak ada, mohon ditunggu sekitar lima belas menit."

asahi hanya bisa terkekeh mendapati jaeha yang sengaja mengabaikan ucapannya dan kini melenggang pergi begitu saja.



































"jaeha, pelanggan di meja nomor tujuh tadi menitipkan ini untukmu."

jaeha menerima kotak kecil yang diberikan oleh rekannya dengan heran.

ia pun beranjak sebentar menuju ruang ganti yang sepi kemudian membuka kotak tersebut.

jemari lentik jaeha membuka lipatan kertas yang tersemat di dalam sana. tampak seperti sebuah surat.



maafkan aku untuk malam itu.

aku terlalu mabuk, jadi mungkin telah memaksamu untuk melakukan sesuatu yang di luar kehendakmu.

tapi ketahuilah, aku sungguh-sungguh tertarik padamu.

p.s: kulihat kau menyukai gelang rajut. kurasa gelang rajut ini akan cocok untukmu.



jaeha mengambil gelang rajut berwarna pink pastel yang ada di dalam kotak kemudian memandanginya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.






a/n

apa yang ada di pikiran jaeha hayoo?

another him; jaesahiWhere stories live. Discover now