"Gue bakal bunuh dia." Mark menahan tangan Jeno yang hendak melangkah "Ngga, biarin daddy pergi. Kita fokus sama bubu." Jeno mengangguk setuju.

"Mark hyung bubu ngga papa kan?"tanya Sion.

"Ngga papa Sion, ayo tidur."

Mereka pergi ke kamar masing masing, Jeno menarik nafas pendek melihat Beomgyu tertidur lelap di kasurnya. Belakangan ini adiknya itu selalu tidur bersama nya.

Menarik selimut, ikut tidur di samping Beomgyu sambil memeluk adiknya hangat.

~~~

Pagi yang cerah, Jeno membangunkan adiknya untuk sarapan bersama. Beomgyu menggeliat sambil mengerjapkan matanya.

Membuat Jeno terkekeh, "Bangun pemalas, lo jangan tidur lagi."

"Bubu mana hyung?" Jeno menggendong Beomgyu keluar kamar. "Bubu pasti masak kalau pagi Gyu." Beomgyu mengangguk lucu.

Jeno mengernyit melihat hanya ada para saudaranya di dapur, Mark membuat lima gelas susu dan roti panggang untuk sarapan mereka. Sion mengambil alih Beomgyu di gendongan Jeno.

"Bubu mana?" Mark menarik nafas panjang, memberikan segelas susu pada Jeno. "Masih di kamar." Jeno menoleh ke kamar Taeyong, pintunya masih tertutup rapat.

"Ayo sarapan dulu, jangan ada yang membahas kejadian tadi malam. Beomgyu ngga boleh tau cukup kita aja."ucap Mark menatap Beomgyu tertawa bersama Sion.

"Gue sama Sion bakal ajak Gyu main di taman."tutur Sungchan di angguki Mark dan Jeno.

Mereka duduk sarapan bersama tanpa Taeyong, Beomgyu menyapu pandangannya mencari seseorang yang tidak kunjung datang. Mata bulatnya menatap saudaranya satu persatu.

"Kenapa Gyu, lo ngga suka sarapan roti?"tanya Sion sambil mengelus lembut pipi gembul adiknya.

"Butan begitu, bubu mana?"

Mark menghembuskan nafas sebentar, "Bubu ada di kamar, mungkin sebentar lagi bangun."

"Yacudah, Malt hyung loti nya enat."ucap Beomgyu tersenyum lebar sampai deretan giginya terlihat.

Mark terkekeh, untuk saat ini tidak satupun dari mereka yang mengganggu Taeyong. Sesi sarapan selesai, Sungchan, Sion membawa Beomgyu ke taman. Hanya ada Jeno, Mark di rumah.

Jeno memutar bola matanya malas, "Ketuk hyung, lo ngapain ragu gitu."

"Gue takut ganggu bubu."

"Udahlah, biar gue aja."

Pintu terbuka, Jeno hampir saja mengetuk dahi Taeyong jika Mark tidak menghentikan. Mereka berdua tersenyum kaku seperti ketahuan mencuri sesuatu.

"Kalian kenapa?"

Bukannya menjawab, Jeno dan Mark bergantian memeluk Taeyong. Bibirnya tersenyum tapi sorot matanya tidak terlihat baik baik saja.

Mark mencium pipi Taeyong, "Bu, ayo kita pindah rumah."

"Kalian yakin mau pindah?"

HIDDEN LOVE || JAEYONG [END✔️]Where stories live. Discover now