Hari itu langit mendung, kemarin juga tapi di antara mereka tidak ada satu pun yang membawa payung. Sudah satu minggu makhluk bumi dipermainkan oleh langit dan hari ini mereka tidak akan tertipu.
"Song Mingi ngerepotin banget."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Padahal mereka satu apartemen tapi masih harus lewat gue juga?! Ya memang sorenya gue mesti ke kampus tapi ini masih siang!" omelnya sepanjang memasuki gedung Fakultas Hukum S1.
Kwon Dahye bergedik saat langit membunyikan suaranya, seolah ditegur.
"Heh awan! Kalo mau nangis, nangis aja jangan ngerengek doang," ucapnya sambil mengadah ke atas.
Langit biru perlahan abu sepersekian detik berubah jadi hitam. Bukan awan hitam, melainkan payung hitam besar yang cukup untuk dua orang.
Pandangannya beralih dari langit, perlahan turun ke pegangan payung.
"Hari ini beneran hujan, bukannya langsung masuk malah ngomel tengah jalan," dengus pria tersebut.
Dahye merebut payung hitam yang sebenarnya kepunyaannya. Pemindahan payung tersebut memotret momen mencurigakan, dua tangan dengan dua cincin yang sama.
"Jangan ajak gue ngobrol."
"Masih marah?"
"Pergi gak!"
Kim Hongjoong berdecak, keluar dari lindungan payung, melempar kunci ke Dahye, "jangan lupa pulang."
Gadis itu tidak membalas, mengantongi kunci dan pergi menemui Yongwon.
Rintik semakin deras, Hongjoong menepi, menunggu hujan reda di minimarket kampus. Terasa dingin saat logam di jari menyentuh pipinya, ia menangkup kedua pipinya menatapi hujan yang sungguhan menangis.