BEBERAPA TAHUN SETELAHNYA Nama Wang Yibo kini berdiri sendiri, menjulang di dunia bisnis. Tak ada lagi bayangan Tuan Wang yang membayanginya. Orang-orang hanya mengenalnya sebagai Yibo CEO muda yang menguasai panggung dengan tangan dingin namun dihormati.
Nama Tuan Wang… tinggal ukiran di nisan, lambat laun terlupakan.
Yibo membuka cermin mata hitamnya. sekuntur mawar putih disandar ke batu nisan. Hari ini adalah hari peringatan kematian Tuan Wang. Ini kali pertama dia menghadiri upacara peringatan itu setelah beberapa tahun. " Sudah kubilang padamu.. bahawa aku akan membuat dunia lupa padamu.. dan lihatlah.. nama kau hanya ditinggal terukir di batu lumutan ini. Aku datang hari ini mau kasi tahu.. ini kali pertama dan terakhir juga aku ke sini.. aku sudah berkeluarga.. menikahi Zhan dan mengadopsi anak dari panti.. aku menjaganya dengan baik.. tidak sperti yang kau lakukan padaku.. saat dia dewasa dia akan menjadi penerus Wang yang lebih dikagumi.. dan saat itu.. tiada lagi sejarah tentangmu.. aku akan pastikan itu. Setidaknya, aku ingin berterima kasih tentang satu hal.. mungkin jika bukan keranamu juga.. aku tak akan dapat kebahagiaanku hari ini. jadi... Damailah kau.. semoga tidak bertemu denganmu lagi di kehidupan berikutnya." Ujar Yibo lalu memasang cermin matanya hitamnya lagi dan pergi dari tanah perkuburan itu.
"Xumin.. bawa aku bertemu dengannya.."
"Baik Tuan Wang."
***
"Ah Cirrus anakku.. lihatlah betapa kau terlihat mewah seperti Tuan Wang.." ujar si ibu yang sedang berbual dengan sebuah boneka.
"Apa tidak ada perkembangan?" tanya Yibo pada seorang perawat.
"Tidak. Begitulah dia setiap hari.. dan besok dia akan menjalani chemo lagi.."
Yibo mengangguk. "Rawatlah dia sepanjang hidupnya.. akan kubayar berapa pun yang kau mahu.. dan.. apa yang aku mahu katakan padamu hari ini bahawa.. aku tak akan datang menjenguknya lagi."
"Tapi dia tetap ibumu.. apa kau sanggup melupakannya?"
"Seperti dia melupakanku?"
Si perawat terdiam.
"Kau sendiri tahu kisah ku bibi.. Dia menikahi Wang untuk harta Wang.. setelah mengambil separuhnya.. dia sendiri yang lari meninggalkanku tersiksa di mansion sendirian. Dia beruntung masih bisa bernafas sampai hari ini.. bagaiman jika Wang membunuhnya pada hari dia tertangka dulu?"
Hening.
"Baiklah.. aku pergi dulu. Aku punya keluarga untuk diurus."
****
Mansion Wang yang dulu dingin kini penuh kehidupan. Bunga liar tumbuh di taman belakang, berwarna-warni, seperti tawa yang mengalir di dalam rumah. Dinding yang dulu hanya memantulkan gema kesepian kini dipenuhi foto-foto: Yibo, Xiaozhan, dan seorang anak laki-laki kecil di antara mereka.
Anak itu mereka adopsi beberapa tahun lalu. Seorang bocah dengan mata polos dan tawa renyah, yang kini berlari-lari di lorong, tangannya membawa mobil mainan.
“Baba! Daddy! Lihat aku!” serunya ceria.
Xiaozhan muncul dari dapur, tersenyum hangat sambil mengelap tangannya. “Pelan, jangan sampai jatuh!” katanya, meski tawa kecil lolos juga dari bibirnya.
Yibo, yang biasanya tampak dingin di kantor, kini duduk di sofa dengan kemeja santai, menatap anak itu dengan mata yang penuh cahaya. Bukan tatapan penguasa, bukan tatapan pengendali melainkan tatapan seorang ayah.
Dia menunduk, meraih bocah itu, mengangkatnya tinggi hingga gelak tawa memenuhi ruangan.
Xiaozhan berdiri di belakang, menatap pemandangan itu dengan senyum lembut. Sekilas ia teringat masa-masa berat mereka trauma, luka, dominasi, perlawanan. Semua yang pernah menjerat kini terasa jauh, karena akhirnya mereka menciptakan ruang sendiri, ruang yang penuh cinta.
Anak itu tertawa sampai terpingkal, lalu meraih wajah Yibo dengan kedua tangan mungilnya. “Aku sayang Baba!”
Yibo terdiam sejenak. Kata itu, sederhana tapi mengguncang hatinya. Ia menatap Xiaozhan, dan di balik mata dinginnya, ada kelembutan yang hanya Xiaozhan bisa pahami.
"Baba juga sayang Yizhan.." Dia mengucup manja pipi gemoy anak lelaki itu dan diturunkan perlahan. Dia pun berjalan mendekati Xiaozhan.. tangannya dibuka luas untuk mendapatkan pelukan hangat dari kekasihnya.
"Ahhh.. aku.. senang sekali hari ini.." ujar Yibo menghirup bau manis dari leher jinjang Xiaozhan. Itu sudah seperti rutinnya seperti masa.. bau kayu manis dari Xiaozhan seperti memberi efek ubat penenang padanya.
"Ouh ya.. apa yang kau lakukan?" tanya Xiaozhan menahan geli di lehernya akibat dikucup tak henti.
"Hanya... melepaskan apa yang perlu dilepaskan" ujar Yibo lalu mengigit leher Xiaozhan, geram.
"Aw! Baguslah begitu.. aku ikut senang." Tangannya lalu memukul lengan Yibo.
"Aku dengar kakak mu akan naik takhta.. kau tak akan pergi?" kali ni tangan Yibo naik ke wajah Xiaozhan.. wajah cantik itu ditilik sepuasnya.
Xiaozhan menggeleng perlahan. "Aku lebih suka disini bersamamu.. bersama Yizhan.."
Yibo ketawa senang.
"Sejak dulu… kau adalah dominanku. Dan sekarang, kau juga menjadi dominan bagi keluarga kita.” ucap Xiaozhan lembut.
Yibo menatapnya balik, mata itu berkilat tenang. Jemarinya meremas pinggang Xiaozhan lembut tapi mantap, seolah menegaskan kepemilikannya.
“Dan kau… selalu menjadi milikku. Tidak ada yang akan mengubah itu.”
Mansion Wang, yang dulu berdiri sebagai penjara emas, kini bergema oleh suara paling indah tawa, janji, dan dominasi yang dipilih dengan cinta.
THE END
![DOMINANCE HIERARCHY [COMPLETE]](https://img.wattpad.com/cover/389613935-64-k85443.jpg)