03 ; random thoughts

241 58 21
                                        

"perlu kuingatkan lagi, agar kau ingat apa yang terjadi di malam itu?"

dahi jaehyuk masih setia berkerut heran,

sebelum selanjutnya ia dibuat semakin bingung tatkala asahi bangkit dari sofa dan berjalan mendekat ke arahnya.

"apa yang kamu lakukan?" jaehyuk bertanya dingin, tetapi tak dihiraukan oleh si hamada.

asahi menumpukan kedua tangannya pada sandaran sofa dan semakin mempersempit jarak di antara mereka.

"hamada asahi." jaehyuk memberikan peringatan agar asahi menghentikan perlakuan anehnya.

namun, asahi malah tersenyum miring saat melihat ekspresi jaehyuk yang menurutnya terlihat panik saat ia mengungkungnya seperti ini.

asahi ingin kembali membuat si pemuda yoon itu takluk di bawah dominasinya, sama seperti malam itu.

"kita sempat menghabiskan malam yang panas malam itu." asahi berbisik tepat di samping telinga jaehyuk, membuat sang lawan semakin tak habis pikir.

mahasiswanya yang satu ini tidak mengidap gangguan jiwa seperti suka berhalusinasi atau semacamnya, 'kan?

cup!

belum sempat jaehyuk memberikan respon, kedua netranya membola ketika dengan lancangnya, asahi mencuri satu kecupan di lehernya.

"bagaimana? apa sampai sini sudah cukup membuatmu ingat?"

bruk!

asahi terkesiap saat jaehyuk mendorong tubuhnya kuat hingga ia terduduk di atas meja kaca yang ada di hadapan pemuda itu.

"sudah cukup, hamada." jaehyuk berucap penuh penekanan dengan aura yang jauh lebih mengintimidasi dibanding sebelumnya.

bahkan cukup untuk membuat asahi terdiam sambil meneguk ludahnya kasar saat ia dapati perubahan drastis dari raut wajah jaehyuk.

"berbuat seperti ini lagi, maka saya bisa buat kamu mengulang skripsimu di tahun depan."














































"ada apa denganmu? kusut sekali," tegur jeongin saat mendapati asahi yang sedari tadi hanya terbengong dengan kedua tangan yang ia gunakan untuk menopang dagunya di atas meja.

mie ayam yang dipesannya bahkan sudah terlihat mengembang karena didiamkan oleh si hamada selama lebih dari lima belas menit.

"bukankah seharusnya kau sedang bersenang-senang? takkan ada yang mencoret-coret skripsimu untuk sementara waktu." kali ini yang membuka suara adalah ryujin, teman terdekat asahi yang kedua selain jeongin.

"hei." asahi tiba-tiba berucap dengan nada serius. "menurut kalian, apakah sifat seseorang bisa berubah drastis dalam semalam?"

"seperti apa maksudmu?" jeongin dan ryujin tak mengerti.

"seperti ... kemarin terlihat lemah lembut dan penurut, kemudian di hari berikutnya terlihat berani dan mengintimidasi, layaknya orang yang memiliki dua kepribadian."

"apakah kau sedang membicarakan pemuda yang membuatmu tertarik di kelab malam?" tebak jeongin tepat sasaran.

bruft!

ryujin serta-merta menyemburkan minumannya mendengar ucapan jeongin.

"apa?! tertarik pada seseorang? seorang hamada asahi?!" ryujin melongo tak percaya.

gadis itu pun tahu betul bahwa asahi tak pernah serius memberikan hatinya pada deretan pemuda maupun gadis yang pernah menjalin hubungan dengannya. 

"pelankan suaramu, bodoh!" sungut asahi.

"sorry, sorry." ryujin mengelap bagian meja yang terkena semprotan kopi dari mulutnya. "jadi intinya, kau menemukan seseorang yang membuatmu tertarik di kelab malam, lalu di hari berikutnya kau bertemu orang itu lagi dengan sifat yang jauh berbeda, begitu?"

"iya."

"mungkin salah satu di antaranya bukan sifat aslinya. atau dengan kata lain, dia berpura-pura," tukas jeongin.

asahi manggut-manggut. perkataan jeongin ada benarnya.

asahi jadi mengasumsikan bahwa mungkin saja jaehyuk berpura-pura bersikap dingin saat di kampus untuk menjaga wibawanya sebagai seorang dosen.

yah, mari kita biarkan asahi berpikir sesukanya.

"apakah tidak ada cara untuk membuktikan bahwa orang itu benar yang kau temui di kelab malam?" tanya ryujin.

asahi berpikir sejenak, lantas menjentikkan jarinya tatkala otaknya memikirkan satu hal.

"ada!"

"apa, apa?!" ryujin bertanya dengan nada antusias.

"menurut kalian, berapa lama kiss mark bisa bertahan?"

mendengar satu pertanyaan itu, jeongin dan ryujin pun saling berpandangan.

"hei! kenapa tanya pada kami?! bukankah kau yang lebih mengerti untuk hal itu?"






































asahi membasuh wajahnya di wastafel toilet kemudian memandang pantulan dirinya pada cermin di hadapannya.

asahi benci mengapa sosok pemuda itu begitu mengganggu pikirannya.

seakan semesta gemar bercanda dengannya, setelah keluar dari toilet pun asahi berpapasan dengan sang dosen di koridor jurusannya.

"hei!" asahi memanggil dengan panggilan yang tidak ada sopan-sopannya, mendapati jaehyuk yang hanya berjalan melaluinya begitu saja.

jaehyuk merotasikan bola matanya malas, lantas berbalik menghadap ke arah asahi. "pak, bukan hei," koreksinya. "saya dosen kamu, asahi."

"ya, ya, ya. apa hari ini kau ada waktu untuk bimbingan, pak?" asahi sengaja menekankan panggilan di akhir kalimatnya dengan nada mengejek.

sementara itu, jaehyuk mengerutkan dahinya heran. apa yang merasuki asahi hingga tiba-tiba mengajukan bimbingan, setelah kemarin pemuda itu terlihat seperti tak memedulikan skripsinya sama sekali?

"jam lima sore ke ruangan saya." jaehyuk berucap datar, lantas melenggang pergi tanpa menunggu respon asahi.

"cih, jutek sekali." asahi mendengus melihat sikap si pemuda yoon, lantas berucap dengan nada angkuhnya,

"kita lihat saja, sampai kapan kau bisa mempertahankan sandiwaramu."





a/n

kalau chapter 01 - 03 bisa lebih dari 40 votes sebelum sabtu malem, aku double update 😎

another him; jaesahiWhere stories live. Discover now