***

Telfon berbunyi membuatku terjaga seketika. Aku melirik jam dan ini masih pukul dua belas siang. Aku baru tidur pukul tujuh pagi tadi dan kini harus dibangunkan karena sebuah telefon menyebalkan yang menggangu tidur ku.

"Hallo" suara ku terdengar serak khas sekali suara ketika bangun tidur keluar dari mulut ku.

"Ya ampun Audry gue telefon lo puluhan kali akhirnya lo jawab juga" aku hanya diam membiarkan Marsha mengomel sepuas hatinya.

"Dry denger gue?" aku hanya bergumam supaya Marsha tau aku masih mendengarkan ia bicara.

"Dry tolongin gue banget, gue gak tau nih harus minta tolong sama siapa lagi. Please tolongin gue, gue mohon Audry Silvia" aku mendesah karena Marsha menyebalkan karena sudah mengganggu tidur ku dan kini mengoceh tak jelas meminta tolong.

"Relax Marsha bicara pelan-pelan gue gak tau lo mau ngomong apa" akhirnya aku mendengar Marsha bicara pelan-pelan mengenai bahwa ibunya mendadak sakit dan ia harus menemaninya ke rumah sakit sementara ia harus melakukan shif malam.

Ia meminta ku untuk menggantikannya shiftnya. Aku mendesah membuat Marsha meminta maaf untuk ketiga kalinya.

"Audry gue ngerti lo baru aja dua kali berturut-turut dapet shift malam tapi please gue kepepet dan gak ada yang bisa gantiin gue makanya gue minta lo, please Audry" aku mendesah tak tega melihat Marsha memohon seperti itu. Aku sangat lelah karena aku baru tidur selama lima jam setelah dua hari tak tidur. Akhirnya aku memutuskan untuk mengganti shift Marsha dan ia berteriak kegirangan dan berjanji akan mentraktir ku makan.

Setelah sambungan telefon mati aku berniat melanjutkan tidur tapi tak bisa. Akhirnya aku memutuskan makan siang. Menyiapkan energi untuk nanti malam.

***

Aku memasuki rumah sakit ini, aku benar-benar bosan memasuki rumah sakit. Setiap hari bolak-balik rumah sakit selama dua bulan ini membuatku sedikit bosan suasana rumah sakit. Pagi, siang dan malam selama dua bulan ini melakukan ritual bolak-balik kerumah sakit. Bahkan hari minggu aku masih setia masuk rumah sakit.

"Hey you" aku berbalik ketika mendengar suara ribut laki-laki memanggil seseorang. Ia menunjukku dan aku baru sadar laki-laki yang tadi pagi mengomentari tindakanku melakukan RJP ada dihadapanku. Ia mengenakan jas putih dengan tulisan dokter muda. Aku rasa ia tengah praktek disini. Kemungkinan bertemu dengannya lagi sangat rendah tapi kami benar-benar bertemu saat ini merupakan keajaiban.

"Lo praktek disini juga? Bagian mana?" ia tak punya sopan-santun. Ia bahkan menunjuk-nunjukku membuat beberapa orang yang tengah berjalan melirik kami sebelum melanjutkan perjalanannya.

"Maaf gue telat" aku pura-pura melirik tanganku kemudian menjauh darinya.

"Lo gak pake jam jadi jangan pura-pura telat" ia menarik tanganku dengan berani. Ya ampun aku tak ingin berdebat dengan orang asing yang menyebalkan ini.

"Please gue harus masuk sebelum gue kena teguran" aku melepaskan tangannya dan berlari menuju UGD rumah sakit ini.

Aku memasuki ruang UGD dengan lega karena tak melihat laki-laki asing menyebalkan itu lagi. Mungkin ia sudah kembali kedepartemen dimana ia berjaga. Dunia begitu sempit melihat ia bisa bertemu denganku lagi.

Love You, My PartnerWhere stories live. Discover now