•100% FICTION!!
•GxG [Homophobic menjauh]
•Don't copy-Skala story
•Alternative Universe
Jika kisah awal dengan sudut pandang Naerine Jelious yang selalu berperan menjadi sosok yang berharap terus menerus kepada sahabatnya yang tak lain adalah Levier...
Welcome, Hope you like it guys. Pengenalan cast di akhir prolog.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
•••
Hari ini tepat pada hari rabu adalah jadwal kedua gadis berambut panjang terurai untuk menjaga perpustakaan, meskipun pekerjaan ini bukan kemauan nya, tetapi mau tak mau kedua gadis tersebut menurut atas usul sang guru yang melibatkan Erine dan Aralie untuk berjaga, "Kak Lie bosen, mana kita nggak kebagian istirahat lagi," Keluh Erine, kepalanya jatuh dalam bahu Aralie.
"Bentar deh, aku telfon Levi dulu buat bawain kita makan. Kamu emang nggak bekel tadi?" Tanya Aralie seraya sibuk mengotak atik ponsel yang ada di genggamannya. Sedangkan Erine yang mendengar nama gadis itu pun langsung tersenyum kembali, "Sekalian tanyain Kak dia udah makan apa belum! ByErine, gitu," Senyum nya merekah yang membuat Aralie terkekeh geli di buatnya.
"Dasar, masih aja," Cibir Aralie.
Klik!
Konsep perpustakaan dengan tema coffe shop menambahkan kesan unik, seperti saat ada orang yang hendak masuk dan menciptakan bunyi khas. Tetapi kali ini, saat pintu itu terbuka, muncul lah dua orang gadis yang masuk dengan berlari seraya saling menarik, "Mana keychain gue Oline! Balikin woy!" Suara dengan nada kuat itu membuat seisi perpustakaan di buat menoleh bersamaan ke sumber suara. Bagaimana tidak, bisa bisanya suasana hening itu mendadak pecah karena pergelutan tak jelas itu.
"Gue cuman liat doang kenapa dah! Pelit amat, kek sama siapa!" Sahut menyahut mereka sampai akhirnya dua gadis penjaga perpustakaan turun tangan.
Erine dan Aralie saling mengangguk, seperti mengerti apa yang harus mereka lakukan setelah ini. Keduanya bangkit dari duduk dan mendekat. Awalnya, keduanya hanya menatap dua gadis yang sibuk bergelut itu dengan posisi tangan yang di sedekapkan di depan dada, "Lo kalo pegang sesuatu, semuanya bisa rusak bego!" Sampai akhirnya, "EKHEM!"
Deheman sindiran itu membuat kedua gadis itu berhenti dari aktivitas tanpa tujuannya. Kedua gadis itu menoleh serentak, tubuhnya langsung menegang ketika melihat area sekitar yang juga dengan jelas menatapnya, "Kak Aralie, ehe.. ehe.. ehe," Cengir gadis dengan model potongan sebahu yang postur tubuhnya tak terlalu pendek dan tak juga tinggi.
Naila Barasamata, kandidat OSIS yang baru—cukup terkenal di kalangan se angkatan karena sifat extrovert-nya, sedangkan di sampingnya. Gadis dengan atribut asal dan kalung berbentuk batu akik sibuk menyisir poninya dengan sela jari jarinya, "Siapa itu Nal," Tanya penasarannya yang membuat Nala menyenggol kuat lengan itu dengan sikutnya, sukses membuatnya merintih.
"Yang nametag-nya Aralie, itu yang gue maksud kakel tercinta," Bisik Nala yang hanya mendapati balasan oh-ria. Erine, yang sedari tadi menahan geram dengan aura berandal gadis tinggi di samping Nala akhirnya ikut serta berbicara, "Malah bisik-bisik, kalian nggak tau kesalahan kalian tadi apa?" Sang gadis bermata sipit itu bertanya dengan nada sarkas.