Part 1

16.8K 252 0
                                    

Aku masuk ke pelataran sekolah ini, sekolah baru setelah aku berhasil mendapatkan ijazah SMP.

Seperti sekolah lainnya kami pun melakukan mos, aku masuk ke sekolah dengan penampilan yang bisa dibilang lebih cocok untuk ke mall tapi pasti bakal langsung diusir terus di geret ke rumah sakit jiwa.

Kalung petai plus jengkol, pita di kiri kanan tanganku, kaus kaki yang berbeda warna, serta rambut yang entah apa bentuknya saat ini.

Tidak ada yang menarik di sekolah ini, ntah karena belum mendapat teman, ntah karena aku yang dari awal menentang untuk sekolah disini ataupun karena mereka semua berpenampilan menjijikkan seperti aku sekarang.

"Hai..." sapa beberapa laki-laki yang juga menjadi korban mos. Aku melirik ke sekeliling, tidak ada orang.

"Jutek amat ci" kata seorang cowok bertubuh pendek.

"Kalian ngomong sama gue?" Tanyaku sarkatis.

"Ng-nggak" jawab salah satu dari mereka.

Ya aku tidak tertarik dengan laki-laki, bukan aku lesbi. Hanya saja dari dulu aku dilarang pacaran dan aku menguatkan diri untuk tidak menyukai laki-laki manapun. Dan sekarang jadilah aku si Anya tomboy dengan aura gelap saat melihat seseorang menggodaku.

"Godain cewek mulu lo" celetuk seseorang yang baru datang dengan suara bass miliknya.

Aku tidak peduli dan tidak ingin tau, aku pun melanjutkan acara tour keliling sekolah.

***

Aku masuk ke mobil yang merupakan mobil papaku. Tatapan papa sangat berbinar, tapi aku sangat tidak tertarik untuk banyak bicara.

"Gimana asik kan sekolah disini?"

"Asik apanya" aku langsung mengaktifkan notifikasi hp yang aku matikan sejak tadi.

"Udah dapat temen?"

"Gak niat nyari"

"Anya papa cuma mau kamu lebih pandai bergaul, jangan terus-terusan dengan teman SMP kamu itu"

Aku hanya mendengus kesal, apa salahnya satu sekolah dengan teman akrab SMPku dulu. Iya sih dia cowok, tapi kami kan tidak mungkin saling suka.

***

Hari pertama sekolah

Aku masuk ke dalam kelas dan melihat sebuah bangku kosong. Aku duduk disana dan tak lama seorang gadis berambut sebahu dengan mata sipitnya datang.

"Aku boleh duduk disini?" Tanyanya sopan.

"Ya silahkan" ucapku ikutan sopan.

"Kamu dari SMP mana?" Tanyanya lagi

"Aku dulu SMP di Bandung"

"Kenapa pindah? Orang tua pindah tugas? Atau memang pengen disini?"

Aduh baru kenal aja kok banyak tanya ya ni cewek.

"Bukan karena itu, dulu dari tk sampai sd aku di Jakarta. Dan aku punya sahabat cowok, kami sangat dekat bahkan orang tua kami juga saling kenal.." aku menarik nafas panjang sebelum melanjutkan cerita.

"Terus terus?" Tanyanya terlihat penasaran.

"Terus papa aku itu sama sekali gak izinin aku pacaran, padahal dia tau kalau aku sama sahabat aku itu cuma teman dan gak mungkin saling suka. Akhirnya aku di pindahin lagi ke Jakarta, mengesalkan"

"Hmm kasihan juga ya, btw sahabat kamu ganteng gak?"

Aku menaikkan alis dan tertawa kecil.

"Walau belum mengenalmu tapi aku bisa menebak kalau kamu pasti pernah pacaran lebih dari 5?" Tebakku sambil mengacungkan 5 jari.

"Hehe, tepatnya 16 kali"

Aku ternganga, temanku satu ini walau terkesan simple namun banyak juga yang mau dengannya. Bagaimana denganku? Apa ada? Hmm.

"Kenapa bisa sebanyak itu? Kenapa gak satu aja?"

"Namanya juga cinta monyet" dia terkekeh lalu merogoh Iphone miliknya.

Berarti benar kata mama kalau masa-masa seperti ini kita hanya merasakan cinta monyet, bukan cinta yang sebenarnya. Ya dan aku belum pernah merasakan cinta yang sebenarnya.

"Oh ya kita belum kenalan, namaku Anya Steffany Qalefy, biasa di panggil Anya" aku mengulurkan tangan dan disambut antusias olehnya.

"Ocha aja"

"Namamu hanya Ocha?" Tanyaku kaget

"Sebenarnya enggak, tapi aku malu"

Hahaha dia aneh sekali sampai menutupi nama panjangnya. Tapi itu juga haknya.

"Oh ya Anya, kemarin aku lihat ada cogan pas mos. Dia satu kelompok sama aku, tapi gak tau deh kelas berapa"

"Kamu mau gaet dia?"

"Haha enggak lah, aku udah punya pacar"

***
Hari Ke 2

Aku masuk ke kelas pagi ini, ternyata sudah cukup ramai. Aku lihat ke kursiku dan Ocha, lebih tepatnya ke belakang kursiku. Bukannya kemarin kursi di belakang aku kosong ya? Tapi kenapa ada laki-laki disana? WOW!!

Aku bersorak dalam hati, ntah mimpi apa semalam karena ada seorang laki-laki tampan sedang  duduk tepat di belakang kursiku. Dia terlihat sangat cool diam seperti itu, mengetik sesuatu di hp nya sambil menggunakan headphone.

Apa aku tertarik dengannya?

***

Ini cerita keduaku setelah "Give me a second chance my ex". Aku harap kalian suka dengan ceritaku yg satu ini, jangan lupa vote dan commentnya ya..karena semua itu sangat berarti untukku. Elah lebay gue mah, yaudah ayo next.

Love Like People SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang