Prolog

1.8K 129 0
                                        

Mata berwarna abu-abu itu menatap bingung semua orang yang berada di ruangan ini, bahkan dia juga tidak tau siapa dirinya. Kenapa dia bisa ada disini? Apa yang terjadi hingga dia berada di rumah sakit? Gadis itu tidak tau apa-apa persis seorang bayi yang baru saja lahir.

"Kau tau siapa mereka?"

Pria dewasa dengan jas dokternya menunjuk seorang wanita paruh baya yang menatapnya berkaca-kaca dan juga pria paruh baya yang menatapnya lekat di balik wajah datarnya.

Gadis itu menatap keduanya lekat-lekat seolah mengingat-ingat. Tepat saat Gadis itu menggeleng air mata wanita paruh baya itu menetes membasahi pipinya, pria paruh baya disampingnya dengan segera merengkuh wanita itu lembut.

"Kau ingat dirimu siapa?" tanya sang dokter lagi.

Gadis itu berusaha mengingat dirinya sendiri dan kejadian apa yang terjadi sebelum dirinya berada di rumah sakit tapi tidak ada yang dia ingat malah kepalanya terasa sakit.

"Arggh.. sshh!!" Gadis itu meringis dan memegang kepalanya. Wanita paruh baya itu segera mendekat, menurunkan tangan gadis itu dan mengelus kepalanya lembut.

"Jangan memaksa mengingatnya nona, beristirahatlah." Ucapnya dengan suara gugup dengan mata sesekali melirik pada pria paruh baya yang menatapnya tajam.

Dokter bernama Jason Kim itu melangkah pelan mendekati pria paruh baya yang menatapnya tajam meminta penjelasan.

Jason sedikit berdekhem menetralkan suaranya. "Seperti yang saya duga sebelumnya jika Ms. Jung mengalami amnesia."

Mata pria paruh baya itu melirik sekilas gadis yang tengah menatap kosong langit-langit ruang rawatnya. "Permanen?" Aura mengintimidasi menguar dari tubuhnya.

"Saya belum bisa memastikan apa amnesia yang diderita Ms. Jung permanen atau tidak tuan."

"Lakukan apa yang harus kau lakukan Jason, pergilah."

Dokter muda berusia awal tiga puluh tahunan itu dengan segera keluar dari ruangan menyesakan ini.

Pria tampan walau sudah berumur itu mendekati istrinya, memegang bahu wanita yang dicintainya. "Dia baik-baik saja sayang."

"Aku tau, sayang kau tidak ingat aku? Aku Tathiana, Mommy mu." Tangannya mengelus tangan mungil putrinya.

Gadis itu menolehkan kepalanya menatap lekat wanita paruh baya bernama Tathiana dan pria disampingnya, gadis itu tidak mengingat apapun bahkan namanya pun dia tak tau.

"Mommy?" Suara lirihnya terdengar, membuat Thiana mengangguk dan meneteskan air matanya haru saat kembali dipanggil Mommy oleh putrinya yang sudah lama tertidur.

"Iya sayang ini Mommy." Ujarnya dengan menempelkan punggung tangan anaknya ke pipi basahnya.

Mata abu-abu itu menatap lekat wanita cantik walau sudah berumur. Matanya menyeret pada pria yang berdiri disamping wanita yang mengaku ibunya.

Seolah tau Thiana tersenyum dan mengenalkan pria yang menjadi suaminya. "Ini Jayden Jung, Daddy kamu."

Pria bernama Jayden itu menatap datar gadis didepannya namun senyum tipisnya terulas saat pandangannya bertemu dengan mata abu-abu indah itu.

"Aku?" Tanya nya bingung menatap sendu Thiana.

Thiana tersenyum membelai pipi tirus putrinya, putri yang ia tunggu kesadarannya. "Nama mu Heliana Jung."

Heliana Jung putri keluarga konglomerat dan paling berpengaruh di Korea Selatan. Gadis yang saat ini berusia 25 tahun itu koma selama lima tahun akibat kecelakaan hebat yang menimpa gadis malang itu dan menewaskan putri lain keluarga Jung yang merupakan kembaran Helia. Berita simpang siur mengenai putri keluarga Jung pun merebak di media massa tapi berita itu mulai menyurut seiring berjalannya waktu walaupun masih ada saja wartawan mencari-cari tahu tentang putri keluarga Jung itu.









________
Tbc
©Imyourjie

The Jung's Where stories live. Discover now