5 : Dua Gadis

Mulai dari awal
                                    

Nate hanya menggelengkan kepala melihat adik tirinya lalu masuk lagi ke dalam kamar mandi.

Ting tong

"Ya?" Tanya Baby saat membuka pintu dan mendapati Niel disana.

"Boleh aku masuk dulu?" Tanya Niel.

Baby menaikkan satu alisnya, "masuklah." Ucap Baby.

"Jadi ada apa?" Tanya Baby saat Niel sudah duduk di sisi kasurnya dan Baby yang duduk di sebelahnya karena sedang mengerjakan tugas di laptop.

"Aku hanya mau mendekatkan diri ke adikku." Jawab Niel.

"Ck, bukannya dulu kita sudah dekat?" Tanya Baby dengan penekanan di kata dulu.

"Maafk--"

"Permintaan maaf tidak diterima." Ucap Baby acuh. Luka yang dibuat Niel terlalu besar, dan dia tidak akan memaafkan Niel. Walaupun mungkin Baby terlihat biasa saja kepada Niel itu bukan berarti dia memaafkan Niel itu hanya sebatas sandiwara di depan Nate juga ayah dan bundanya.

"Tapi kenapa? Apa salahku begitu besar?" Tanya Niel.

Baby menghela nafas kasar lalu menutup laptopnya, "pikirkan sendiri, apa yang sudah kau lakukan kepadaku." Jawab Baby lalu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju tas laptopnya.

Nate yang mendengar percakapan itu dari kamar mandi hanya bisa mengerutkan dahinya. Apa yang mereka bicarakan dan ada masalah apa di antara mereka?

Baby terlalu misterius, pikir Nate.

"Nate?" Tanya Niel bingung.

Baby menoleh ke arah Niel dan hanya mengedikkan bahu saat Niel menatapnya dengan tatapan bertanya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Niel.

"Numpang mandi." Jawab Nate acuh sambil mengeringkan rambutnya.

"Really? Kau punya kamar--"

"Ayo keluar waktunya sarapan!" Teriak Baby memotong perkataan Niel.

"Ayo ayo!" Teriak Baby lagi lalu keluar kamar.

"Kau menyukai Baby huh?" Tanya Niel.

Nate membelalakkan matanya, "tidak mungkin aku menyukai Baby, dan kau punya hubungan apa dengan Baby?" Tanya Nate.

Niel hanya melengos dan berjalan keluar. "Kenapa lama sekali sih?" Omel Baby kepada Niel dan Nate.

Baby mengetuk ngetuk kamar ayah dan bundanya.

"Halo halo, hai hai, spada, delivery pizza!" Ucap Baby sambil mengetuk ngetuk pintu Bryson dan Pevita.

"Tasia, kau menganggu saja." Keluh Bryson gemas saat pintu terbuka.

"SARAPAN!" Teriaknya lalu berjalan ke lift yang diikuti Niel dan Nate di belakangnya.

"Ambil makanan sana." Usir Baby saat dia duduk di meja yang meniliki tiga kursi.

"Ck, tukan perintah." Cibir Nate.

"Kalau kau tidak mau mengambil makanan juga tidak apa apa kok. Biar kau cepat meninggal." Balas Baby lalu mengikuti Niel yang mengambil makanan.

"Adikmu menyebalkan." Ucap Baby kepada Nielsambil mengambil makanan.

"Aku mendengar itu By." Ucap Nate tiba tiba.

"Kau! Sejak kapan kau disitu?! Ck, seperti setan saja!" Omel Baby.

"Aku kan juga lapar!" Balas Nate kesal.

Baby hanya mendelik lalu membawa makanannya ke mejanya.

"Maaf ini mejanya sudah ada yang duduki." Ucap Baby.

Dua gadis yang sedang duduk di meja itu mendongak, "kau pikir kau siapa?!" Tanya salah satu gadis itu.

Baby menaikkan satu alisnya, bukankah meja ini sudah di reserve untuk dia juga Nate dan Niel? "Meja ini sudah saya reserve." Jawab Baby tenang.

"Lalu aku peduli gitu? Meja ini aku duluan yang duduki." Balas temannya gadis itu.

Baby memutar bola matanya, "bangun sekarang atau kau akan menyesal nona." Desis Baby.

"Menyesal? Kau pikir--"

"Bisa anda pergi nona?" Tanya Nate dingin yang sudah ada di belakang Baby.

Kedua gadis itu menganga, bayangkan dia melihat dua lelaki tampan! "Ehm." Deheman Baby mampu membuat gadis itu kembali ke dunia nyata.

"Pergi." Ucap Baby.

"Bisa anda pergi nona?" Tanya Niel sekarang.

"Ma-maaf." Ucap salah satu gadis itu lalu berdiri.

"Kenapa kalian begitu kegatelan sih?" Tanya Baby kepada dua gadis itu.

Kedua gadis itu hendak membuka suara tapi mereka kurungkan karena Niel dan Nate yang sudah mengisyaratkan mereka untuk diam dan pergi.

Nate dan Niel pun bingung, kenapa mereka bisa dipegang kendali oleh adik tirinya, Baby?

Tbc..

TBFS (3) Nate'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang