Dewi Pov

3.5K 124 8
                                    

Aku menyanyangi Adel, dia sahabatku satu-satunya yang aku punya. Aku akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya, walaupun nyawaku taruhannya, bukan hanya karna aku menyanyangi Adel tapi akupun ingat akan janjiku pada mendiang Rizky, bahwa aku akan menemani Adel selamanya. Akan selalu bersamanya disuka maupun duka.

Alasan itu yang membuatku ikut bersamanya, ke sebuah kota yang asing bagiku, masuk ke universitas yang sama dengannya, dan mengambil jurusan yang sama pula dengannya.

Kalian tahu? Bertahun-tahun aku membangkitkan semangat Adel. Setelah kepergian Rizky, Adel menjadi sosok yang pendiam dan cuek. Dia bahkan pernah tak menganggapku ada, tapi itu tak menggoyahkan semangatku. Aku berusaha agar kedua orang tuanya tak mengetahui perubahan sikap Adel, mati-matian aku mengembalikan sosok Adel yang dulu. Akhirnya pada tahun ketiga, perlahan namun pasti, Adel kembali menjadi sosok yang dulu, ceria dan riang.

***

"Diary lagi? Astaga! Kamu itu udah gede Adel! Masih ajah nulis-nulis gaje gitu di buku diary?" ucapku saat mendapati Adel sedang sibuk dengan diary-nya lagi.

"Aku hanya menuangkan isi hatiku saja Wi"

"Terserahlah! Ayo turun, mamah kamu udah nyiapin makan malam untuk kita"

"Iya-iya" Akhirnya Adel menutup diary-nya dan mengikutiku ke ruang makan.

"Wi! Besok ada planing nggak nih?"

"Makan dulu Adel, ntar kita pikirin planing apa yg cocok pas pulang kuliah" ucapku dengan tatapan tajam ke arahnya, tak bisakah dia menikmati makanannya dulu? Habis itu baru berbicara!

"Dewi, abis ini mau nginap atau mau balik ke apartemen?" tanya Tante Maya.

"Kayanya balik tante, soalnya ada tugas yang belum aku kerjain"

"Oh baiklah! Nanti Tante bungkusin kamu makanan ya, biar ada temen pas ngerjain tugas"

"Oke Tant! Makasih ya" ucapku sambil mengedipkan mata.

Selesai makan dan membantu Tante Maya merapikan meja makan, aku putuskan untuk segera pulang, mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.

"Del, aku balik dulu ya. Kamu baik-baik, berdoa dulu sebelum tidur, biar nggak mimpi buruk lagi! Oke?" ucapku seraya memeluk tubuh sahabatku ini, berat rasanya meninggalkan dia, tapi apa boleh buat? Masih banyak tugas yang perlu aku selesaikan malam ini juga.

Adel hanya menganguk dan mengecup bibirku sekilas, aku tersenyum kemudian berlalu meninggalkannya.

"Tant, aku pulang dulu ya?"

"Ia sayang, nih makanannya!"

"Makasih ya Tant, sering-sering ajah"

Tante Maya hanya tersenyum geli mendengar ucapanku, dan melambaikan tangannya.

"Hati-hati dijalan!" ucap Tante Maya sedikit berteriak.

"Ia tant"

****

Selesai menyelesaikan tugas yang lumayan menguras otak dan tenaga, ku sempatkan waktu untuk menghubungi Adel. Dia pasti belum tidur! Setiap malam aku memang harus menghubunginya, aku selalu rutin memberinya perhatian. Mengingat kejadian masa lalu yang sempat membuatnya berubah, apalagi banyak kejadian bunuh diri diakibatkan putus cinta atau ditinggal mati sang pacar. Aku sempat takut aksi nekat itu akan dilakukan Adel, melukai atau bahkan membunuh dirinya sendiri. Tapi syukurlah, Adel masih berpikir waras untuk melakukam itu, dia gadis yang hebat. Aku selalu meyakinkannya bahwa masih banyak orang yang menyanyanginya,  dan usahaku berbuah hasil yang manis, Adel mulai terbiasa tanpa kehadiran Rizky dan mulai menata hidupnya kembali seperti yang dulu. Oke aku ralat! Bukan seperti yang dulu, tapi yang baru jauh lebih baik dari yang lalu.

Aha aku lupa! Satu lagi, aku pikir aku harus membantunya mendapatkan cinta yang baru, kurasa Rizky pun setuju dengan rencanaku.

"Aku tau! Aku tau Riz, kamu setuju akan rencanaku dan satu lagi stop tersenyum ke arahku" ucapku sambil memandang foto kami bertiga. Di foto itu terpancar raut kebahagiaan kami, Rizky yang memamerkan senyum manisnya, aku dan Adel yang memanyunkan bibir atau lebih dikenal dengan istilah duck face. Kalian berpikir aku pasti sudah gila bukan? berbicara dengan selembar foto, apalagi salah satunya sudah tiada. Tapi inilah yang selalu aku lakukan jika ingin mengatakan sesuatu yang aku rencanakan apalagi yang berhubungan dengan Adel, menurutku Rizky masih hidup dan selalu hadir mendengar semua ucapanku dan yang pasti dia selalu tersenyum.

Kucari kontak Adel di smartphone-ku, aku harus segera menghubunginya sebelum dia tidur.

"Hallo Wi kenapa?" ucapnya diseberang sana.

"Seperti biasa aku harus meneleponmu"

"Oh ayolah Wi! Sudah tiga tahun kamu selalu menghubungiku sebelum tidur, aku sudah ikhlas koq!"

"Tetap nggak bisa Del, aku harus tetap meneleponmu!"

"Baiklah baiklah"

"Sekarang tidurlah, berdoa dulu"

"Ia ia sahabatku yang super duper bawel"

"Good night babe! Nice dream and Love you"

"Ia babe, Love you too"

Telepon ku tutup dengan senyum yang mengembang indah di bibirku, ini untuk yang ketiga kalinya Adel mulai memperlihatkan kecerewetannya setelah tiga tahun hidup dalam diam. Hah!  Terimah kasih untuk kebahagiaannya yang mulai bisa Adel rasakan Tuhan.

Notification!

1) Hy readers, sedikit pemberitahuan dalam waktu dekat aku akan mengupdate story ku yang terbaru bergenre mystery or thriller :D kalo yang suka, jangan lupa sempatkan waktunya ya ;)

2) oh iya! dimulmed itu sosok Dewi Lizerya  (Patricia Devina Dextra)

3) terus gambaran Adel kan awalnya Gina Aditya Putri aku ganti jadi Nasya Marcella karna Gina terlihat dewasa sedangkan sosok tokoh Adel memang dewasa tapi masih ada kesan imutnya trus karna Nasya Marcella bergingsul dan punya lesung pipinya jadi pas dengan sosok tokoh Adel.  Oke readers sekian dulu ;)

Dōmo arigatōgozaimashita !!!

I Love You, BrigadirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang