Heinz, Duke Utara kesayangan kita, saat ini sedang berada di titik balik hidupnya. Atau, setidaknya itulah yang ia teriakkan padaku pagi ini.
'Sialan, kalau orang sudah mati ya biarkan saja mati!'
Ya, oke.
'Seberdosa apa sih aku sampai-sampai kau muncul?!'
Heinz sayang, kamu nanya?
'Lihat saja. Jika aku bertemu Tuhan, aku akan membalas dendam!'
Mau membunuh Beliau?
'Iya!'
Aku cekikikan kecil, masih memperhatikan Heinz tercinta yang berjalan sambil menghentakkan kaki-seperti anak kecil yang ngambek karena tidak dibelikan kuda poni. Tujuannya? Ruang kerja Duke. Tempat suci penuh rencana dan kebencian.
Tanpa basa-basi, Heinz mendobrak pintu ruang kerja dengan dramatis. Sebuah aksi teatrikal yang langsung membuat pelayan muda di dalam ruangan tersentak kaget.
"Y-yang Mulia, saya hanya mengantarkan teh!"
Pelayan itu tergagap, nyaris menumpahkan cangkir porselen di tangannya saat ia dengan gemetar meletakkannya di meja kerja.
[Al || pelayan (???)
Affection: 15% (-3)]
Heinz membeku. Menjerit dalam hati.
'Aku bahkan belum melakukan apa-apa?!'
Aku menyeringai. Deritamu, sayang.
___
Budi bin Mulyono sudah mati.
Kalimat sederhana, tapi memuat seluruh latar belakang kekacauan ini. Bagaimana ia mati? Tenang saja, aku-Sistem 303-akan menceritakannya di sesi konsultasi berikutnya~
Yang perlu kalian tahu untuk sekarang: setelah kematian Budi, aku lahir dari tumpukan karma yang ia akumulasi sepanjang hidupnya.
Kalian percaya karma?
Nggak?
Sayang sekali. Karena dalam cerita ini, karma bukan hanya nyata-tapi juga kejam dan sangat efisien. Secepat audit pajak yang menemukan lubang besar di laporan keuanganmu.
Setelah tercipta, tugasku pun jelas. Membuang Budi ke tubuh Heinz de Agrete, Duke Utara di kerajaan yang katanya damai dan tentram-meski kenyataannya lebih mirip peti es politik.
Lalu, kenapa karma Budi seberat itu?
Karena dia... ya, adalah seorang bajingan.
Sebagai pemilik salah satu perusahaan terbesar di Bumi, Budi hidup hanya demi satu hal: keuntungan pribadi. Ia membabat siapa pun yang dianggap tak berguna, menulis aturan yang hanya menguntungkan dirinya sendiri, dan menginjak siapa pun demi bertahan di puncak menara gading kekuasaan.
Hasilnya? Dunia pun kompak mengutuknya.
"Saya berharap orang itu jatuh."
"Dia harus menderita sendirian."
"Bajingan sialan, kuharap hidupmu takkan bahagia selamanya."
Karena itu, aku, Sistem 303, siap menuntun Heinz-alias Budi-ke jalan yang lebih benar!
YOU ARE READING
Abstract Version
FantasyIni versi abal", dirombak ulang di book baru. Feel free yang mau baca. Kalo tertarik sama yang asli bisa cek profil :>
