• Chapter 1 •

Start from the beginning
                                        

"Apa yang menarik dari wajahku sampai kau ingin melukisku, huh?"

"Maksudmu? Kau 'kan tampan, tentu saja banyak yang mau melihatmu!"

"Jangan bercanda, siapa pula yang mau melihatku."

"Aku serius!!"

"Haha."

Sore itu terasa lebih hangat dibandingkan biasanya.

***

Siapa sangka percakapan ringan di kafe itu membawa pertemanan mereka semakin erat?

"Seungmin-ah, temani aku ke perpustakaan!!"

"... Kau 'kan bisa pergi sendiri—"

"Ayolah~"

Sebenarnya, lebih sering Hyunjin yang menyeret Seungmin pergi ke mana-mana.

Seungmin tentu saja bisa menolak, tetapi hati kecilnya sudah sedikit terbuka dan menerima Hyunjin sebagai temannya.

Semoga saja.

"Seungmin-ah, apa kau pernah berpikiran untuk potong rambut?" tanya Hyunjin.

Gerakan Seungmin yang hendak meraih buku di rak terhenti. Wajahnya berubah dingin. "Tidak," ujarnya tegas. Ini topik yang cukup sensitif untuknya. Hyunjin bukan orang pertama yang bertanya mengenai rambutnya.

Jika bukan karena kondisinya, tentu saja Seungmin mau memotong rambut. Siapa yang tidak terganggu jika poni menutup matanya?

"Sama, aku juga!"

Tentu saja, jawaban itu di luar dugaan Seungmin. Dia kira Hyunjin akan mengatakan hal seperti 'kenapa tidak?' atau 'apa kau bisa melihat dengan baik?'.

"Aku ingin memanjangkan rambut! Rambut panjang terdengar menyenangkan, bukan? Aku ingin bisa mengepang atau menguncir rambutku! Lihat saja, selepas lulus aku akan memanjangi rambutku—ow!"

Seungmin menginjak kaki Hyunjin.

"Kita sedang di perpustakaan ... kecilkan suaramu." Seungmin mengembuskan napas saat menyadari penjaga perpustakaan mendelik ke arah mereka dengan wajah masam.

"Hehe, maaf." Hyunjin berbisik, menyengir lebar. "Kalau kau bagaimana? Kau juga ingin memanjangi rambut?"

"Ah, tidak seekstrim dirimu, sih."

"Hei, aku tidak eks—"

"Sshhh!"

"Maaf ...."

Seungmin membuang muka, diam-diam mengulum senyum tipis.

Dia berharap hari ini bisa berlangsung selamanya.

***

Atau mungkin, tidak?

"Hyung!" Hyunjin melambaikan tangan ke arah lelaki yang ada di ambang pintu kafe.

Laki-laki berambut hitam legam dengan wajah asia khas Jepang berjalan menghampiri meja mereka. Seungmin memiringkan kepala, menatap Hyunjin dengan mata penuh tanda tanya.

"Ah, ini kakakku! Bukan kakak kandung, sih. Tapi pokoknya kakakku!!" jelas Hyunjin. "Hyung, ini temanku!"

Lelaki itu duduk di kursi samping Hyunjin. Wajahnya datar, tampak tidak bersahabat. Dia merenggangkan dasi di leher. Tatapannya terlihat kurang menyenangkan.

Seungmin jelas tidak mau mencari gara-gara. Jadi, dia menunduk pelan, memberi salam. "Kim Seungmin," ujarnya, memperkenalkan diri.

"Ya." Hanya itu responnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

An Index of Those We Couldn't SaveWhere stories live. Discover now