• Chapter 1 •

22 3 0
                                        

Seungmin hanya murid biasa pada umumnya.

Dia rajin, disiplin, nilai rata-ratanya pun bagus. Secara keseluruhan, dia merupakan murid teladan seperti sebagian besar siswa di Korea. Tidak kurang, tidak lebih.

Tetapi, semua orang punya rahasia.

Begitu pula dengan Seungmin.

"Seungmin-ah, kurasa kau harus potong rambut." Wali kelasnya menatap dengan tatapan yang sulit diartikan. Tangannya terpaut di atas meja. "Ponimu itu terlalu menutup matamu. Apa kamu bisa melihat dengan jelas?"

"Aku tidak ada kendala," Seungmin menjawab pelan, "aku bisa melihat dengan baik."

"Oh, baiklah." Wali kelasnya pura-pura batuk. Dia merapikan berkas di hadapannya. "Kalau begitu, mari kembali ke topik."

Seungmin saat ini tengah konsultasi mengenai rencana masa depannya. Ini sudah menjadi tradisi di sekolahnya bagi murid kelas tiga untuk mengisi lembar rencana masa depan dan konsultasi kepada wali kelas. Entah rencana mereka adalah melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, bekerja, ataupun membuka usaha.

Yah, untuk Seungmin ....

"Aku tidak tahu."

Kim Seungmin tidak tahu apa yang harus dia lakukan setelah lulus. Dia tidak punya rencana.

Lelaki itu menunduk, menatap lembar rencana masa depannya yang kosong.

Wali kelasnya tersenyum. "Tidak apa. Itu gunanya konsultasi. Coba pikirkan saja baik-baik."

"Terima kasih, Seonsaeng-nim."

Dia berdiri, dan beranjak keluar dari kantor guru.

Pikirkan, ya ....

Sejak awal, Seungmin memang tidak memiliki banyak pilihan.

Pilihan terasa seperti kemewahan baginya.

"Hyunjin-ah! Apa rencanamu setelah lulus?"

"Eehh, tidak tahu, sih. Aku masih bingung."

"Masa, sih? Kamu belum ada rencana?"

"Iya, hehe."

"Tapi kalau itu Hyunjin-ah, aku yakin kau akan baik-baik saja, sih~"

Seungmin berjalan sambil menunduk melewati segerombolan siswa di lorong. Suara tawa mereka memasuki indra pendengarannya. Sedikit membuatnya iri.

Dug.

"Oh?"

Dia tak sengaja menyenggol bahu salah satu siswa lelaki yang sedang bersenda gurau. Lelaki itu memakai anting hitam di telinga kirinya. Jika murid lain yang memakainya, mungkin akan terlihat seperti berandalan. Tetapi anehnya, lelaki itu justru terlihat cocok dengan anting hitam. Apakah ini karena efek wajahnya yang tampan?

"Maaf, aku tidak melihatmu."

"Tidak apa."

Seungmin melanjutkan langkah.

"Eh, tung—"

"Hyunjin-ah, ayo pulang!"

"Ah ... iya."

Seungmin menoleh ke belakang, melihat segerombolan siswa tadi yang berjalan menjauh. Mereka tampak akrab satu sama lain.

Andaikan jika aku normal, apakah aku bisa punya teman?

Jika dia normal ....

Kim Seungmin punya rahasia.

Sebuah rahasia yang membuatnya tidak bisa dikatakan normal.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

An Index of Those We Couldn't SaveWhere stories live. Discover now