Maafkan aku

2.4K 137 33
                                    

Kim Pov

Gadis ini begitu mencuri perhatianku, sejak pulang menemaninya berenang tadi aku tak bisa berhenti tersenyum. Aku sampai menabrak tembok hanya karna memandangi foto kami berdua di layar smarphone saat berjalan ke dalam apartemen. Aku sangat menikmati kebersamaan kami beberapa hari ini dan berharap aku masih bisa menghabiskan waktu lagi bersamanya.

Aku duduk sambil melihat-lihat foto mana yang akan aku gunakan untuk mengganti display picture bbm ku, aku langsung teringat akan foto Adel saat berenang tadi, di foto itu Adel sedang melihat ke arahku dengan senyum yang sangat-sangat manis, aku bahkan sempat tertegun melihatnya.
Tapi aku ragu, apa aku terlalu alay menggunakan foto ini sebagai DP? Apa kata Adel nanti saat melihat fotonya di DP ku? Aku memberanikan diri dan membuang gengsiku lalu memasang fotonya dengan status beautiful girl.

Aku kira Adel akan marah dan mungkin tak mau mengenalku lagi, tapi ternyata dia merespon fotonya yang aku jadikan sebagai DP dengan mengganti display picturenya dengan foto kami berdua di cafe tadi. Aku tersenyum bahagia, entahlah! Aku tak tau pasti apa yang aku rasakan, tapi perasaan ini membuatku bahagia. Aku langsung mem-pingnya dan mengajaknya chat.

"Mas bibi pulang ya?" pertanyaan Bibi sontak membuatku kaget.

"Astaga Bibi" Aku melihat Bibi dengan ekspresi kaget, bibi hanya tertawa kecil melihatnya.

"Sekalian mau ijin mas, besok bibi nggak bisa masuk! Si neneng sakit" wajahku sekekita itupun berubah prihatin lalu kemudian tersenyum.

"Ia bi, semoga Neneng cepet sembuh ya" ucapku tulus.

"Ia mas, bibi pulang dulu"

"Tunggu Bi" aku buru-buru mengambil dompetku lalu memgeluarkan sejumlah uang untuk Bibi.

"Ini Bi buat Bibi, semoga bisa sedikit membantu"

"Eh Mas nggak usah, gaji kemaren masih cukup koq"

"Nggak apa-apa Bi, saya ikhlas"

"Tapi mas,,,,"

"Ambil saja Bi" ucapku memotong perkataan Bibi.

"Ya udah bibi terima, makasih banyak ya mas "

"Sama-sama Bi, salam buat keluarga"

"Ia mas, bibi pulang dulu"

"Ada yang jemput?"

"Suami bibi udah di depan"

"Oh ya udah bi, hati-hati"

"Ia mas"

Setelah kepergian Bibi aku melanjutkan aktifitasku menemani Adel via bbm, sampai dia meminta izin untuk tidur lalu akupun memutuskan untuk tidur.

***

Sinar matahari pagi, masuk dari sela-sela gorden tepat mengenai wajahku. Aku terbangun lalu melihat keadaan sekitar. Dahiku berkerut, kulihat gorden sudah terbuka lebar seperti ada yang membukanya. Bukankah Bibi tidak masuk hari ini? Lalu siapa yang membuka gorden jendela kamarku? Setahuku cuma Bibi dan,,,,,,. Mataku terbuka lebar, aku bergegas bangun mencari sosok yang bisa keluar masuk apartemenku selain Bibi. Aku yakin itu dia, pasti dia!.

Tubuh itu sedang terlelap di atas sofa, wajahnya terlihat memperihatinkan. Sekitar matanya hitam dan bengkak, wajahnya pun sedikit pucat dan kalau diperhatikan tubuhnya seperti tak terurus. Aku mengambil selimut lalu menyelimutinya. Melihatnya seperti ini sungguh membuat hatiku teriris, apakah aku terlalu jahat memutuskan hubungan kami? Apa yang harus aku lakukan sekarang?.

Aku menatapnya dengan rasa penyesalan. Wajahnya mengoreskan kesedihan, aku semakin tak tega melihatnya seperti ini. Entah keberanian darimana aku langsung merengguh tubuh mungil itu kedalam pelukanku, aku memeluknya denga erat. Aku tak peduli jika pelukanku membangunkannya, yang penting aku bisa memberikannya sedikit kehangatan. Suara tangisan terdengar, aku yakin dia menangis. Perlahan ku renggangkan pelukanku dan menatapnya, dia menunduk menyembunyikan wajahnya.

I Love You, BrigadirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang