"Tidak kalau kau memang tidak menghendakinya." Ucapnya tajam yang semakin membuatku susah bernapas. "Tapi aku menuntut sebuah penjelasan."
"Penjelasan tentang apa?"
"Semuanya." Ucapnya singkat. "Termasuk dengan surat cerai yang kau ajukan dan pemindahan asset atas namamu menjadi milik Haley."
"Mungkin maksudmu Ashley, Tuan Lincoln?" ucapku sinis.
Bukannya aku tidak menyadari raut wajah terkejutnya, tapi aku berusaha untuk tetap menampilkan wajah datarku.
"Pop dan Haley sudah menceritakannya padaku."
"Good." Jawabku sekenanya. "Jadi seharusnya kau tahu kenapa aku memilih pergi, bukan?"
"Tidak. Aku tidak mengerti." Ucap Kenneth tajam. "Sampai kapanpun aku menolak untuk mengerti, karena satu-satunya hal yang aku tahu bahwa aku mencintaimu dan memilih untuk memilikimu secara posesif hanya untuk diriku sendiri."
"Walau itu berarti kau menyakiti Haley?"
"Kau berusaha untuk mencari pembenaran untuk kelakuanmu?"
"Tidak. Aku hanya menuntut sedikit penjelasan darimu." Ucapku berusaha tenang menghadapi tatapan tajam milik Kenneth. Entah pergi kemana tatapan lembut yang kurindukan. Yah, aku tahu ulah siapa yang mengubah Kenneth seorang lelaki lembut menjadi mengerikan seperti ini.
"Aku sudah mendengar penjelasan a la Pop dan juga Ashley." Ucapku sembari memberi penekanan pada nama Ashley yang makin membuatnya menatapku semakin tajam. "Dan sekarang aku ingin mendengar penjelasan darimu."
"Untuk apa?" tanyanya tenang. "Apa ada jaminan kalau kau akan menjelaskan siapa ayah dari Joey dan kau mau kembali ke Seattle bersamaku?"
Aku mengernyit tidak suka. Joey hanya anakku. Aku tidak pernah meminta lelaki manapun menjadi ayah Joey. Termasuk Kenneth atau Drew.
"Tidak."
"Dan itu artinya aku tidak ada kewajiban apapun untuk menjelaskannya padamu."
"Dan itu artinya juga aku tidak akan pernah kembali ke daratan Amerika ataupun mencoba memperbaiki hubunganku dengan orang-orang disana, termasuk dengan dirimu."
Aku melihat dengan jelas rahangnya yang semakin kaku dan tatapannya yang menatapku lurus. Aku menganggat daguku untuk menunjukkan bahwa aku tak gentar menghadapi emosinya, walau jauh dalam hatiku, aku amat sangat ketakutan.
"Apa ini barter?" tanya Kenneth sembari mengangkat sebelah alisnya.
"Anggap saja begitu."
"Apa ini akan fair?"
"Ya. Tentu saja."
"Aku menjelaskan semuanya dan kau akan menjelaskannya juga."
"Sure." Ucapku setengah yakin.
"Satu pertanyaan dariku untuk satu pertanyaan darimu, bagaimana?"
Oh shit! Dia benar-benar tahu akal licikku!
"Fine!" ucapku sama sekali tidak puas.
"Okay, mulai dari pertanyaanmu." Ucapnya sembari menyenderkan tubuhnya ke sandaran sofa.
"Apa tidak sebaiknya pembicaraan ini dilakukan di ruangan kerjaku?"
Kenneth menggeleng. "No, kau lebih mudah berkelit saat hanya ada kita berdua di dalam ruangan."
Shit!
"Bagaimana kalau ada orang yang dengar?"
"Aku sudah menyuruh Abby untuk mengosongkan kedaimu." Aku melotot mendengar pernyataannya. "Aku sudah mengganti rugi sepuluh kali lipat, Meg. Apa itu masih kurang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
001. Passing By
ChickLitIni perjodohan plus pemaksaan saat Megan di hadapkan dengan kenyataan kalau dia harus menikahi cucu dari sahabat kakeknya dengan alasan balas budi. Saat sederet rencana sudah ia susun agar perceraian bisa dilaksanakan secepatnya, tidak disangka-sang...
Part 13 - I'm Not Okay
Mulai dari awal
