Part 4

164 13 0
                                    

Ni Ra berbaring di tempat tidurnya dengan perasaan berbunga-bunga. Hari ini ia bahagia sekali karena Yesung mengizinkannya untuk bermain dengan Ddangkoma sepuasnya. Ni Ra merasa seperti gadis 5 tahun yang baru saja dibelikan ice cream oleh ibunya. Ia tak mengerti, mengapa hanya karena hal sesederhana itu ia bisa begitu bahagia. Tapi, memang itulah yang terjadi. Ia sangat bahagia. Bukan hanya karena Ddangkoma, tapi juga karena Yesung. Entah mengapa ia begitu gembira bila bertemu dengan pria sipit itu. Sepertinya Ni Ra mulai sadar akan perasaannya sendiri. Ia... jatuh cinta. Jatuh cinta begitu cepat pada seorang kakak kelas pemilik sifat aneh.

Hari-hari berlalu setelah kejadian itu. Berkat Ddangkoma, hubungan Ni Ra dan Yesung menjadi dekat. Hari ini setelah mata kuliah selesai, Ni Ra akan ke rumah Yesung. Yesung berkata bahwa ia ingin mengajak Ni Ra untuk memberi makan Ddangkoma di rumahnya. Ni Ra menanggapi hal itu dengan sangat antusias.

Ni Ra mendudukkan tubuhnya di kursi taman fakultas kedokteran. Ya, ia baru tahu kalau ternyata Yesung adalah mahasiswa kedokteran di kampus ini. Hal itu membuat Ni Ra semakin menyukai pria itu. Ni Ra sepertinya telah terpesona pada sikap Yesung yang sedikit aneh namun tersimpan banyak kehangatan dan kelembutan di dalamnya.

Di depan sana, Ni Ra melihat Yesung sudah keluar dari kelasnya sambil membawa box. Tentu saja Ddangkoma yang ada di dalam box itu.

"Apa kau menunggu lama?" tanya Yesung perhatian. Entah hanya perasaan Ni Ra saja, hari ini Yesung terlihat begitu hangat. Ia melihat Yesung tersenyum begitu manis. Baju yang dikenakan pria itu pun terkesan membuat ketampanannya meningkat. Sebuah celana jeans hitam dan kaos putih berbalut sweater berwarna merah maroon.

"Tidak, Sunbae. ayo kita berangkat sekarang!" kata Ni Ra sambil berdiri dari duduknya.

Yesung mengangguk semangat dan entah sengaja atau tidak, dia menggenggam tangan Ni Ra sampai mereka berdua ada di depan mobil miliknya.

"Yesung Sunbae..." ucap Ni Ra terbata.

"Oh? Mianhae..." Yesung segera melepaskan genggaman tangannya begitu sadar bahwa Ni Ra terlihat gugup saat ia menggenggam tangannya.

Dengan gugup Ni Ra pun masuk ke mobil Yesung. Di dalam sana, mereka sama-sama terdiam. Canggung. Itulah yang mereka rasakan saat ini. Mobil Yesung pun akhirnya sampai di sebuah pet shop. Dia membeli makanan untuk kura-kura kesayangannya sebelum akhirnya melajukan mobilnya ke arah rumahnya.

Saat mobil Yesung berhenti di sebuah kawasan kompleks, Ni Ra bisa melihat rumah Yesung yang begitu besar. Yesung terlihat buru-buru membawa Ni Ra masuk ke dalam rumahnya. Ni Ra begitu takjub melihat rumah Yesung yang begitu besar, namun saat ia masuk ke dalam rumah itu, ternyata keadaan rumah itu begitu sepi. Mungkin hanya seorang pembantu yang ada di rumah itu. Ni Ra mulai mengerti, mengapa Yesung selalu merasa kesepian.

"Ayo kita kesana!" Yesung menyuruh Ni Ra mendekat ke akuarium besar yang ada di sudut ruang tamu. "Ini rumah Ddangkoma, dia bermain disini jika sedang di rumah," jelasnya sambil menunjuk akuarium itu.

"Oh..."Ni Ra hanya bisa takjub melihat akuarium besar itu. Akuarium dengan kaca bening dan tempat makan kura-kura yang sudah terancang rapi di dalamnya.

"Ni Ra-ya bawa Ddangkoma kesini!" perintah Yesung karena dari tadi Ni Ra-lah yang membawa Ddangkoma.

"Ya," ucap Ni Rasambil mendekat ke arah akuarium itu. Ni Ra membuka box yang berisi Ddangkoma, tanpa ia sadari Yesung pun membuka box itu. Tangan mereka bersentuhan untuk beberapa saat. Dalam sekejap, mata mereka pun bertatapan cukup lama.

DEG

Jantung Ni Ra berdebar cepat karena Yesung menatapnya cukup lama. Perlahan Yesung mendekatkan wajahnya ke arah Ni Ra. Apa yang akan dia lakukan pada Ni Ra? Ni Ra begitu gugup dan tak bisa meredakan debaran kencang di jantungnya. Hingga pada akhirnya....

