[CONTENT WARNING]-MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN R17+ SO, BE A WISE READER.
Dari kegelapan, sesuatu bangkit. Bukan pahlawan, bukan penyelamat-melainkan sesuatu yang lebih haus dari iblis itu sendiri. Setiap bidak yang bergerak kini diselimuti ketakutan...
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.
~ ~ ~ ~ ~
Langit Surabaya hitam pekat, tanpa bintang, seperti layar kosong menunggu luka ditorehkan. Di bawah langit itu, roda takdir berputar lagi, dan kali ini… bukan untuk menyelamatkan siapa pun. Ini malam pembalasan.
Dari udara, jet pribadi Elira melayang rendah, nyaris tak terdengar. Teknologi stealth membuatnya bagai bayangan burung pemangsa di langit malam. Ia mendarat di landasan tua yang sudah bertahun-tahun tidak dipakai di luar Surabaya. Asap dari mesin mendingin mengepul pelan saat pintu terbuka, dan dari kabut itu, muncul siluet wanita—mantan legenda yang bangkit dari kubur.
Elira Kaine melangkah keluar dengan mata membakar seperti bara neraka. Jaket kulitnya berkibar ringan, dan di tangannya tergenggam koper hitam sempit. Di dalamnya bukan uang. Bukan rahasia. Tapi alat untuk menciptakan kehancuran.
"SENA, aktifkan protokol Phantom," ucapnya dingin. “Kita mulai dari bawah. Aku ingin suara mereka… sebelum mereka bisu selamanya.”
"Dikonfirmasi. Pemindaian area aktif. Tiga target terdekat di radius 500 meter. Pos terluar penjaga Pelabuhan Gelap."
Langkah Elira ringan, tapi setiap sentuhannya di tanah bagaikan ketukan palu ke peti mati. Ia menyelinap melalui lorong sempit bekas jalur pengangkutan barang, lalu memanjat kontainer berkarat hingga mencapai titik pengintaian. Dari atas, ia melihat dua pria duduk malas, dan satu lagi mondar-mandir sambil merokok.
Dengan tenang, Elira membuka koper dan mengeluarkan busur senyap modifikasi dengan peluru mikro-racun. Ia menarik napas, lalu menarik tali busur dengan presisi tentara. Anak panah melesat.
Ssst!
Pria pertama langsung roboh tanpa suara, lehernya berdarah biru. Dua lainnya menoleh, tapi sebelum mereka sempat bereaksi, Elira sudah melompat dari atas kontainer, menggulung tubuh, dan mendarat mulus seperti pemburu.
Tangannya bergerak cepat... dan tiba-tiba
SREKKHH!!
satu sabetan pisau ke tenggorokan, satu tusukan tepat di bawah rusuk. Darah menyembur, mencipratkan dinding karat. Mata mereka terbelalak, tapi tak ada waktu untuk menjerit. Hanya sunyi... dan maut.
Dia menyeka pisaunya, lalu berbicara lagi melalui headset yang terpasang di telinganya.
“Lokasi awal Tirta Hitam Surabaya aktif malam ini?”
“Sangat aktif,” jawab SENA. “Ada pengiriman dari Bangkok. Senjata dan zat mentah FNT. Kau bisa mengintersepsi sebelum subuh.”
“Bagus. Waktunya beri salam.”
---
Markas Tirta Hitam Surabaya tersembunyi di balik gudang kontainer, tertulis "Pabrik Pendingin Ikan Surya Bahari". Padahal tanpa orang ketahui, di bawahnya, jaringan laboratorium bawah tanah dan pabrik distribusi narkoba paling keji di Asia Tenggara hidup dengan tenang selama bertahun-tahun.