Aku membuang wajahku dan merengut tidak suka. Inilah kelakuan Kenneth yang paling aku benci, selalu bertindak seenaknya.
"Kau tidak tertarik lagi untuk bertanya?"
Aku mendengus sebal dan kembali memandangnya yang kini sedang menatapku penuh kerinduan. "Fine! Pertanyaan pertama." Ucapku sembari menghirup napas banyak-banyak. "Apa yang terjadi antara kau dan Ashley?"
"Setahuku namanya Haley, bukan Ashley."
"Just answer it, Ken!"
"Ken." Kenneth tersenyum geli. "Aku merindukan panggilan itu dari mulut manismu, Meg."
Wajahku memerah tanpa meminta ijin. Oh! Aku merindukan ucapan manjanya. "Kenneth."
"Oh, not with Kenneth. Kau selalu memanggilku Ken atau Kenny. Can you do me a favor, pumpkin?"
Aku memejamkan mataku, berusaha menetralisir emosiku yang sedang menuju puncaknya. Kenneth selalu berhasil membolak-balikkan emosiku dan itu menyebalkan.
Aku membuka mataku dan meraih tasku. Aku menyerah! Lebih baik aku pergi dari sini.
"No, Meg. Stay still!" ancam Kenneth sembari mencengkram tanganku. "Kau kira aku mau kau pergi lagi dariku setelah satu minggu aku duduk disini seperti gelandangan?"
Aku berusaha melepas cengkramannya dan gagal. "Ken."
"Duduk dan aku akan tetap mengenggam tanganmu sampai kita selesai dengan penjelasan kita masing-masing."
"Tidak dengan skinship, Ken."
"Tidak ada yang bisa menjamin kau tidak akan pergi sebelum aku mendapatkan penjelasan darimu."
Aku mendengus kesal dan memilih mengalah. "Silahkan dimulai dengan penjelasanmu."
"Apa aku harus memanggilnya Ashley?"
Aku mengangguk. "Yang menjadi mantan calon istrimu adalah Ashley, bukan Haley. So, tell me."
Kenneth menghela napas sebelum bercerita. Sebuah remasan pelan kurasakan pada tangan kiriku. Mungkin untuk memberinya sebuah kekuatan? "Aku dan Ashley adalah teman dekat setelah kau pergi ke London dan kembali beberapa tahun yang lalu."
"Lalu kau pernah berkencan dengannya?"
"Ini giliranku bertanya, Megan dear." Ucapnya dengan senyum yang mengembang di bibir manisnya yang sukses membuatku menggeram sebal.
"Okay, apa pertanyaanmu?"
"Joey, anak siapa dia?"
"Aku."
"Kau tahu maksud pertanyaanku, Meg! Siapa ayahnya?"
"Ini giliranku, Ken." Ucapku membalasnya. Kenneth hanya menggeram sebal sembari mengangguk. "Apa pernah kau mencintai Ashley?" tanyaku sembari menggigit bibirku.
Alis Kenneth mengangkat tinggi lalu terkekeh geli. "Kenapa kalau aku pernah mencintainya?"
"Aku membutuhkan jawaban Ken, bukan pertanyaan."
"Aku harus tahu alasannya."
"Tidak ada pengajuan alasan atas pertanyaan yang kita lontarkan, Ken. Perjanjiannya hanya satu pertanyaan dari ku dan kau bisa bertanya satu hal tentangku."
Kenneth tersenyum lembut dan menatapku lurus-lurus. "Aku hanya pernah mencintai satu orang seumur hidupku dan setahuku namanya bukan Ashley."
Wajahku langsung menghangat dan sesuatu yang ada dalam diriku seolah sedang menari kegirangan. Jantungku melonjak tanpa henti dan itu makin membuat aliran darah ke wajahku semakin lancar. Sial, wajahku pasti sudah semerah tomat. Kenneth bahkan sudah terkekeh senang saat melihat wajah merahku.
"Siapa Drew?" Aku memincingkan mataku. Ini pertanyaan jebakan! "Jangan mencoba berbohong Megan!"
"Dia seseorang yang selalu ada untukku."
Kenneth menggertakkan giginya tidak suka. Aku tahu, tapi aku tidak berusaha menjelaskan lebih lanjut.
"Apa kau tahu kalau aku dan Ashley bersaudara?"
"Ya." Mataku terbelalak mendengar jawabannya. "Apa sebenarnya maumu Kenneth Lincoln?!!!"
"Siapa ayah kandung Joey?" tanya Kenneth tenang. "Apa Drew? Tapi Drew bermata coklat terang seperti milikmu, sedangkan Joey berwarna hijau gelap."
Aku menutup mataku dan menghela napas berat. "Joey hanya anakku, Ken."
"Siapa ayah kandungnya, Meg!"
"Kau tidak perlu tahu."
"Siapa Megan Lincoln?"
"Aku bukan istrimu! Dan namaku Megan Hope Collins!"
"Kau masih istriku walau kau sudah menghilang dari lima tahun yang lalu"
Aku membuka mataku dan menatapnya tidak percaya. "Aku mengajukan gugatan cerai padamu!"
"Dan aku tidak memprosesnya."
"Tapi pengacaraku..."
"Aku sudah mengatasinya dan ia setuju untuk membatalkan pengajuan ceraimu."
SHIT! "Aku harus menceraikanmu, Kenneth!"
"Kenapa?"
"Karena Haley mencintaimu dan aku sudah merebutmu darinya."
"Siapa yang mengatakannya?"
"Haley!"
"Lalu kau tidak mencintaiku?"
"Aku sangat mencintaimu tapi aku harus..."
Aku terbelalak dan kembali me rewind ucapanku. Shit! Aku keceplosan! Ini semua gara-gara Kenneth yang mengajukan pertanyaan dengan cepat! Dia jelas tahu kalau aku selalu kehilangan konsentrasi saat menjawab pertanyaan dengan cepat.
Kenneth tersenyum lembut. "Lalu kenapa kau harus menceraikanku kalau kau tahu dengan jelas kita berdua saling mencintai?"
"Tapi ini tidak benar." Aku mengusap wajahku dengan tangannya yang tidak di genggam Kenneth. "Dan seharusnya kau marah dengan kelakuanku."
"Aku marah, Meg. Sangat marah. Bahkan sampai detik ini." Kenneth meremas lembut tanganku. "Aku sudah berencana untuk memarahimu habis-habisan lalu menarikmu masuk ke dalam kamar dan bercinta habis-habisan supaya kau tahu bagaimana aku merindukanmu."
Aku tergeragap mendengar ucapan frontal Kenneth.
"Tapi semua itu hilang saat aku melihatmu. Bukan memarahimu, tapi aku hanya ingin memelukmu dan tidak mau melepaskannya lagi." Kenneth menatapku lembut dan saat itu juga aku sadar kalau aku begitu merindukannya. "Jadi kumohon jawab pertanyaanku, Meg. Siapa ayah kandung Joey?"
"Kau tahu siapa pemilik mata hijau yang ku kenal. Ku kira dia ayahnya."
-o0o-
,
YOU ARE READING
001. Passing By
ChickLitIni perjodohan plus pemaksaan saat Megan di hadapkan dengan kenyataan kalau dia harus menikahi cucu dari sahabat kakeknya dengan alasan balas budi. Saat sederet rencana sudah ia susun agar perceraian bisa dilaksanakan secepatnya, tidak disangka-sang...
Part 13 - I'm Not Okay
Start from the beginning
