Berhasil.
Jisung melepaskan tas selempangnya dan meletakkan begitu saja di meja sofa usang miliknya. Ia berjalan menuju kamar mandi dan menyalakan air pancuran. Membiarkan air mengalir dari kepala hingga ujung kakinya, berharap noda haram dalam tubuhnya luruh terbawa aliran air menjauh dari hidupnya.
Sekuat apapun Jisung menggosoknya dengan busa, tetap saja noda itu tidak hilang dari tubuhnya. Ia mencengkeram busa sekuat tenaga dan memejamkan mata. Kembali ia menangis di bawah guyuran air. Ia besimpuh di lantai dan menuntaskan hatinya yang terasa sesak dan sakit.
Dadanya terasa begitu sempit sehingga beberapa kali ia memukulnya. Tidak peduli dengan kekuatan tangannya yang menyebabkan dadanya semakin sakit, ia tetap memukulinya seolah melampiaskan di sana.
***
Mengatakan jelas lebih mudah dari pada menjalani. Begitu juga dengan Jisung. Hingga hari ini ia masih saja bersedih dan tidak bisa melupakan barang sedikitpun kejadian dua minggu yang lalu. Ia semakin terpuruk dan menyembunyikan diri dari keramaian. Ia lebih banyak diam dan termenung. Beberapa kali temannya menyadarkan lamunanya dan menghapus air mata yang tidak diketahui kapan mengalir. Sepertinya ia tidak sanggup lagi bertahan hidup.
Pernah ia mencoba untuk mengakhiri hidupnya, namun kemudian ia menggelengkan kepala serta menjauhkan obat yang hendak mengakhiri hidupnya. Bunuh diri bukan menyelesaikan masalah, pikirnya. Tetapi mencoba melewati dan bersikap biasa saja membuatnya seolah-olah tidak sanggup.
Pernah juga ia berfikir untuk berhenti bekerja dan kembali ke kampung halaman. Namun ia kembali menggelengkan kepala, ia tidak sanggup menghadapi kedua orangtuanya yang sudah renta. Ia tidak ingin menambah beban mereka yang sudah tua. Seharusnya bukan kabar buruk yang mereka dengar di usia saat ini, melainkan kabar bahagia yang menularkan senyum kebanggan yang tidak pernah lepas di wajah kendur tersebut.
Akhirnya Jisung tetap memutuskan untuk tetap tinggal dan menjalani hari-harinya seperti biasa. Tidak ada yang mengetahui keadaannya yang sekarang. Teman kantornya masih beranggapan, ia belum bisa melupakan mantannya. Termasuk kedua sahabatnya, mereka belum mengetahui keadaannya yang sudah hancur. Mereka memang jarang bertemu, terkadang hanya sekali sebulan atau dua bulan saja. Mereka tidak bisa mengatur jadwal karena kesibukan pekerjaan yang tiada pernah berujung. Jadilah mereka bertemu sekali-sekali saja.
Rasa pusing kembali menghampiri Jisung seperti beberapa hari ini. Ia memang sering melupakan jadwal makan karena kesibukan dan keadaan hati yang tidak baik. Meninggalkan jadwal makan, atau diet khusus memang bukan dirinya. Meskipun sedikit, ia selalu teratur dalam penjadwalan. Tidak seperti dua minggu terakhir, terkadang hanya sekali dalam dua hari ia makan, itu pun karena keadaan terpaksa. Ia harus mengisi energi agar bisa berjalan kokoh dari penyeberangan hingga kantor. Atau Jihoon memaksanya makan di kantin, sehingga Jisung merasa tidak enak hati terus-menerus menolak ajakan temannya.
Tanpa Jisung sadari, kelalaiannya meninggalkan jadwal makan berpengaruh besar pada konsentrasi kerjanya. Tidak jarang ia teledor saat memasukkan angka pada kolom nilai rupiah pekerjaannya. Untung saja ada Jihoon, ia mengerti keadaan Jisung dan memeriksa kembali pekerjaannya sebelum di masukkan ke dalam arsip.
Jisung terus melangkah meski kepalanya semakin pusing. Ia melebarkan mata dan melihat objek di depannya berbayang-bayang. Dua, tiga, empat, bahkan sangat banyak, hingga akhirnya ia limbung dan tidak mengetahui apa yang terjadi selanjutnya..
Sepertinya sudah sangat lama Jisung tidak pernah tidur senyaman dan selama ini. Akhir-akhir ini insom menjangkit dirinya sehingga tidur paling lama hanya empat jam saja, bahkan terkadang sama sekali tidak bisa memejamkan mata. Sesungguhnya ia memerlukan istirahat yang banyak untuk memulihkan keadaannya seperti sedia kala, namun sepertinya masalah itu tidak mengijinkannya untuk menikmatinya. Mereka terus memaksa Jisung untuk terus memikirkannya hingga berat badannya menurun drastis.
"Sshh...," Jisung meringis pelan. Ingin sekali ia berlama-lama tertidur seperti tadi, namun ia juga penasaran, di surga manakah ia tinggal sekarang. Jelas ini bukan neraka, jika ia, mengapa ia tidak merasakan panas maupun sakit? Justru kenyamanan yang ia dapatnya. Ia pun mencoba membuka mata untuk memastikan.
"Tenang, sayang"
Suara itu terdengar khawatir dan mencemooh secara bersamaan. Jisung semakin penasaran di buatnya. Suara malaikat mana? Atau iblis mana yang baru saja di dengar?
Secara perlahan, Jisung akhirnya membuka mata. Cahaya silau itu memaksa Jisung menutup mata kembali dan mencoba membuka seperti yang tadi. Harum semerbak wangi menjalar di indra penciuman Jisung bersamaan dengan pandangan kedua irisnya pada sekitar. Ia memperhatikan secara seksama. Dan wangi itu memeras perutnya sehingga ia merasa sangat kelaparan.
Jisung meneguk saliva bersusah payah, ia menggerakkan kepala ke samping. Dan sungguh syoknya ia melihat orang itu. Laki-laki yang sudah menghancurkan hidupnya. Laki-laki yang membuatnya berkeping-keping nyaris melebur. Laki-laki yang terlihat polos dan ramah namun mengerikan. Dia lah Minho.
Rasa takut menjalar di sekujur tubuh Jisung, ia menegang. Tidak mampu berucap sepatah kata untuk sekedar marah atau memaki. Pasokan udara di sekitar sepertinya semakin menipis, Jiu semakin susah bernafas. Ia meraup udara serakus mungkin sehingga dadanya kembang-kempis.
"Kamu pingsan selama...," Minho melihat pergelangan tangannya dan sepertinya ia sedang menghitung waktu. "Lima belas jam." tambahnya.
Nafas Jiu semakin tercekat, ingin sekali dirinya bangun dan mencakar wajah itu hingga tidak berbentuk lagi. Tetapi, badannya tidak mendukung, badannya terlalu lemah untuk bergerak. Hanya nafasnya saja yang memburu, menandakan ia sangat marah dan membenci bajingan itu.
TBC
YOU ARE READING
BROKEN || MINSUNG [END]
FanfictionSejauh apapun Jisung berlari dan bersembunyi, lelaki itu tetap saja menemukannya. Bahkan ketika Jisung menyerah dan kembali ke kampung halamannya, lelaki itu tetap menemukannya. Mengacaukan pernikahan yang hanya menghitung hari. Tidak sanggup menaha...
![BROKEN || MINSUNG [END]](https://img.wattpad.com/cover/393442206-64-k564168.jpg)