"Saya bersyukur anda bisa jadi sangat sehebat itu tuan dunk." Jawabku dengan bangga, jujur saja aku sangat bangga padanya, dia mampu menyelesaikan kuliah sampai bisa mengambil gelar magisternya. sedangkan aku yang dalang dari semua kesulitannya tidak pernah melanjutkan sekolahku lagi.
"Cih tentu saja aku hebat, kau mana mungkin bisa sampai diposisi itu." Ucapnya dengan tidak suka padaku.
"Ya... saya tidak mampu tuan dunk, saya hanya lulusan SD." Jawabku dengan tersenyum.
Dia tampak kaget dengan perkataanku, memangnya orang seperti kami ini bisa sekolah.
Saat berada dicamp umurku masih tiga belas tahun dan orang seperti kami bisa bertahan hidup dari hari ke hari saja sudah bersyukur, untuk bertahan hidup semua orang harus saling membunuh dan menjebak satu dan yang lainnya. Kehidupan seperti itu sangat mengerikan untuk ditanggung anak sepertiku yang awalnya hidup dengan kemewahan, tapi sayangnya tidak hanya aku anak kecil disana, banyak yang sama sepertiku. Kerna hal itulah yang mengubahku jadi seperti ini dan disanalah juga awal pertemuanku dengan tuan Res.
"Kau tidak sekolah?" Tanyanya padaku.
"Ya... jadi tuan, apa yang ingin anda lakukan sekarang?" Tanyaku balik padanya, dia masih menatapku tapi setelahnya dia beranjak dari kursinya dan aku mengikutinya dibelakang.
******
Aku rasa kami sudah mengelilingi mall ini hampir sepuluh kali, apa dia tidak lelah, tuan dunk masih sangat bersemangat sekali, sedangkan aku jangan ditanya, bosan setengah mati. Dia ke toko berlian, sepatu, tas, baju dan lain-lain. Apa dia tidak ada lelahnya bahuku terasa nyeri mungkin kerna dari pertarungan kami malam tadi.
"Kau ingin sesuatu? Aku akan membelinya jika kau ingin." Tanyanya yang tiba-tiba berhenti didepanku dan berbalik untuk melihatku.
"Tidak ada tuan, terima kasih sebelumnya." Jawabku dengan tersenyum.
"Kau serius tidak menyukai semua ini? Bukannya dulu ini hobbymu?"Tanyanya padaku lagi.
Oh astaga kehidupan glamour itu aku bahkan tidak ingat lagi, dan jujur aku tidak tertarik dengan apapun lagi, walapun hal itu sangat indah, aku hanya sebatas mengagumi saja tidak ingin memiliknya, buat apa juga memilikinya, aku bisa mati kapan saja dan itu tidak bisa dibawa kesurga bukan. Okey berapa orang yang sudahku bunuh dan khayalanku masih sama, aku mau masuk surga.
"Tidak tuan dunk." Jawabku lagi padanya.
Setelah itu dia datang kesebuah restoran yang ada dimall tersebut, dia makan sendiri dengan aku yang menunggu dibelakangnya, disela-sela waktu itu ada pelayan yang menumpahkan saos kesepatunya dan pelayan itu minta maaf dengan hampir menangis, tuan dunk menenangkannya dan menyuruhnya untuk kembali, lalu dia memerintahku untuk membersihkan sepatunya. Aku dengan sigap menunduk didepannya dan membersihkan sepatunya yang kotor.
"Apa yang dia lakukan?" Tanya seseorang yang suaranya sangat familliar, itu tuan joong.
"Membersihkan sepatuku, kena saos tadi..." jawab tuan dunk.
"Kau tunggu diluar saja." Perintah tuan joong.
"Baik tuan." Jawabku padanya.
Xxxxx
"Dia bukan orang yang kita kenal dulu lagikan? anak kecil manja dan selalu membully orang-orang itu tidak akan mungkin mau berlutut membersihkan sepatuku, dan berdiri diam dibelakangku dengan siaga seperti itu. Ini sudah siang dan dia belum makan tapi tidak ada satu komentarpun yang keluar dari mulutnya. Aku sedih sekali melihatnya, entahlah dia tidak menyebalkan seperti dulu lagi, bahkan aku akan percaya jika orang-orang mengatakan mereka adalah orrang yang berbeda." Ceritaku pada joong.
"Dia seorang pengawal sekarang, dan memang seharusnya seperti itu sayang..." jawabku padanya.
"Aku tau... apa kau tidak melihat wajahnya yang pucat itu, dari tadi dia selalu memegang bahunya. Kau bilang di area bahunya seperti berdarah semalamkan. Kehidupan seperti apa yang dilalui anak itu. " ucapku kembali.
"Sayang...bukannya kau mengatakan ingin memberinya pelajaran? Ini baru satu hari dia mengawalmu tapi kau sudah terlihat sedih seperti ini." Jawabku padanya.
"Dia itu seusia adikku feikan? Fei saja sudah tumbuh besar sekarang, kenapa anak itu masih tetap kecil begitu sih... kau lihat wajah itukan joong... aku hampir terpukau pertama kali melihatnya, dia cantik sekali joong anak itu apa tidak sadar dia secantik apa. Ah... aku sedih melihatnya." Ucapku dengan cemberut dan memasang wajah sedihku.
"Sayang kenapa kau jadi jadi sedih begini... astaga... ayo kita pulang saja." Balasku padanya.
"Iya pulang saja, biar bayi itu bisa istirahat juga aku kasian padanya, ini sudah jam dua siang dan dia belum makan juga, dia itu masih dalam pertumbuhankan?" Tanyaku pada joong yang tidak mendapatkan jawaban darinya.
Xxxxxx
"Kenapa dengan anda tuan?" Tanyaku yang melihat wajah sedih tuan dunk.
" Dia sedih kerna bayi kucingnya yang kelaparan jadi ayo kita cepat ulang." Jawab tuan joong yang tersenyum aneh padaku.
"Ayo pulang bayi... " ucap tuan dunk tiba-tiba.
Dia berbicara pada siapa, hanya ada aku dan tuan joong disini, memang disini ada bayi. Perasaanku saja atau memang tuan dunk dan joong ini sedikit aneh. Aku hanya mengikuti mereka dari belakang dan beberapa pengawal tuan joong juga mengikuti dibelakang kami.
Kami sudah masuk semua ke mobil, aku terpisah dari tuan joong dan dunk kerna asisten tuan joong ikut dimobil mereka, sampai beberapa waktu kaca disampingku diketok dan disana asisten tuan joong mengatakan untuk pindah mobil, dia akan duduk ditempatku ini.
Aku mendengar decakkan dari pengawal yang ada dimobil ini saat aku keluar dan diganti oleh asisten tuan joong.
"Kenapa kau memisahkan diri sih?" Tanya tuan dunk padaku. Saat aku baru saja duduk disamping pengemudi mobil.
"Kerna mobilnya tidak cukup tuan." Jawabku padanya yang duduk tepat dibelakangku.
"Jadi kau memilih ikut mobil para alpha didepan sana, kau lupa kalau kau omega?" Tanya tuan dunk dengan tidak suka.
"Saya bisa dimana saja tuan, gender tidak bisa kami utamakan jika mengawal klien." Jelasku pada tuan dunk.
"Woyyy... menang banyak sekali para alpha itu." Jawab tuan joong.
"Anda benar tuan, sekarang saja mereka sepertinya mengomel kerna seseorang tidak jadi bersama mereka." Jawab jess yang sekarang duduk menyetir disampingku, dengan mendengarkan sesuatu dari earpiece yang terpasang ditelinganya.
"Mereka bahkan berani mengomel kerna hal itu... astaga." Jawab tuan dunk.
"Dan orang yang dikagumi itu bahkan tidak sadar sama sekali." Ucap tuan joong kembali.
Aku tidak mengerti apa yang mereka bahas sejak tadi. Fokusku terganggu kerna rasa nyeri pada bahuku dan sialnya obatku juga tertinggal, apa jahitan dibahuku terbuka, haruskah aku kerumah sakit untuk memeriksanya.
##########
Selamat menikmati bacaannya...
Jangan lupa vote and comment...
Bersambung....
NL: 06 Juni 2025
YOU ARE READING
You Can Never Leave (GeminiFourth)🔞⚠️
RomanceWarning 🔞🔞⚠️ Tolong pastikan diri anda bukan anak dibawah umur. Kau pernah menjadi cinta pertamaku dan obsesiku, yang akhirnya membuatku melukaimu. Aku melepaskanmu My First Love." Fourth Reikin ------- " Gemini Diles Norawit >>>>>>>>>> Cuss baca...
4.$^^
Start from the beginning
