˖23 › Restart Pointer

312 53 19
                                        

🌟🌟🌟

ㅤ ㅤㅤ ㅤ‹ Typo Bertebaran! ›--SILENT TALK-- ㅤ ㅤㅤ ㅤ***ㅤ ㅤ

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

ㅤ ㅤ
ㅤ ㅤ
‹ Typo Bertebaran! ›
--SILENT TALK--
ㅤ ㅤ
ㅤ ㅤ
***
ㅤ ㅤ

"Gimana? Lu udah nemuin tanda-tanda gak, Ghaf?"

Idghaf menggeleng pelan. "Belum, kenapa?"

Januar menghela nafasnya dengan gusar. Pekerjaan baru yang ia ambil secara suka rela tersebut ternyata tidak semudah yang ia bayangkan. Pekerjaan yang dimaksud, adalah pekerjaan yang mengharuskan dirinya mencari tanda-tanda keberadaan sosok Ibu dari Ananta yang sudah 13 tahun menghilang tanpa kabar, meninggalkan sosok remaja rapuh itu sendirian.

Idghaf mengangkat cangkir kopinya pelan, meminumnya secara perlahan, dan kembali menatap ke arah Januar yang sudah menunduk dengan raut wajah pasrah.

"Muka lu kenapa?"

Januar mengusap wajahnya dengan kedua tangannya secara kasar, lalu bersandar ke kursi dengan hembusan nafas berat. "Gue ngerasa gue mau nyerah aja, tapi gua udah terlanjur janji sama Bang Rashaka. Gue udah coba buat tanya ke beberapa tetangga yang kenal gitu sama Nyokapnya si Ananta, tapi banyak dari mereka udah lama kehilangan kontak, mereka ada yang gak inget, atau bahkan mereka sama sekali gak ada yang tau keberadaan beliau semenjak kejadian waktu itu."

Idghaf tetap diam, membiarkan sahabatnya itu meluapkan segala keluh kesah. Ia tahu, Januar bukan tipe orang yang mudah menyerah akan sesuatu. Tapi kali ini, kebuntuan terasa jelas dalam wajahnya.

"Tapi, informasi yang gue dapet dari orang terakhir, ada 1 orang yang mungkin, mungkin aja bisa kita tanya lebih lanjut. Sayangnya dia sekarang udah tinggal di luar kota."

"Kita bisa datengin dia," ujar Idghaf sambil meletakkan cangkir kopinya, jemarinya mengusap pelan tepi meja kayu.

Januar mengangguk ragu. "Menurut sumber yang gue dapet, dia gak mau diwawancarai sembarangan, ada sesuatu yang bikin dia ragu buat bicara. Tapi gue berhasil dapetin nomor telepon orang itu sejauh ini."

Idghaf menatap kosong ke arah permukaan meja, pikirannya berkecamuk. Ia tahu bahwa mencari keberadaan seseorang yang sudah lama menghilang bukanlah sesuatu yang mudah. Apalagi jika orang-orang di sekitar pun tampaknya enggan untuk mengungkapkan kebenaran.

"Kasih gue nomornya," ucap Idghaf akhirnya. "Gue yang bakalan coba ngobrol sama dia."

Terdapat keraguan dalam wajah Januar, namun akhirnya menggeser ponselnya ke arah Idghaf, menunjukkan deretan angka yang tersimpan di layarnya. Idghaf mencatatnya dalam hati, sebelum ia mengambil ponselnya sendiri. Ia menekan angka-angka itu secara perlahan, lalu menempelkan ponsel ke telinganya, menunggu nada sambung yang terasa begitu panjang.

Silent Talk -  [ DOSHIN ]  ||  Completed.Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin