Di balik kemewahan pernikahan Matthew dan Willy, tersembunyi luka yang tak kunjung sembuh. Cinta yang awalnya manis perlahan berubah menjadi racun ketika pengkhianatan dan kebohongan mulai menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Willy yang...
Kata itu terasa asing dalam pernikahan Matthew dan Willy. Bukan cinta yang mengikat mereka, melainkan luka. Pengkhianatan, air mata, derita, dan siksaan batin menjadi makanan sehari-hari.
Pernikahan mereka tak ubahnya duri dalam daging-menyakitkan, tak pernah menyenangkan hati.
Dihancurkan oleh kehadiran orang ketiga, diabaikan oleh sang suami, Willy perlahan dibutakan oleh dendam. Selama ini, ia memilih diam. Ia tahu Matthew berselingkuh-bukan hanya selingkuh, tetapi terang-terangan bersama Mateo, pria yang bahkan tak berusaha bersembunyi dari pandangannya.
Matthew mencintai Willy, itu benar. Ia adalah suami yang lembut, penuh perhatian, selalu memanjakan Willy dalam segala hal.
Tapi cintanya terbelah. Mateo hadir sebagai sosok yang, menurut Matthew, mampu memahami sisi terdalamnya.
Namun kepada Willy, Matthew tetap menunjukkan kasih. Bahkan ketika ia marah, kemarahannya selalu berdalih: demi kebaikan Willy.
Itulah mengapa ketika Matthew berubah menjadi kasar, Willy terkejut. Sebab selama ini, meski sering "nakal," Matthew selalu memaafkan. Selalu memeluknya di akhir hari.
Tapi cinta yang tak dibagi penuh adalah luka yang membusuk dalam diam. Dan luka itu tumbuh. Menyesakkan dada.
Hingga suatu hari, Willy bertemu Dika-kolega bisnis suaminya.
Dika terlihat sempurna di matanya, baik hati, lembut, peduli, dan penuh kasih pada keluarganya. Terutama, Dika setia. Hal-hal yang belakangan ini tidak ia dapatkan dari Matthew, ia temukan pada sosok lelaki itu.
Perasaan iri perlahan berubah menjadi ambisi. Willy mulai menggoda Dika, berniat merebutnya dari istri pria itu.
Setiap kali Matthew harusnya menghadiri pertemuan bisnis dengan Dika, Willy menawarkan diri untuk menggantikannya, dengan alasan sederhana, "Matthew sedang bercumbu dengan selingkuhannya." Dan Dika pun terbiasa. Terlalu terbiasa.
Willy mengira, kebiasaan itu adalah lampu hijau. Bahwa kehadirannya diterima. Bahwa godaannya dibalas, meski diam-diam. Dan Willy pun semakin gencar.
Sampai akhirnya... Ketika keputusasaan mencapai puncaknya, Willy nekat menggunakan cara kotor.
Karena rumah tangganya dengan Matthew telah terlalu retak, Dan Matthew... akhirnya tahu segalanya.
---
Kristoper Matthew Daveikara
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jaavon William Indranan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Xavier Mateo Triaga
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.