CHU

Yesung mencium bibir Ni Ra tanpa aba-aba. Ni Ra hanya diam mematung sambil merasakan ciumannya. Jantungnya semakin berdebar, rasanya ia ingin pingsan. Beberapa detik berlalu, Ni Ra mendorong tubuh Yesung karena ia kesulitan bernapas akibat ciuman Yesung yang cukup lama.

"Mianhae..." Yesung berucap pelan sambil menatap Ni Ra.

Entah mengapa rasanya Ni Ra ingin menangis saat ini. Ia kecewa karena Yesung menciumnya begitu saja, padahal dia bukan pacarnya.

"Aku harus segera pulang," Ni Ra beranjak dan membawa tasnya yang ada di atas sofa. Tapi sebelum itu terjadi, genggaman tangan seseorang telah menariknya dan membuatnya mendongak menatap wajah Yesung.

"Mianhaeyo, mianhae karena aku melakukannya tanpa izinmu..." Yesung merasa begitu bersalah. Ia pun tak mengerti mengapa ia bisa selancang itu pada Ni Ra. Tapi mungkin itulah yang sebenarnya Yesung rasakan. Yesung jatuh cinta begitu saja pada Ni Ra, dan ingin menjadikan gadis itu sebagai miliknya.

Ni Ra hanya bisa menunduk. Ia tak ingin melihat mata Yesung. Ia merasa takut, malu dan gugup.

"Ni Ra-ya, saranghae..." ucap Yesung pelan. Ia masih menggenggam tangan Ni Ra, mencegah gadis itu untuk tidak pergi begitu saja sebelum ia berhasil mengungkapkan perasaannya.

Seketika itu Ni Ra menatap mata Yesung karena tak percaya dengan ucapa pria itu.

"Kau bercanda, Sunbae?" tanya gadis itu ragu.

"Tidak, aku tidak bercanda. Aku menyukaimu, dari beberapa bulan yang lalu..." ucapnya.

"Apa?" tanya Ni Ra tak percaya.

"Aku menyukaimu sejak dulu, sejak kau berdiri di atas atap dan tersenyum ke arahku..."

Ni Ra terdiam dan tak menyangka dengan hal yang baru saja terjadi. Ia kira cintanya bertepuk sebelah tangan, tetapi ternyata Yesung memiliki perasaan yang sama terhadapnya.

"Ni Ra-ya?" tanya Yesung kembali, kini ia menggenggan tangan Ni Ra dengan lembut.

"Ya?"

"Maukah kau menjadi pacarku?" tanya pria itu begitu serius.

Ni Ra terdiam sejenak sambil memikirkan jawaban apa yang akan ia berikan. Cukup lama ia berpikir, menimbang-nimbang apakah ia akan menerima ajakan itu atau tidak. Sebagian hatinya berkata bahwa semua ini terlalu cepat, namun sebagian hatinya yang lain berteriak bahwa ia begitu menyukai yesung dan harus segera menerima pria itu.

"Ya, aku mau." kata Ni Ra akhirnya.

Yesung terlihat sangat bahagia dengan jawaban Ni Ra. Ia tersenyum bahagia dan menggenggam tangan Ni Ra dengan lebih erat. "Gomawo," ucap Yesung. Tak bisa membendung kebahagiaannya, pria itu membawa Ni Ra ke dalam pelukannya. Ni Ra tak bisa menolak. Ia pun membalas pelukan Yesung, dan tanpa ia duga ternyata berada dalam pelukan pria itu benar-benar membuat hatinya merasa tenang. Ia seperti merasa memiliki pelindung lagi, setelah sebelumnya pelindungnya telah pergi.

"Mulai sekarang, kau harus memanggilku Oppa, arraseo?" perintah Yesung.

"Arraseo, pangeran kura-kura," ucap Ni Ra jahil.

"Apa? Kau panggil aku apa barusan?" Yesung terlihat sedikit kesal dengan panggilan yang Ni Ra berikan padanya.

"Tidak, aku barusan memanggilmu dengan sebutan Yesung Oppa," bohong Ni Ra.

"Gotjimal !" Yesung menatap Ni Ra tajam. Ni Ra rasa ia harus segera kabur sebelum Yesung menyerangnya dengan tatapan yang bisa membuatnya pingsan.

"Ah, aku harus pulang!" jawab Ni Ra sambil segera berlari dari rumah Yesung. Bisa ia dengar, Yesung berteriak di dalam sana.

"Lihat apa yang akan aku lakukan besok di kampus Park Ni Ra! Kau milikku sekarang!!" teriak Yesung begitu keras.

Ni Ra terkikik geli. Ia berlari dengan langkah ringan dan menyetop sebuah taksi untuk segera pulang ke rumah. Di dalam taksi itu, ia menghirup napas dalam-dalam. Kebahagiaan kini telah memenuhi hatinya. Ia sangat bahagia hari ini, ia pun berharap hari seperti ini akan selalu ia rasakan nanti.

TBC

Turtle PrinceWhere stories live. Discover now